Ikhtisar PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

3. Pelatihan Pengelolaan Sampah

Pendidikan masyarakat yang rendah belum mampu menginterprestasikan suatu tulisan atau pengarahan tanpa contoh nyata dalam melaksanakan pengelolaan sampah. Oleh karena itu dilakukan praktek pengolahan sampah. Praktek ini dapat dilakukan jika ada tenaga teknis. Pada saat masyarakat berminat untuk melaksanakan pengelolaan sampah maka diberikan pelatihan kepada pengelola pupuk kompos. Pelatihan ini dapat dilakukan jika ada yang membiayai pelatihan tersebut. Kegiatan pelatihan kepada pengelola pupuk kompos dengan: a. Diperuntukan kepada ibu-ibu yang berminat menjadi pengurus kelompok pengelola sampah dan masyarakat yang berminat untuk membuat pupuk kompos di rumah. b. Masyarakat di daftar yang ingin membuat pupuk kompos. c. Diberikan pelatihan dan materi untuk pembuatan pupuk kompos. d. Pelatihan komposting bagi bapak-bapak, ibu-ibu, dan pemuda. e. Pelatihan pembuatan tempat sampah bagi bapak-bapak dan pemuda.

4. Pengembangan Pilot Projek Pengolahan Sampah

Pengelolaan sampah dapat dilakukan jika ada tempat untuk melaksanakan pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya masyarakat memiliki lahan sebagai tempat pengelolaan sampah. Oleh karena itu perlu pembuatan tempat pengolahan sampah. Kegiatan ini dapat dilaksanakan jika tersedianya dana untuk membangun tempat pengolahan sampah. Pembuatan tempat sampah ini dilakukan secara gotong royong warga yang menentuan lahan untuk penempatan pengolahan sampah, pemungutan iuran dari masyarakat untuk pembangunan tempat pengolahan sampah dan mengerjakan bersama-sama bapak-bapak, pemuda dan ibu-ibu dalam proses pembuatan tempat pengolahan sampah.

7.5 Ikhtisar

Pengembangan pengelolaan sampah berbasis masyarakat menggunakan ruang pemerintah, masyarakat dan masyarakat dengan pemerinntah. Berikut ini adalah program yang ada pada setiap ruang yaitu 1. Di ruang pemerintah a. Advokasi Kebijakan; b. Studi Banding DPRD Kota Pontianak Untuk Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat; c. Peningkatan Sumber Daya Aparatur ; d. Penguatan Anggaran Daerah Untuk Penanganan Sampah; e. Penyusunan Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat; f. Mendorong Pemasaran Pupuk Kompos. 2. Di ruang masyarakat a. Penguatan Apresiasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat; b. Mengembangkan Motivasi terhadap Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat; c. Penguatan Komunikasi dalam Pengelolaan Sampah; d. Penguatan Pemahaman Pemimpin Lokal Terhadap Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat; e. Pengembangan Forum Dialog Dalam Kelompok; f. Pengembangan Forum Komunikasi Antar Warga untuk Perilaku Bersih; g. Pengembangan Kelompok untuk Mengatasi Masalah Bersama; h. Advokasi Publik terhadap Kelompok; i. Penguatan Kader dan Regenerasi; j. Penguatan Pemahaman Pengelolaan Sampah Bagi Warga; k. Penguatan Kepemimpinan Lokal; l. PengembanganRevitalisasi Kerjabakti dalam Pengelolaan Sampah; m. Pengembangan Forum Diskusi Warga dengan Pemerintah; n. Pendidikan Pengelolaan Sampah kepada Publik. 3. Di ruang pemerintah dan masyarakat a. Pengembangan Keahlian untuk Teknologi Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat; b. Pusat Pendidikan Teknologi Pengolahan Sampah; c. Pelatihan Pengelolaan Sampah; d. Pengembangan Pilot Projek Pengolahan Sampah. Tabel 7.1 Program Pengembangam Sampah Berbasis Masyarakat di Ruang Pemerintah No. Program kegiatannya Alasannya Kapan Pihak yang terlibat Tempat Pelaksanaan Mekanisme 1. Advokasi Kebijakan - Agar pemerintah dapat menginterprestasikan rencana strategi Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan indikator kebijakan yang telah ada ke dalam program. - Adanya kebijakan dan program yang dihasilkan tidak sesuai dengan indikator kebijakan. - Interprestasi kebijakan kurang tepat. Pada saat ingin memberdayaka n masyarakat dalam pengelolaan sampah Pemerintah Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan - Ada seorang pendamping yang menjelaskan rencana strategi Dinas Kebersihan dan Pertamanan agar dapat dituangkan dalam program pada akhir tahun anggaran agar dapat diajukan kepada DPRD. . 