Pengelolaan Sampah Pola Insenerator di Kota Pontianak

5.5 Pengelolaan Sampah Pola Insenerator di Kota Pontianak

Pengadaan insenerator berada di Gedung Olahraga Pangsuma Kota Pontianak. Penyediaan insenerator untuk mengatasi masalah sampah yang belum tertangani untuk di daerah yang belum memiliki TPS. Hal ini sesuai dengan tujuan Dinas Kebersihan dan Pertamanan yaitu meningkatkan pengelolaan pemusnahan sampah insenerator agar kualitas lingkungan hidup terjaga. Pengerjaan insenerator ini dilakukan oleh petugas kebersihan dengan membakar sampah yang dibawa oleh petugas sampah yang mengambil sampah dari rumah warga. Insenerator akan dihidupkan jika ada petugas sampah dari warga yang membawa sampah dan siap untuk dibakar. Cara pembakaran insenerator ini dengan menumpukkan kayu di dalam tungku insenerator kemudian disiram dengan minyak tanah. Pengambilan sampah dilakukan oleh petugas sampah di sekitar daerah Jalan Purnama, Jalan Mekar, Jalan Suprapto dan sekitarnya dengan upah petugas sampah setiap rumah sebesar Rp. 10.000,-bulan. Pembayaran gaji tukang sampah ada yang melalui ketua RT dan langsung dilakukan oleh petugas sampah. Untuk penarikan iuran sampah melalui RT, petugas sampah tidak mengetahui berapa iuran sampah setiap rumah yang dipungut oleh ketua RT untuk pengangkutan sampah. Pengadaan insenerator ini membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan petugas sampah membeli gerobak sampah dan gerobak dorong untuk mengambil sampah dari rumah ke rumah. Rata-rata petugas sampah yang mengangkut sampah sekitar 100 rumah. Kerusakan insenerator pernah terjadi pada tahun 2006 membuat sampah menumpuk di tempat penampungan sampah di insenerator. Berdasarkan hasil penelitian Pratama 2004 mengatakan bahwa perbaikan insenerator diasumsikan biaya perbaikan kurang lebih sama dengan biaya untuk membeli yang baru. Upaya perbaikan insenerator ini dengan mengganti alat blower. Akibat dari kerusakan tersebut menyebabkan asap menggumpal dan petugas yang membakar sampah ke insenerator mengalami penyakit kulit. Berdasarkan hasil penelitian dari Permana 2003 menunjukkan bahwa jika kondisi yang diharapkan mengharuskan penentuan teknologi pengolahan sampah dititikberatkan kepada perhatian: membuka kesempatan kerja, meminimalkan potensi konflik yang mungkin terjadi, menciptakan peluang usaha bagi masyarakat, membuka peluang kepada sektor informal dan formal untuk terlibat, serta dapat meningkatkan peran serta masyarakat, maka teknologi pengkomposan adalah prioritas utama untuk diterapkan dibandingkan insenerator. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah menggunakan insenerator adalah sebagai berikut: 1. Besarnya biaya operasional dan perawatan mesin insenerator. 2. Pelayanan pengadaan insenerator hanya dapat dinikmati oleh masyarakat yang mampu membayar uang retribusi sampah untuk mengangkut sampah dari rumah ketempat insenerator. Sedangkan masyarakat masih sulit membuang sampah ke TPS yang jauh dari rumah. 3. Ketergantungan masyarakat dengan insenerator. Hal ini ditunjukkan dengan sampah menumpuk pada saat insenerator rusak. 4. Keberadaan insenerator tidak mengubah perilaku masyarakat dan persepsi masyarakat dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga yaitu pemilahan sampah dan mendaur ulang sampah. 5. Pencemaran yang menimbulkan penyakit bagi petugas. Berikut ini adalah gambar operasionalisasi pengambilan sampah dari rumah sampah ke insenerator sebagai berikut: Ya Tidak Gambar 5.4 Operasionalisasi Pengangkutan Sampah Untuk Insenerator Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa sumberdaya manusia yang rendah dalam pengelolaan sampah dengan menggunakan teknologi. Penggunaan teknologi akan memerlukan biaya yang tinggi untuk perawatan dan perbaikan peralatan. Masyarakat tidak berpatisipasi dalam pemilahan sampah Pembuangan sampah di depan rumah Sampah Penjemputan oleh tukang Penjemputan dengan gerobak sampah, sepeda motor Pengangkutan ke transfer depo Pembongkaran muatan sampah Pemilahan oleh tukang sampah Masih berguna Penampungan ditempat khusus Pelapakan Pemuatan ke dalam truk angkutan sampah Pengangkutan ke TPA Pembuangan ke TPA Insenerator Debu 1. Masyarakat yang tidak mampu membayar tukang sampah harus membuang sampah ke insenerator 2. Pengadaan insenerator hanya bagi masyarakat yang bisa membawa sampah ke tempat insenerator 3. Sampah disekitar wilayah pengangkutan sampah tetap kotor karena masyarakat masih membuang sampah sembarangan 1. Petugas terkena penyakit kulit 2. Pencemaran udara 3. Sampah menumpuk jika insenerator rusak

5.6 Anggaran Pengelolaan Sampah Kota