yang memiliki waktu luang. Salah satu contoh kebijakan tersebut adalah membuat perlombaan kerajinan sampah. Adanya potensi masyarakat ini perlu mendapatkan
penghargaan sehingga memotivasi warga lainnya berpartisipasi dalam pengolahan sampah.
5.10 Ikhtisar
Hasil evaluasi pola pengelolaan sampah di Kota Pontianak secara umum adalah sebagai berikut:
Matriks 5.1 Telaahan Evaluasi Pengelolaan Sampah Di Kota Pontianak
No Telaahan terhadap
Fakta 1.
Manajemen dan organisasi pengelolaan sampah di Pontiana
Pemerintah Kota Pontianak tidak mampu mengelola sampah
2. Rencana strategis pengelolaan sampah
tahun 2005-2009 Rencana strategis belum merujuk
kepada “basis masyarakat” dan CSR 3.
Teknik operasional pengelolaan pasar Tidak ada kejelasan secara
institusional kelembagaan yang mengelola sampah pasar
4. Pengelolaan sampah di wilayah
pemukiman penduduk Kota Pontianak Tidak terjalin suatu hubungan antara
kelembagaan di aras RT dan kelembagaan pemerintah dan lainnya
5. Pengelolaan sampah pola insenerator di
Kota Pontianak Tidak berjalan sebagaimana
diharapkan karena diperlukan kualitas SDM, biaya tinggi, institusi
tidak berfungsi
6. Anggaran pengelolaan sampah kota
Anggaran terbatas 7.
Pengaturan pengelolaan sampah di Kota Pontianak
Regulasi tidak menciptakan “ruang” bagi pengelolaan sampah berbasis
masyarakat 8.
Pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kecamatan Pontianak
Utara Leadership dan kondisi sosial-
ekonomi masyarakat menentukan keberhasilan pengelolaan sampah
berbasis masyarakat
9. Masalah partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan non pengelolaan sampah
berbasis masyarakat Makna “partisipasi” masih dalam
rangka paradigm lama. “Partisipasi” dimaknai sebagai respon masyarakat
terhadap program pemerintah bukan semua stakeholder masyarakat,
pemerintah, dan sektor swasta berperan serta.
Berdasarkan hal di atas dapat dikatakan bahwa pemerintah tidak memberikan insentif kelembagaan kepada masyarakat. Adapun permasalahan yang dihadapi
adalah sebagai berikut: 1. Pada tingkat pemerintah, permasalahan yang dihadapi adalah sumberdaya
manusia, teknologi yang digunakan, manajemen pengelolaan sampah, ego sektoral, sarana dan prasarana yang digunakan, besarnya biaya operasional
pelayanan sampah, sosialisasi peran masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang untuk memberikan kesadaran berpartispasi dalam pengelolaan
sampah, belum mampu menginterprestasikan indikator pembentukan kelompok dalam penyusunan program untuk pengelolaan sampah berbasis
masyarakat dan program yang dirancang masih bertujuan untuk jangka pendek, program pemerintah tidak memprioritaskan perubahan perilaku
masyarakat dalam mengelola sampah. 2. Pada tingkat masyarakat, permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya
partisipasi dalam pengelolaan sampah, persepsi masyarakat yang menganggap permasalahan sampah adalah tanggungjawab pemerintah, kebiasaan
membuang sampah tidak pada tempatnya, masyarakat belum memahami pengelolaan sampah berbasis masyarakat, masyarakat tidak mengetahui
teknologi pengelolaan sampah, kurangnya bantuan pemerintah memberikan pelatihan dalam pengelolaan sampah.
3. Mengatasi masalah sampah membutuhkan penanganan masalah pada aras pemerintah, masyarakat dan kerjasama masyarakat dan pemerintah yang
harus disinergi yaitu dalam hal pengembangan teknologi, dan pendidikan non formal.
Sedangkan hasil evaluasi permasalahan pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang sudah berjalan di Kecamatan Pontianak Utara adalah sebagai
berikut:
1. Pengelolaan ini tergantung figure seorang pemimpin yaitu ketua RT. Jika figure orang tersebut hilang dapat menyebabkan berhentinya pengelolaan
sampah. 2. Kurangnya pemasaran hasil kerajinan tangan dari sampah.
Bila pola ini hendak ditransfer ke masyarakat pinggir sungai maka diperlukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Program pengembangam sampah berbasis masyarakat di ruang pemerintah berupa kebijakan-kebijakan yang memihak kepada pengelolaan sampah
berbasis masyarakat dan kerjasama dengan stakeholder. 2. Program pengembangam sampah berbasis masyarakat di ruang masyarakat
berupa penguatan modal sosial yang ada di masyarakat. 3. Program pengembangam sampah berbasis masyarakat di ruang pemerintah
dan masyarakat berupa pelatihan dan pengembangan teknologi.
VI. PEMBELAJARAN PRAKTEK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KOMUNITAS PINGGIRAN