2. Studi Banding DPRD Kota Pontianak Untuk Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Agar anggota DPRD dapat merubah paradigma pemerintah dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dituangkan dalam pengajuan peraturan daerah dan anggaran pengelolaan sampah. Pada saat ingin memberdayaka n masyarakat dalam pengelolaan sampah LSM, Pemerintah Di wilayah Indonesia yang telah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat - Anggota DPRD mengunjungi wilayah yang telah berhasil melakukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. - Dilakukan pendampingan oleh instansi terkait yang menjabarkan kepada anggota DPRD tentang keunggulan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan hambatan yang dihadapi sehingga anggota DPRD memiliki wawasan dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Dengan harapan pada saat pemerintah mengajukan anggaran pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan anggota DPRD dapat memahami kekurangan pengajuan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. 3. Peningkatan Sumber Daya Aparatur - Agar merubah cara pandang aparat pemerintah dalam mengatasi masalah sampah. - Agar pemerintah mampu melaksanakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Pada saat ingin memberdayaka n masyarakat dalam pengelolaan sampah Pemerintah, LSM Kantor Walikota - Dilaksanakan diklat pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah. - Pelaksanaan diklat dilakukan pada tingkat ekselon dua, tiga dan empat kemudian diikuti dengan staf yang melaksanakan tugas penyusunan program dan tenaga lapangan. - Pelaksanaan diklat diajarkan oleh dosen jurusan pengembangan masyarakat sehingga konsep-konsep dasar pengembangan masyarakat dapat dilaksanakan di lapangan. 4. Penguatan Anggaran Daerah Untuk Penanganan Sampah - Besarnya biaya operasional pengangkutan sampah sehingga pemerintah belum mampu melayani pengangkutan sampah seluruh Kota Pontianak. Salah satu yang belum pernah tertangani pelayanan pengangkutan sampah yaitu daerah pinggir sungai. - Masyarakat memiliki kapasitas berupa modal sosial yang dapat dikembangkan untuk pengelolaan sampah. - Setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda sehingga model pengelolaan Pada saat ingin memberdayaka n masyarakat dalam pengelolaan sampah Pemerintah Di lokasi penentuan pemberdayaan masyarakat Pemetaan potensi masyarakat dalam pengolahan sampah dengan kegiatan : - Pegawai pemerintah mengkaji modal sosial yang ada dikomunitas. - Di lakukan diskusi kepada masyarakat model pengelolaan sampah yang bisa dikembangkan oleh masyarakat. - Perencanaan pengelolaan sampah kepada masyarakat dengan menggunakan dana sharing. Jika pemerintah belum mampu melaksanakan dengan pemberdayaan pengelolaan sampah kerjasama dengan LSM yaitu: - Adanya MoU dengan LSM yang sudah sampah bervariasi setiap wilayah. - Agar mengurangi beban kerja dinas dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat. - Mengatasi kekurangan sumberdaya manusia yang dapat melakukan pemberdayaan. - Mengurangi biaya pemberdayaan penanganan sampah oleh pemerintah. - Menggunakan dana sharing dari LSM, pengusaha dengan coorporate social responsibility dan masyarakat. - Memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah. - Agar program pengelolaan sampah berkelanjutan. Setelah tersedianya infrastruktur untuk keberlanjutan program Pemerintah Wilayah Kota Pontianak yang belum mendapat pelayanan pengangkutan sampah profesional melakukan pemberdayaan berupa pendampingan, pelatihan, dan fasilitasi masyarakat dalam membentuk pengelolaan sampah. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan kolaborasi stakeholder dalam penanganan sampah berbasis masyarakat yaitu dengan kegiatan: - Mengundang LSM yang profesional untuk melakukan pemberdayaan dan pengusaha. - Melakukan rapat pembagian tugas dan fungsi dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah. - Membuat kerangka kerja setiap stakeholder sesuai dengan tugas dan fungsi dari stakeholder tersebut. 5. Penguatan Koordinasi Antar-Instansi - Agar mensinergikan pengelolaan sampah oleh semua dinas terkait. - Agar terintegrasi program pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. - Agar pemerintah dapat memenangkan adipura. - Agar memiliki acuan dalam pengelolaan lingkungan yang memiliki visi, misi, sasaran, tujuan dan tugas dari setiap dinas sehingga terciptanya kesatuan pengelolaan lingkungan. Pada saat ada keinginan pemerintah melaksanakan kebijakan peningkatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah sebelum anggaran baru Pemerintah Kantor walikota Pontianak Rapat koordinasi antar dinas terkait dalam pengelolaan sampah - Adanya rapat