Teknik Operasionalisasi Pengelolaan Sampah Pasar

Program yang dilakukan pemerintah kurang tepat karena belum mengedepankan tujuan Kota Pontianak yaitu pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Adanya program peningkatan dan pemeliharaan kebersihan dengan kegiatan operasional pengendalian TPA dan kerjasama operasional swakelola dan mitra kerja, masih menunjukkan kepada pola kerjasama dengan pihak ketiga dan tidak menggerakkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Sedangkan untuk program peningkatan dan pemeliharaan kebersihan, peningkatan sarana dan prasarana kebersihan dan peningkatan peralatan kebersihan sudah benar tetapi program tersebut sebaiknya tidak melalui kegiatan insenerasi tetapi dengan kekuatan masyarakat dalam mengelola sampah yang difasilitasi oleh program tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa rencana strategisbelum mengarah kepada basis komunitas – pengembangan masyarakat – CSR.

5.3 Teknik Operasionalisasi Pengelolaan Sampah Pasar

Pengelolaan sampah yang diserahkan kepada swasta pertama kali pada Pasar Flamboyan dan Pasar Mawar yang menjadi pengelolaan sampah oleh swasta. Hal ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2000 yang dilaksanakan selama enam bulan dimulai dari Agustus sampai Januari 2001. Kerjasama ini diteruskan sampai tahun 2007. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban Pemerintah Daerah Kota Pontianak dalam penanganan sampah. Adapun kerjasama operasional Pasar Mawar dan Pasar Flamboyan dengan kegiatan: 1. Melakukan penyapuan pada lorong-lorong dan bawah meja pedagang. 2. Melakukan pengangkutan sampah hasil penyapuan ke TPS. 3. Melakukan pembersihan saluran dalam lingkungan pasar. 4. Melakukan penyapuan pada lingkungan luar pasartempat parkir. 5. Memelihara sarana operasional kebersihan pasar. Sedangkan untuk pengumpulan sampah pada pasar-pasar tradisional dilakukan tenaga dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pengumpulan sampah dilakukan setiap hari. Kegiatan dimulai dari penyapuan los-los, meja-meja jualan, lapak halaman trotoar jalan sampai dengan sampah saluran got. Kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh pekerja yang dikoordinir oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan mulai pukul 08.00 – 13.00 Wib. Sampah tersebut diangkut dengan gerobak sampah untuk dimasukkan kedalam dump trukkontainer dan ada pula yang ditampung pada TPS yang di bangun disekitar pasar tersebut. Kemudian sampah- sampah tersebut diangkut dengan dump trukkontainer untuk dibawa ke TPA Batu Layang. Sampah pasar volumenya relatif meningkat pada saat tiba hari-hari besar, seperti Tahun Baru Masehi, Imlek, Cap Goh Me, Idhul Adha, Idul Firti, Hari Natal, Momentum Hari Nasional, Kegiatan Besar Propinsi dan Kota. Demikian pula pada musim buah, pada musim ini Kota Pontianak akan dibanjiri berbagai jenis buah sesuai dengan musimnya, terutama buah durian. Oleh karena itu, jika musim buah ini tiba maka timbunan volume sampah meningkat. Pada umumnya pada pada hari-hari besar volume sampah meningkat mencapai 100 persen -200 persen. Jenis buah-buah yang datang dari daerah adalah durian, rambutan, langsat, rambai, jambu, semagka, jeruk, melon dan mangga. Data volume sampah pada pasar-pasar sebagai berikut: Tabel 5.1 Data Volume Sampah di Pasar Kota Pontianak No Nama Pasar Ritasihari Vol.sampah M 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Flamboyan Dahlia Mawar Kemuning Teratai Siantan Kenanga Puring Nipah Kuning Pasar Tengah 8 4 4 4 4 4 2 1 1 4 48 32 32 32 32 32 12 6 6 24 Jumlah 36 256 Sumber : Diolah Tim DKP, 2007. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di pasar adalah sebagai berikut: 1. Penempatan posisi antara pedagang belum tertib sehingga lorong-lorong tertutup menyebabkan kebersihan di los-los dan kios-kios disepanjang jalan masuk sulit dilakukan karena tempat estela dagangan tidak dirapikan kembali banyak menggunakan meja permanen yang tidak bisa dipindahkan. 2. Para pedagang membuang sampah tidak menggunakan kantong atau keranjang sampah. Sampah dibiarkan berserakan di tempat jualan sehingga memperlama kerja petugas mengumpulkan sampah untuk dibuang ke TPS. 3. Banyak pedagang yang berjualan disepanjang jalan masuk pasar serta dilingkungan tempat parkir sehingga menyulitkan dalam penyapuan jalan luartempat parkir. 4. Pasar di sapu pada pukul 08.00 – 13.00 Wib dan pasar tutup pada pukul 15.00 Wib sehingga pasar tidak bersih. 5. Operasional pengangkutan sampah dari TPS pasar dilakukan dengan dua mobil. Pengangkutan sampah dapat diatasi dengan dua mobil pengangkutan. Pada saat satu mobil rusak maka sampah di TPS tidak dapat terangkut dan sampah menumpuk di TPS. Tindakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan kerjasama kepada pihak ke tiga. Hal ini tidak membuat perubahan yang signifikan untuk merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Pelaksanaan pelayanan yang dilakukan masih sebatas membersihkan sehingga hal tersebut tidak mendapatkan perubahan perilaku masyarakat untuk membuang sampah pada tempat dan waktu yang telah ditentukan. Hal ini dibuktikan dengan ketidaktahuan pedagang tentang pengelolaan sampah yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan sehingga tidak mungkin menumbuhkan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah untuk mengatasi masalah sampah di pasar. Masalah sampah adalah masalah perilaku manusia dalam mengelola sampah yang dihasilkan jika pelayanan yang dilakukan hanya sebatas pada pelayanan membersihkan maka Kota Pontianak tidak akan pernah bersih. Pertumbuhan sampah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Kegiatan membersihkan bukan merupakan tanggungjawab dari pemerintah tetapi tanggungjawab masyarakat juga. Tetapi pelayanan yang dilakukan pemerintah belum pada tahap pemberi kesadaran masalah sampah merupakan masalah bersama untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Berikut ini gambar adalah operasionalisasi pengangkutan sampah pasar, sebagai berikut: Gambar 5.2 Operasionalisasi Pengelolaan Sampah di Pasar

5.4 Pengelolaan Sampah Di Wilayah Pemukiman Penduduk Kota Pontianak