IV. PETA SOSIAL KELURAHAN BENUA MELAYU LAUT KECAMATAN PONTIANAK SELATAN KOTA PONTIANAK
Pemetaan sosial dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan dalam penanganan masalah sosial. Pemetaan sosial social mapping adalah proses
penggambaran masyarakat yang sistemik serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profil dan masalah sosial
yang ada pada masyarakat tersebut. Salah satu bentuk atau hasil akhir pemetaan sosial biasanya berupa suatu peta sosial yang sudah diformat sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu image mengenai pemusatan karakteristik masyarakat atau masalah sosial.
4.1 Lokasi
Kelurahan Benua Melayu Laut merupakan kelurahan yang berada di tengah pusat perdagangan, yang memiliki luas 84,431 Ha. Orbitasi jarak dari pusat
pemerintahan kelurahan dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Orbitasi, Jarak dan Waktu Tempuh Ke Kelurahan
No. Orbitasi
Jarak km Waktu jam
1. 2.
3. Kelurahan yang terjauh
Pusat kedudukan wilayah kerja Ibukota propinsi
7 3
2,5 ½
16 16
Sumber: Monografi Kelurahan Benua Melayu Laut, 2007.
Kampung Kamboja berada di Kelurahan Benua Melayu Laut Kecamatan Pontianak Selatan dan memiliki beberapa RT yang salah satunya adalah RT 02
RW 07 yang berada di pinggir Sungai Kapuas. Posisi RT 02 RW 07 berada di
tengah Kampung Kamboja. Secara geografi Kampung Kamboja berbatasan dengan beberapa wilayah, meliputi:
Sebelah utara berbatasan dengan Sungai Kapuas. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Tanjung Pura.
Sebelah barat berbatasan dengan Gang Baru.
Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Perintis Kemerdekaan. Warga asli Kampung Kamboja merupakan suku melayu yang bertempat tinggal di
pinggir sungai sedangkan masyarakat yang berada di darat merupakan warga pendatang di Kampung Kamboja dengan suku cina. Adanya perbedaan etnis di
Kampung Kamboja tidak menimbulkan masalah .
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh warga Kampung Kamboja, warga pendatang di Kampung Kamboja ikut
berpartisipasi memberikan dana untuk kegiatan yang akan diadakan di Kampung Kamboja.
4.2 Struktur Penduduk
Untuk mengetahui suatu wilayah apakah struktur penduduknya merupakan beban pembangunan atau telah menjadi modal pembangunan yang produktif adalah
sebagai berikut: a. Rasio jenis kelamin
Diketahui jumlah penduduk Kelurahan Benua Melayu Laut dengan jumlah laki-laki 5316 orang dan jumlah perempuan 5188 orang. Sehingga diperoleh
rasio sebagai berikut: Rasio Jenis Kelamin =
xk perempuan
Penduduk laki
- laki
Penduduk
Rasio Jenis Kelamin = 100
5188 5316
x Rasio jenis kelamin adalah 102,5 berarti jumlah laki-laki lebih banyak dari
perempuan dengan lebih banyak laki-laki sebesar 2,5 dari perempuan. b. Struktur Umur Penduduk
Struktur umur penduduk juga ditunjukkan oleh umur median. Umur median adalah umur yang membagi dua penduduk suatu wilayah. Semakin tinggi
umur median merupakan indikasi penduduk yang semakin tua, sebaliknya semakin rendah umur median menunjukkan semakin muda penduduk suatu
wilayah. Biasanya penduduk yang umur median kurang dari 20 tahun di
golongkan sebagai “penduduk muda”, dan yang umur median 30 tahun keatas di golongkan sebagai “penduduk tua”. Umur penduduk yang tua merupakan
modal pembangunan sebagai sumberdaya manusia untuk masa yang akan datang. Penduduk yang tua akan lebih produktif untuk menanggung beban
penduduk yang tidak produktif.
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk menurut Kumulatif Umur
No. Usia tahun
Jumlah Penduduk orang
Kumulatif Jumlah Penduduk orang
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 0 – 4
5 – 9 10 – 14
15 – 19 20 – 24
25 – 29 30 – 34
35 – 39 40 tahun ke atas
388 427
494 1114
1184 1189
1076 863
3768 388
815 1309
2423 3607
4796 5872
6735 10503
Jumlah 10503
Sumber: Monografi Kelurahan Benua Melayu Laut, 2007.
Gambar 4.1 Komposisi Penduduk Kelurahan Benua Melayu Laut
Um = Bum + k
Fzm Fzm
P 2
−
Um = 34,5 + 5
1184 5872
2 10503
−
1,000 1,000
2,000 3,000
4,000
0-4 5-9
10-14 15-19
20-24 25-29
30-34 35-39
40 keatas
Pr Lk
Um = 34,5 – 2,6 Um = 37,1
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penduduk Kelurahan Benua Melayu Laut adalah penduduk tua karena umur mediumnya diatas 30 tahun. Warga RT 02
RW 07 memiliki banyak umur yang produktif sehingga memiliki banyak tenaga kerja. Dengan keterbatasan lapangan pekerjaan maka warga masih
banyak yang belum bekerja. Oleh karena itu di wilayah ini perlu dibangun lapangan pekerjaan yang baru.
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Komunitas RT 02 RW 07
No. Usia tahun
Laki-Laki orang Perempuan orang
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 0 – 4
5 – 9 10 – 14
15 – 19 20 – 24
25 – 29 30 – 34
35 – 39 40 – 44
45 – 49 50 – 54
55 – 59 60 +
10 9
9 13
20 29
18 12
12 11
8 8
13 6
11 12
15 13
21 14
9 16
10 7
9 10
Jumlah 167
153
Sumber: Olahan Penulis dari Kartu Keluarga RT 02 RW 07
Gambar 4.2 Komposisi Penduduk Komunitas RT 02 RW 07 Kelurahan Benua Melayu Laut
40 30
20 10
10 20
30
0-4 5-9
10-14 15-19
20-24 25-29
30-34 35-39
40-44 45-49
50-54 55-59
60-64
Lk Pr
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa struktur penduduk RT 02 RW
07 Kelurahan Benua Melayu Laut merupakan penduduk tua sehingga banyak penduduk produktif yang bisa menjadi modal pembangunan. Hal ini menunjukkan
adanya tenaga kerja untuk menjadi kelompok pengelola sampah. Untuk menjadi pengelola sampah tidak memerlukan pendidikan tinggi. Sedangkan jumlah
penduduk menurut agama adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk menurut Agama
No Agama
Jumlah orang Frekuensi
1. 2.
3. 4.
5. Islam
Khatolik Protestan
Hindu Budha
5538 317
741 20
3888 53
3 7
0.1 37
Sumber: Monografi Kelurahan Benua Melayu Laut, 2007.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa 37 jumlah penganut agama budha karena sebagian besar warga beretnis cina di Kelurahan Benua Melayu
Laut. Kelurahan Benua Melayu Laut memiliki banyak warganya yang beretnis cina karena kelurahan ini merupakan pusat perdagangan. Mayoritas penduduk di
Kota Pontianak beragama islam dengan 53 dari jumlah penduduk di kelurahan.
4.3 Mobilitas Penduduk