teknis antara dinas terkait yang dihadiri oleh kepala dinas tanpa diwakili oleh orang lain. - Pembagian tugas dan fungsi tiap dinas dalam mengembangkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dinas tersebut. - Pembentukan tim koordinasi dalam melaksanakan kerja lapangan sesuai dengan juknis yang telah ditetapkan bersama mengenai pekerja yang Setelah adanya rapat koordinasi penanganan pengelolaan sampah berbasis masyarakat Pemerintah Kantor Walikota Pontianak mendampingi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Membentuk rencana strategi Kota Pontianak - Mengadakan rapat koordinasi untuk mengintegrasikan dan mensinergikan program atau kegiatan di dinasinstansi terkait dalam rencana strategi dinas sebagai koordinator pelaksana penanganan sampah berbasis masyarakat. 6. Penyusunan Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat - Memperkuat status pemberdayaan masyarakat dalam membuat pupuk oleh dinas. - Adanya dasar hukum melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pembuatan pupuk kompos. - Belum adanya peraturan yang mengatur masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah. Setelah adanya pembahasan rapat koordinasi antar dinas terkait Pemerintah Kantor Walikota Pontianak Peraturan Walikota tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat - Dilakukan rapat koordinasi untuk menyusun peraturan walikota yang berpihak kepada kepentingan masyarakat yang melakukan pengkomposan agar membuka pemasaran dari pupuk kompos dan menetapkan koordinator dalam pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. - Draft peraturan sosialisasi melalui seminar kepada masyarakat dengan mengundang aktivis pecinta lingkunganLSM, perguruan tinggi dann masyarakat yang tertarik dengan pembentukan peraturan walikota. Penyusunan standar pelayanan minimum - Penyusunan standard pelayanan minimum ini dilakukan dengan mengundang seluruh stakeholder dalam Tabel 7.2 Program Pengembangam Sampah Berbasis Masyarakat di Ruang Masyarakat seminar untuk menyusun pelayanan yang harus dilakukan oleh pemerintah dan disertai dengan tanggungjawab masyarakat. No Program kegiatannya Alasannya Kapan Pihak yang terlibat Tempat Pelaksanaan Mekanisme 1. Penguatan Apresiasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat - Tidak ada apresiasi terhadap pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat. - Agar masyarakat menyadari bahwa perbuatan membuang sampah disungai akan menyebabkan banjir. - Agar masyarakat mempunyai pandangan bahwa sampah harus ditangani secara bersama. - Agar masyarakat mengetahui sampah dapat bernilai ekonomis - Kurangnya percaya diri dalam mengelola persampahan secara bersama. - Memberikan pemahaman kepada masyarakat secara visual audio sehingga mudah memahami pengelolaan sampah secara komunal. - Komunitas mempunyai kredibilitas yang jelek terhadap kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Pada saat ini juga Pemerintah LSM dan masyarakat Pemerintah LSM dan masyarakat - Pada saat pengajian ibu- ibu - Pada saat posyandu - Gedung Tempat Pengajian Alquran Nurul Islam di Gang Kamnboja pada hari sabtu sore - Pada saat kegiatan PKK di kecamatankelur ahan - Di wilayah komunitas masyarakat Penyuluhan - Penyuluhan tentang kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah komunal bernilai ekonomis, pentingnya kebersamaan dan kekompokan masyarakat. Seminar tentang keberhasilan seorang pengelolaan sampah sehingga menciptakan seorang pengusaha sampah - Dilakukan diskusi kepada Pemerintah LSM dan masyarakat - Gedung Tempat Pengajian Alquran Nurul Islam di Gang Kamboja pada hari sabtu sore - Disetiap RTRWKelurah an masyarakat dengan pengusaha tersebut tentang nilai ekonomis dari sampah. Pemutaran film pengelolaan sampah berbasis masyarakat - Memutar film layar tancap tentang pengolahan sampah secara komunal dilapangan tempat pengajian alquran pada saat malam minggu. 