Pendahuluan PEMBELAJARAN PRAKTEK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KOMUNITAS PINGGIRAN

VI. PEMBELAJARAN PRAKTEK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KOMUNITAS PINGGIRAN

SUNGAI KAPUAS DI KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

6.1 Pendahuluan

Perlunya dilakukan pembelajaran pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada komunitas di pinggiran sungai karena penulis menganggap bahwa setiap komunitas memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Proses pembelajaran ini akan lebih membantu penulis mengetahui masalah yang dihadapi oleh komunitas karena penulis berusaha merintis membuka akses kepada pemerintah, pengusaha, dan LSM kepada komunitas. Proses pengenalan komunitas dan memahami permasalahan di tingkat komunitas akan lebih mudah dipahami jika penulis terjun langsung melakukan pembelajaran pengembangan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan cara proses transplantasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat dari Kompleks Perumahan Dwi Ratna ke komunitas pinggir sungai. Penulis bisa memahami secara detail permasalahan dan kendala di tingkat komunitas. Kondisi kedua komunitas untuk melaksanakan proses transplantasi adalah sebagai berikut: Matriks 6.1 Kondisi Komunitas Perumahan Dwi Ratna dan Pinggir Sungai No Tipe Dwi Ratna Komunitas Pinggir Sungai Ket 1. Kepemimpinan Ketua RT yang mempelopori pengelolaan sampah Ada ketua RT yang peduli terhadap kemajuan masyarakat dan Ibu Fa yang sangat tertarik dengan masalah sampah Cocok 2. Kebersamaan Gotong royong Gotong royong Cocok 3. Keterbukaan terhadap teknologi Komposting Komposting Cocok 4. Masalah yang dihadapi Pelayanan pengangkutan sampah yang tidak pernah masuk gang Pelayanan pengangkutan sampah yang tidak pernah masuk gang Cocok 5. Tipe sampah Rumah tangga Rumah tangga Cocok 6. Partisipasi Komunitas bersedia mengelola sampah Komunitas bersedia mengelola sampah Cocok 7. Lahan pengelola sampah Di lingkungan komunitas Di lingkungan komunitas Cocok 8. Karekteristik Buang sampah sembarangan di jalan Buang sampah sembarangan di sungai Beda karakter 9. Wilayah Di daratan Di pinggir sungai Beda letak geografi s 10. Kondisi sosial Di lingkungan sekitar rumah yang banyak sampah Di lingkungan bawah rumah banyak sampah Beda lingkun gan Perbedaan kondisi kedua komunitas tetap dapat dilakukan tranplantasi proses pembelajaran dari komunitas Kompleks Perumahan Dwi Ratna kepada komunitas pinggir sungai karena pengelolaan sampah yang akan dilakukan proses pembelajaran pengelolaan sampah pada sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga yang dapat menjadi nilai ekonomi bagi komunitas yang mengelola sampah rumah tangga. Proses transplantasi pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat dari Kompleks Perumahan Dwi Ratna kepada komunitas pinggir sungai dilakukan dengan cara: • Memanggil ketua RT dari Kompleks Perumahan Dwi Ratna ke forum diskusi dengan warga komunitas pinggir sungai untuk menceritakan historis pengelolaan sampah berbasis masyarakat bisa terlaksana di kompleks perumahan tersebut dan penghasilan dari membuat kerajinan sampah tersebut. • Mempraktekkan pengelolaan sampah yang telah dilakukan oleh komunitas Kompleks Perumahan Dwi Ratna kepada warga komunitas pinggir sungai dengan cara pembuatan pupuk kompos dan memperlihatkan hasil kerajinan tangan yang dibuat dari sampah. • Mancari donator yang akan menyediakan sarana tempat sampah untuk pengelolaan sampah.

6.2 Kondisi Sosial Kemasyarakatan Sebelum Adanya Proses Pembelajaran