2.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah menurut Damanhuri dan Padmi 2005 adalah dengan melakukan perubahan bentuk perilaku yang
didasarkan pada kebutuhan atas kondisi lingkungan yang bersih yang pada akhirnya dapat menumbuhkan dan mengembangkan peran serta dalam bidang
kebersihan. Perubahan bentuk perilaku masyarakat dapat terwujud apabila ada usaha membangkitkan masyarakat dengan mengubah kebiasaan, sikap dan
perilaku terhadap kebersihansampah tidak lagi didasarkan kepada keharusan atau kewajibannya, tetapi lebih didasarkan kepada nilai kebutuhan. Untuk mengubah
kebiasaan tersebut, maka diperlukan sosialisasi terhadap peran serta masyarakat yang dilakukan secara menyeluruh, yaitu kalangan pemerintah, swasta, perguruan
tinggi dan masyarakat. Hal ini merupakan kolaborasi seluruh stakeholder untuk berperanserta dalam mengelola sampah. Keberhasilan pengelolaan sampah sangat
tergantung kepada kesadaran dan kemauan untuk ikut berperanserta dari stakeholder.
Senada dengan pikiran diatas, Freire dalam Mudiyono,et al 2005 menilai bahwa pemberdayaan sebagai metode yang mengubah persepsi sehingga memungkinkan
individu beradaptasi dengan lingkungannya, dan oleh karena itu perlu intervensi dan stimulus dari luar. Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan
empowerment, berasal dari kata “power” kekuasaan atau keberdayaan. Karena itu, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.
Tujuan pemberdayaan untuk menambah kekuasaan yang kurang beruntung. Pernyataan terdiri dari dua konsep yang berbeda ‘kekuasaan’ dan ‘kurang
beruntung’ Ife, 2003 yaitu: a. Kekuasaan terhadap definisi kebutuhan
Salah satu ciri masyarakat modern adalah kediktatoran terhadap kebutuhan. Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa orang diberi kekuasaan untuk
mendefinisikan kebutuhan mereka karena mereka juga memerlukan pengetahuan dan keahlian yang relevan, proses pemberdayaan ini memerlukan
pendidikan dan penerimaan informasi.
b. Kelompok yang kurang beruntung lainnya Yang termasuk kelompok yang kurang beruntung yaitu lanjut usia, masyarakat
terasing, mereka yang tinggal di daerah terpencil, gay dan lesbian.
2.4 Pengolahan Sampah