2. Mengembangkan Motivasi terhadap Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat - Belum adanya ikatan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah. - Kurangnya motivasi terhadap pengelolaan sampah berbasis kelompok. - Agar adanya semboyanslogan pengelolaan sampah yang merupakan kebangga RT yang menjadi sejarah pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah pertama kali di Kampung Kamboja. Pada saat ini juga Pemerintah LSM dan masyarakat Gedung Tempat Pengajian Alquran Nurul Islam di Gang Kamboja Penciptaan lagu dari musik adrasah: - Membuat lagu ciptaan perkumpulan adrasah sebagai semboyan RT dalam melaksanakan pengelolaan sampah komunal di komunitas. - Pelaksanaan penciptaan lagu pengelolaan sampah berbasis masyarakat dibuat oleh kelompok adrasah. Setelah terciptanya lagu tersebut dilakukan sosialisasi lagu tersebut dengan kegiatan mengajarkan kepada masyarakat dengan melakukan arak-arakan penyanyian lagu tersebut kepada masyarakat. Selain itu setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat berupa kerjabakti, idul fitri, 17 agustusan dan lain-lain menyanyikan lagu tersebut. Pemerintah LSM dan masyarakat Sekolah, perguruan tinggi dan instansi pemerintah Penciptaan lagu semboyan pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui perlombaan ciptaan lagu. - Perlombaan dilakukan untuk semua kalangan. - Setelah ada lagu tersebut diwajibkan setiap sekolah dasar, sekolah menengah menengah pertama, sekolah menengah atas, instansi pemerintah dan perguruan tinggi untuk menghapal dan menyanyikan lagu tersebut. Pembelajaran lagu tersebut pada tingkat perguruan tinggi dilakukan pada saat ospek. Pembelajaran lagu tersebut di instansi pemerintah dilakukan pada saat diadakan diklat penerimaan calon pegawai negeri sipil dan pada saat dilakukan diklat. Sedangkan pada tingkat sekolah dasar, sekolah menengah menengah pertama, sekolah menengah atas dilakukan pada kegiatan ekstrakulikuler sekolah. 3. Penguatan Komunikasi dalam Pengelolaan Sampah - Agar setiap warga dapat diberi pengarahan tentang pengelolaan sampah secara bersama-sama. - Memberikan pengertian tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat mengatasi Setelah menyebarnya isu tentang pengelolaan sampah berbasis Pemerintah LSM dan masyarakat Rumah penduduk Musyawarah bersama masyarakat - Mendatangi rumah penduduk untuk diskusi tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat mendatangi satu rumah penduduk yang dihadiri beberapa tetangga yang dekat masalah sampah. - Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara bersama perlu dibicarakan bersama masyarakat - Kurang Komunikasi dalam Pengelolaan Sampah. masyarakat diperuntukkan untuk ibu-ibu. - Memberikan masukan tentang pentingnya kebersamaan dalam pengelolaan sampah dan nilai ekonomi yang diperoleh. - Setelah itu dilakukan diskusi tentang pendapat ibu-ibu terhadap pengelolaan sampah secara komunal. Ibu-ibu yang merumuskan permasalahan yang mereka hadapi. Setiap item permasalahan didiskusikan untuk mencapai penyelesaiaan masalah menurut mereka. Hasil penyelesaian masalah tersebut membahas tentang kebutuhan apa yang dapat dilakukan ditingkat komunitas dan memerlukan bantuan dari pihak luar. Setelah dilakukan pemilahan masalah yang dapat diselesaikan tingkat komunitas kemudian dilakukan didiskusikan tahapan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hasil rancangan tersebut dilakukan didiskusikan kepada tingkat komunitas atau seluruh masyarakat yang dipimpin oleh ketua RT untuk mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat baik bapak-bapak, ibu-ibu maupun pemuda setempat. 4. Penguatan Pemahaman Pemimpin Lokal Terhadap Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat - Agar ketua RT berantusias untuk memimpin masyarakat membentuk kelompok pengelolaan sampah. - Agar meyakini ketua RT bahwa pengelolaan sampah dapat dilakukan di RT setempat. - Agar memperoleh persetujuan ketua RT sebagai pemimpin di RT untuk pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. - Ketua RT yang tidak yakin dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. - Lemah pemahaman pemimpin lokal terhadap pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Pada saat ini juga Pada saat ibu- ibu sudah menyetujui pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat setelah dilaksanakan musyawarah kepada ketua RT Pemerintah LSM Pemerintah LSM dan masyarakat Rumah ketua RT Rumah ketua RT Memberi pandangan pengelolaan sampah berbasis masyarakat : - Mendiskusikan kepada ketua RT tentang pengelolaan sampah yang telah berhasil dilakukan di daerah lain. - Mendiskusikan kepada ketua RT tentang Perlombaan Green and Clean. - Memberikan keyakinan adanya ibu- ibu yang dapat melaksanakan kegiatan pengelolaan sanpah - Meminta kesediaan ketua RT untuk memimpin seluruh RT untuk membentuk kelompok sampah. Diskusi ibu-ibu dengan ketua RT : Mendiskusikan keinginan ibu-ibu yang bisa merubah kebiasaan membuang sampah menjadi memilah sampah, melaksanakan pengelolaan sampah secara komunal dengan ketua RT. 5. Pengembangan Forum Dialog Dalam Kelompok - Tidak ada forum dialog dalam kelompok. - Masyarakat belum pernah Setelah masyarakat menyepakati Pemerintah LSM dan masyarakat Gedung Tempat Pengajian Alquran Nurul Islam hari Pembentukan kelompok pengelola sampah: Melakukan pemetaan dilapangan melaksanakan diskusi pengelolaan sampah berbasis masyarakat. - Agar masyarakat membentuk pengurus penanganan sampah. - Agar masyarakat melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan perawatan untuk penanganan sampah. - Agar masyarakat membentuk komitmen dalam pengelolaan sampah secara bersama-sama. untuk melaksanakan kelompok sampah sabtu sore bersama masyarakat terhadap sarana dan prasarana yang mendukung pengelolaan secara komunal seperti lahan tempat pengelolaan sampah. Jika tersedianya lahan ditingkat komunitas dilakukan diskusi kepada masyarakat untuk kesediaan masyarakat merubah pola membuang sampah dengan cara memilah sampah anorganik dan organik. Dalam diskusi dibahas tentang kesediaan melakukan pemilahan sampah di rumah tangga dengan mengajarkan kedisiplinan memilah sampah di keluarga. Selain itu dilakukan juga diskusi tentang kewajiban dan hak masyarakat dalam pengelolaan sampah, pembentukan pengurus kelompok. Pembentukan pengurus dipilih oleh masyarakat setempat karena masyarakat yang memahami warganya yang peduli terhadap lingkungan dan tekun melakukan pekerjaan. 6. Pengembangan Forum Komunikasi Antar Warga untuk Perilaku Bersih - Agar kelompok belajar mengatasi masalah dalam pelaksanaan pengelolaan sampah. - Perilaku masyarakat yang tidak pernah mengelola sampah. - Tidak ada forum komunikasi antar warga. Setelah ada kelompok pengelola sampah Pemerintah LSM dan masyarakat Rumah penduduk Pembentukan kelompok kecil pengelola sampah: - Pengawasan untuk mengubah perilaku masyarakat pada tingkat rumah tangga adalah sesama tetangga yang saling mengingatkan jika sesama tetangga yang dekat tidak disiplin melakukan pemilahan sampah. Selain itu dilakukan juga pendampingan untuk mengingatkan kesepakatan bersama yang telah disepakati. Untuk mengingatkan warga yang belum disiplin dalam mengelola sampah dilakukan oleh ketua kelompok. - Jika masyarakat telah mulai terbiasa memilah sampah maka dilakukan desentralisasi pengawasan kepada sesama tetangga untuk melakukan pengawasan pemilahan sampah. Hal ini dilakukan dengan membentuk kelompok kecil pengelola sampah. - Dilakukan musyawarah bersama masyarakat untuk membentuk kelompok kecil yang memiliki ketua kelompok kecil. Tugasnya untuk membina anggotatetangganya yang masih belum terbiasa memilah sampah. - Dilakukan diskusi sebulan sekali tentang perilaku masyarakat yang belum bisa menuruti kesepakatan pengelolaan sampah secara komunal. 7. Pengembangan Kelompok untuk Mengatasi Masalah Bersama - Kelompok ibu-ibu yang belum terbiasa melakukan diskusi kelompok untuk mengatasi masalah secara bersama-sama. - Tidak pernah dibentuk kelompok untuk mengatasi masalah bersama. Setelah ada kelompok sampah Pemerintah LSM dan pengurus kelompok sampah - Gedung Tempat Pengajian Alquran Nurul Islam di Gang Kamboja Pelatihan diskusi: Diadakan lakukan pelatihan dengan studi kasus melalui film kepada ibu- ibu agar lebih mudah dipahami permasalahannya. Ibu-ibu yang belajar mengatasi masalah tersebut - Agar kelompok dapat mengatasi masalah dalam melakukan pembinaan terhadap anggota yang tidak melaksanakan komitmen bersama. - Agar menimbulkan kepemimpinan kelompok yang dapat memotivasi anggotanya dan mengatasi masalah pengelolaan sampah. Setelah ada kelompok sampah dan kelompok kecil Pemerintah LSM dan ketua kelompok pengelola sampah dan ketua kelompok kecil masyarakat - Gedung Tempat Pengajian Alquran Nurul Islam di Gang Kamboja - Tempat masyarakat yang didampingi oleh tutor untuk mengkoordinir penyelesaian masalah dalam kelompok yang baik yang mencegah dan mengatasi permasalahan perselisihan. Pelatihan kepemimpinan kelompok: - Diadakan lakukan pelatihan dengan studi kasus melalui film kepada ibu- ibu agar lebih mudah dipahami permasalahannya. - Film tentang masalah kepemimpinan kelompok dalam menyelesaikan masalah anggotanya. - Ibu-ibu yang belajar mengatasi masalah tersebut yang didampingi oleh tutor untuk mengkoordinir penyelesaian masalah dalam kelompok yang baik yang mencegah dan mengatasi permasalahan perselisihan. 8. Advokasi Publik terhadap Kelompok - Tidak ada advokasi publik. - Masyarakat baru mengetahui pengelolaan sampah berbasis masyarakat. - Untuk menfasilitasi masyarakat jika mengalami kesulitan dalam melakukan penanganan sampah berbasis masyarakat. Setelah berjalannya kelompok pengelola sampah Pemerintah LSM yang profesional dalam mendampingi masalah masyarakat - Kampung Kamboja - Masyarakat Pendampingan : Pendampingan hidup bersama masyarakat untuk mengarahkan masyarakat dalam pengelolaan sampah tersebut dan lingkungan dengan memberikan pengarahan jika masyarakat mengalami kesulitan baik dari pemasaran, akses terhadap pemerintah dan permasalahan sesama komunitas dan luar komunitas. Kegiatan pendampingan tidak dilakukan lagi jika masyarakat sudah mandiri mengatasi masalah. 9. Penguatan Kader dan Regenerasi - Lemahnya kaderisasi dan regenerasi. - Adanya kader yang akan menyebarkan cara pengelolaan sampah berbasis masyarakat disekitar pinggir Sungai Kapuas sehingga sampah tidak lagi dibuang kesungai. - Sedikit pengarahorang yang paham tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Setelah kelompok kuat untuk melaksanakan pengelolaan sampah Pemerintah LSM dan masyarakat Di pinggir Sungai Kapuas yang masuk dalam wilayah Kota Pontianak Pembentuk kader peduli lingkungan : Memberikan pelatihan kepada pemuda dan ibu-ibu untuk melakukan penyebaran informasi dan menfasilitasimengajarkan masyarakat dengan pengalaman yang telah ada masyarakat dibantaran Sungai Kapuas yang berada di Pontianak rata-rata memiliki hubungan kekeluargaan. 10. Penguatan Pemahaman Pengelolaan Sampah Bagi Warga - Masyarakat pinggir sungai belum memahami pengelolaan sampah. - Masyarakat masih membuang sampah di sungai. - Agar seluruh daerah dibantaran sungai melaksanakan pengelolaan sampah. Setelah ada kader yang dapat membantu memperluas pengelolaan sampah Pemerintah LSM dan masyarakat Di Bantaran Sungai Kapuas yang masuk dalam wilayah Kota Pontianak Perluas penanganan sampah: - Mengajak kader untuk bersama- sama menghadap ketua RTRW diskusi tentang pengelolaan sampah. - Kader yang meyakinkan ketua RTRW untuk merubah masyarakat di pinggir sungai. 11. Penguatan Kepemimpinan Lokal - Sikap ketua RT menunjukkan pesimis terhadap komunitasnya dalam pengelolaan sampah karena adanya ”budaya panas-panas tai ayam”. - Agar masyarakat diseluruh RT saling mendukung pelaksanaan pemilahan sampah. Pada saat ibu- ibu dan ketua RT sepakat melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah komunal Pemerintah LSM dan masyarakat Rumah ketua RT Membuat komitmen bersama untuk pengelolaan sampah: Membuat kesepakatan bersama masyarakat untuk sama-sama memilah sampah dan melaksanakan pengelolaan sampah. 12. Pengembangan Revitalisasi Kerjabakti dalam Pengelolaan Sampah - Masyarakat melaksanakan gotong royong untuk membersihkan kuburan. - Tidak pernah dilakukan kerjabakti dalam pengelolaan sampah. - Agar masyarakat mengetahui cara memilah sampah. - Agar masyarakat mempunyai persepsi mudahnya melaksanakan pemilahan sampah. Pada saat telah adanya keinginan ibu- ibu untuk melaksanakan pengelolaan sampah Pemerintah LSM dan masyarakat Lingkungan RT Kerjabakti memilah sampah: - Kerjabakti dilakukan oleh seluruh masyarakat. - Setelah kerja bakti dilakukan menyanyikan lagu adrasah dalam pengelolaan sampah. 13. Pengembangan Forum Diskusi Warga dengan Pemerintah - Tidak ada forum yang menghubungkan warga dengan pemerintah. - Komunitas kurang berhubungan dengan pihak Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial yang menangani permasalahan sampah di daerahnya. - Agar masyarakat mengetahui adanya pelayanan dari pemerintah tentang bantuan teknis mengatasi masalah pengelolaan sampah. Salah satu contohnya adanya Setelah adanya keinginan ibu- ibu untuk melaksanakan pengelolaan sampah Pemerintah LSM dan masyarakat Rumah ketua RT Forum Komunikasi: - Masyarakat dan pemerintah saling diskusi tentang kebutuhan masyarakat. - Adanya jadwal untuk diskusi dengan pemerintah dan masyarakat. tenaga teknis mendampingi membuat pupuk kompos. 14. Pendidikan Pengelolaan Sampah kepada Publik - Agar masyarakat mengetahui peraturan walikota yang mendorong warga Kota Pontianak untuk mendukung kegiatan pengkomposan yang dilakukan kepada masyarakat. - Masyarakat merasa pemerintah bertanggungjawab terhadap masalah pengelolaan sampah. - Kurangnya pendidikan pengelolaan sampah kepada publik. - Agar memotivasi masyarakat untuk memenangkan Perlombaan Green and Clean dalam mengelola lingkungan secara swadaya. - Adanya persaingan pemasaran pupuk kandang. - Masyarakat membutuhkan pemasaran pupuk kompos yang telah dilakukan. - Agar pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat yang belum mampu bersaing dalam pemasaran. - Agar masyarakat termotivasi untuk membuka usaha dalam pengelolaan sampah. - Agar membuka pemasaran bagi Setelah pengesahan SK Walikota Pemerintah Wilayah Kota Pontianak Sosialisasi Peraturan Walikota - Dilakukkan sosialisasi di tv kalbar dan surat kabar. - Setiap penyuluhan yang dilakukan dinas-dinaskantor agar menginformasikan Peraturan Walikota ini. - Menyebarkan selebaran kepada warga melalui RT masing-masing. Kegiatan ektrakulikuler di sekolah - Pelajar diberikan kegiatanmateri tentang pengelolaan sampah dengan memilah sampah. Materi yang diberikan dengan memberikan wawasan dampak sosial dan ekonomi dari sampah yang bertumpuk sehingga perlunya merubah perilaku membuang sampah. - Memutar film anak-anak tentang pengelolaan sampah. Hal ini dilakukan pada tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. - Perlombaan penciptaan nyanyian dan semboyan pengelolaan sampah dilakukan pada anak sekolah. Pada tingkat pasar - Dilakukannya sosialisasi tentang kelompok pengelola kompos. - Pemerintah memberikan subsidi terhadap masyarakat. - Pemerintah memanfaatkan pupuk pada dinas pertanian, dinas kebersihan dan dinas kehutanan. - Agar pupuk masyarakat dapat masuk dalam kategori layak dipasarkan dengan unsur hara yang memenuhi standar pemasaran. - Agar ada penampung yang akan memasarkan pupuk kompos tersebut. - Agar adanya koordinator yang memasarkan hasil pupuk kompos ke seluruh Indoensia. - Agar pengelola pupuk kompos yang belum memenuhi standar unsur hara pupuk kompos dapat lebih berkualitas. - Agar mampu bersaing dengan kelompok pupuk kompos yang telah berhasil memenuhi standar unsur hara pupuk kompos - Agar pengelola pupuk kompos yang belum memenuhi standar unsur hara pupuk kompos dapat lebih berkualitas. - Agar mampu bersaing dengan kelompok pupuk kompos yang telah berhasil memenuhi standar unsur hara pupuk kompos. - Membuka akses kerjasama dengan Setelah ada tim koordinasi dalam pengelolaan sampah Pemerintah Kantor Walikota Pontianak peranserta pedagang dalam melaksanakan pengelolaan sampah. Untuk mendorong masyarakat melaksanakan kegiatan ini maka dilakukan pengawasan oleh petugas kepada pedagang untuk melaksanakan kewajiban mereka dalam mengelola sampahnya. Promosi Perlombaan Green and Clean Kota Pontianak - Dilakukan sosialisasi di tv kalbar dan surat kabar. - Setiap penyuluhan yang dilakukan dinas-dinaskantor agar menginformasikan peraturan walikota ini. - Menyebarkan selebaran kepada warga melalui RT masing-masing. Hal ini dilakukan bersamaan dengan sosialisasi peraturan jika ada pelaksanaan sosialisasi peraturan. Mekanisme pemerintah menampung sementara pembelian pengolahan sampah dari masyarakat - Rapat antar dinas terkait untuk menentukan penempatan alokasi dana untuk pembelian pupuk kompos masyarakat, penyaluran pupuk kompos yang dibeli oleh pemerintah kepada dinas lain yang membutuhkan, penentuan harga pembelian pupuk. perusahaan dengan kualitas yang terjamin. - Agar pemerintah dapat menampung hasil pupuk kompos yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Setelah terbentuknya kelompok kompos yang di Kota Pontianak Setelah adanya kelompok kompos yang eksis dalam pembuatan pupuk kompos dari sampah Setelah adanya kelompok pupuk kompos yang memenuhi standar unsur hara pupuk kompos Setelah adanya kelompok pupuk kompos Kelompok pengelola pupuk kompos, pemerintah Kelompok pengelola pupuk kompos, pemerintah Kelompok pengelola pupuk kompos, pemerintah Pemerintah Dinas Kebersihan Pemerintah Masyarakat Pemerintah daerah yang berada di Kalbar Pembelian pupuk oleh pemda - Pembelian dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang akan didrop ke dinas-dinas yang membutuhkan pupuk kompos tersebut. Subsidi uji kualitas pupuk agar dapat dipasarkan - Membuat persyaratan yang berhak mendapatkan subsidi uji kualitas pupuk kompos. - Memberikan secara gratis pengujian kualitas pupuk yang telah memenuhi syarat. Koperasi kompos Mencari pemasaran pupuk kompos dari masyarakat yang akan dipasarkan di seluruh Indonesia dengan mengikuti pameran dan mempromosikan hasil pupuk kepada pertanian dan memasang iklan di internat untuk penjualan. Membangun kerjasama dengan perusahaan dalam Kalimantan Barat Tabel 7.3 Program Pengembangam Sampah Berbasis Masyarakat di Ruang Pemerintah dan Masyarakat yang memenuhi standar unsur hara pupuk kompos Pemerintah Dinas Urusan Pangan - Membuat MoU dengan pemerintah daerah di Kalbar yang memerlukan pupuk kompos untuk pertanian mereka. - Pengelolaan pupuk kompos tersebut adalah koperasi pupuk kompos. Perusahaan daerah tanaman hias - Pemerintah membentuk perusahaan tanaman hias yang dikelola oleh pegawai pemerintah agar dapat mengembangkan bungatanaman hias yang ada di Kalimantan Barat sehingga dapat bersaing di pasaran tanaman hias tingkat propinsi No. Program kegiatannya Alasannya Kapan Pihak yang terlibat Tempat Pelaksanaan Mekanisme 1. Pengembangan Keahlian untuk Teknologi Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat - Agar meningkatkan kualitas perubahan sampah menjadi pupuk kompos dan sebagainya hasil olahan sampah. - Komunitas belum mengetahui pengelolaan sampah. - Pemerintah belum memiliki tenaga ahli untuk Sebelum tahun anggaran baru Pemerintah, perguruan tinggilemba ga penelitian Kantor Walikota Pontianak Kerjasama dengan perguruan tinggilembaga penelitian dalam pengolahan sampah: - Membuat MoU dengan perguruan tinggilembaga penelitian dalam menyediakan bahan untuk pengolahan sampah dan hasil eksperimen pengembangan teknologi mengubah pengembangan teknologi pengolahan sampah. sampah menjadi barang bernilai ekonomi. 2. Pusat Pendidikan Teknologi Pengolahan Sampah - Agar masyarakat mengetahui mekanisme pembuatan pupuk yang ditawarkan oleh LSMpemerintah. - Tidak pernah ada teknologi pengolahan sampah di masyarakat. - Masyarakat belum mengetahui teknologi pengolahan sampah. - Agar masyarakat mendapat pengarahanbimbingan awal untuk pengelolaan sampah. - Masyarakat belum terbiasa melaksanakan pengelolaan sampah. - Agar masyarakat mendapatkan bimbingan pada saat mengalami kesulitan untuk pembuatan pupuk. Setelah ada tempat pengolahan sampah Setelah berjalannya kelompok sampah Pemerintah LSM dan masyarakat Pemerintah LSM dan masyarakat Tempat pengolahan sampah Kantor LSMpemerintah Pembinaan terhadap pelaksanaan pengolahan sampah: - Bersama-sama dengan kelompok sampah untuk mengolah sampah. - Menata penempatan pembuatan pupuk yang baik. Unit konseling untuk kesulitan pembuatan pupuk: - Adanya pelayanan sms untuk mendapat bantuan teknis dalam pengolahan sampah. 3. Pelatihan Pengelolaan Sampah - Agar merubah persepsi masyarakat membuat pupuk kompos itu mudah. - Agar masyarakat mengetahui gambaran tentang pengelolaan sampah. - Sampah selama ini menjadi barang tidak berharga. - Masyarakat ingin mengetahui cara pengolahan sampah. Setelah proposal pengolahan sampah disetujui Setelah praktek pengolahan sampah Pemerintah LSM Pemerintah LSM di rumah RT Gedung tempat Pengajian Alquran Nurul Islam hari sabtu - Tenaga ahli yang mempraktekkan di depan masyarakat tentang pembuatan pupuk, kerajinan tangan dari sampah. - Kemudian dipraktekkan oleh masyarakat sendiri. Pelatihan kepada pengelola pupuk kompos: - Diperuntukan kepada ibu-ibu yang berminat dalam menjadi pengurus kelompok dan masyarakat yang berminat - Agar masyarakat mengetahui pembuatan pupuk yang berkualitas. - Agar masyarakat berubah cara pandang menilai sampah menjadi barang yang berguna. - Masyarakat hanya mengetahui pengolahan sampah dengan cara membakar, membuang sampah ke TPS. - Tidak pernah dilakukan training pengolahan sampah. dan sore untuk membuat pupuk di rumah. - Masyarakat di daftar yang ingin membuat pupuk kompos. - Diberikan pelatihan dan materi untuk pembuatan pupuk kompos. - Pelatihan komposting bagi bapak-bapak, ibu-ibu, dan pemuda. - Pelatihan tempat sampah bagi bapak- bapak dan pemuda. - Pelatihan kerajinan sampah bagi Ibu-ibu yang dilaksanakan di Gedung Tempat Pengajian Alquran Nurul Islam oleh petugas pelatihan setiap seminggu sekali untuk per item pelatihan. 4. Pengembangan Pilot Projek Pengolahan Sampah - Agar ada tempat pengolahan sampah. - Masyarakat tidak memiliki tempat pengolahan sampah. - Tidak ada pilot projek pengolahan sampah. Setelah ada kelompok sampah Pemerintah LSM dan masyarakat Tempat pengolahan sampah Pembuatan tempat pengolahan sampah: - Penentuan lahan untuk penempatan pengolahan sampah. - Pemungutan iuran dari masyarakat untuk pembangunan tempat pengolahan sampah. - Mengerjakan bersama-sama bapak-bapak, pemuda dan ibu-ibu dalam proses pembuatan tempat pengolahan sampah.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN