Anggaran Pengelolaan Sampah Kota

5.6 Anggaran Pengelolaan Sampah Kota

Pembiayaan dari dana APBD Kota Pontianak yang membiayai seluruh pekerjaan pengelolaan sampah di Kota Pontianak baik di pasar dan wilayah Kota Pontianak dengan sistem angkut – kumpul – buang dan operasional insenerator. Biaya operasional pengelolaan sampah melebihi pendapatan retribusi pengangkutan sampah oleh masyarakat. Biaya operasional yang dilakukan masih bertumpu kepada pelayanan pengangkutan sampah atau membersihkan sampah di TPS. Pemerintah belum mengembangkan kekuatan masyarakat dalam mengelola sampah. Permasalahan anggaran selalu menjadi faktor utama tidak dapat dilakukannya kegiatan menggerakkan masyarakat karena semua biaya pengelolaan sampah diperuntukkan perawatan untuk kendaraan dan mesin insenerator juga biaya operasional pengangkutan sampah seperti upah tenaga harian lepas dan biaya bensin kendaraan pengangkutan sampah. Berikut ini adalah anggaran dalam pengelolaan persampahan Kota Pontianak: 1. Pengadan Conteiner ukuran 6 m 3 . Pengadaan Conteiner ini bertujuan untuk menampung serta memudahkan sistem pengangkutan sampah melalui amrroll truck ke TPA. Tahun 2007 alokasi dana APBDnya terealisasi sebesar Rp. 235.000.000,-. 2. Peningkatan sampah dengan sistem swakelola dari TPS ke TPA. Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkut sumber sampah dari masyarakat kota Pontianak yang ditampung ditempat penampungan sementara TPS kemudian dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir TPA, agar kota tetap bersih. Tahun 2007, alokasi dana APBD pada kegiatan ini terealisisr sebesar Rp. 4.115.193.300,-. 3. Operasional Penyapuan Kebersihan Pasar dan Jalan Kota. Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan agar kondisi pasar dan jalan yang ada di Kota Pontianak, agar terjaga, agar terpeliharan dan tetap dalam keadaan bersih. Pada tahun 2007, realiasasi alokasi dana pada kegiatan ini sebesar Rp. 1.931.516.000,-. 4. Operasional Pemeliharaan Kebersihan Hari-Hari Besar dan APEKSI. Kegiatan ini bertujuan, agar setiap pelaksanaan peringatan hari-hari besar dan APEKSI yang dilaksanakan di Kota Pontianak sebelum dan sesudahnya kebersihan, keindahan dan kerapian tetap terjaga, terpeliharan dan terkelola dengan baik. Sampai berakhirnya tahun anggaran 2007, alokasi dana APBD pada kegiatan ini terealisir sebesar Rp. 44.574.300,-. 5. Operasional Pemeliharaan Kebersihan Hari-Hari Besar. Kegiatan ini dilakukan agar sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan hari- hari besar di Kota Pontianak, agar tetap terkontrol terkelola kebersihan dan keindahan Kota Pontianak dengan baik. Pada tahun 2007 alokasi dana APBD yang terserap sampai berakhirnya kegiatan ini Desember sebesar Rp. 63.370.000,-. 6. Kerjasama Operasional, Swakelola dan Mitra Kerja. Kegiatan ini dilakukan, agar pengelolaan sampah dan sebagainya tempat pembuangan Akhir TPA tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pada Akhir tahun 2007, realisasi alokasi dana APBD Kota Pontianak pada kegiatan ini di TPA sebesar Rp. 1.111.664.400,-. 7. Operasional Pemusnahan Sampah dengan Alat Incenerator. Kegiatan ini dilakukan bertujuan, agar dapat mengurangi penumpukan jumlah sampah diwilayah sekitar Kecamatan Pontianak Selatan atau sekitarnya tidak lagi dibawa ke TPA, tetapi dibakar dengan Alat Incenerator. Tahun 2007 realisasi alokasi dana APBD pada kegiatan ini terserap sebesar Rp. 144.146.790,-. 8. Perrbaikan dan Pemeliharaan TPS. Kegiatan ini bertujuan Tempat Pembuangan Sementara TPS samah dari masyarakat Kota Pontianak, tetap dalam kondisi baik dan dapat digunakan agar Kota Pontianak selalu dalam keadaan bersih. Tahun 2007 alokasi dana APBD terealisir sebesar Rp. 138.652.000,-. 9. Perbaikan Landasan Conteiner. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar posisi Conteiner pada waktu diletakkanditepatkan di penampungan sementara sampah tidak miring, dan pada waktu ditarik oleh Amroll Truck mudah dilakukan, sehingga pekerjaan menjadi lancar dan cepat. Tahun 2007, realisasi alokasi dana APBD sebesar Rp. 34.778.000,- atau 99,37 dengan realisasi fisik 100 . 10. Pemeliharaan Rutin Alat Angkutan Bermotor dengan Sistem Swakelola UPTD Perbengkelan. Maksud tujuan diadakannya kegiatan adalah untuk memelihara agar semua armada angkutan sampah, dan mobil operasional lainnya tetap terjaga dan terpeliharan dengan baik, sehingga pengangkutan sampah yang ada diseluruh Kota Pontianak dapat terangkut dan Kota Potianak tetap terjaga kebersihannya. Pada tahun 2007, alokasi dana APBD terealisir sebesar Rp. 818.105.825,-. 11. Pemeliharaan Conteiner Maksud dari kegiatan ini adalah agar kondisi Conteiner yang ada selama ini tetap baik dan dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Tahun 2007 anggarannya terealisir sebesar Rp. 95.696.000,-. 12. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan di TPA. Kegiatan ini bertujuan agar semua Mobil Angkutan Sampah yang keluar masuk ke Tempat Pembuangan Akhir TPA berjalan lancar. Pada tahun 2007, alokasi dana APBD yang terealisir pada kegiatan ini sebesar Rp. 171.969.000,-. 13. Peningkatan Peralatan Kebersihan. Maksud dari diadakannya kegiatan ini untuk menambah alat pengatur penyusun sampah yang diangkut dan ditumpuk oleh Truck sampah, agar sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir TPA tetap terkelola dengan baik sesuai pada tempatnya. Pada tahun 2007 realisasi alokasi dana APBD sebesar Rp. 1.316.982.475,-. 14. Peningkatan dan Pemeliharaan Kebersihan. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memberikan berbagai bentuk penyuluhan , khususnya Peraturan tentang Undang-Undang Kebersihan dan Lingkungan,agar masyarakat Kota Pontianak tahu dan mengerti dari arti Pentingnya Kebersihan.Tahun 2007, alokasi dana APBD sampai akhir tahun terealisir sebesar Rp. 521.422.350,-. Pemerintah belum mampu menarik iuran sampah kepada seluruh penduduk Kota Pontianak karena penarikan uang retribusi sampah dilakukan kerjasama dengan PDAM yang dilakukan pada tingkat rumah tangga dan pertokoan sedangkan untuk pasar dan pedagang dilakukan dengan penarikan langsung. Oleh karena itu, masyarakat yang tidak menggunakan fasilitas air PDAM, tidak membayar uang retribusi sampah. Banyak masyarakat yang tidak menggunakan air PDAM. Hal ini memperbesar biaya pemerintah harus mensubsidi pelayanan pengangkutan sampah. Permasalahan lain yang dihadapi pemerintah adalah penarikan iuran sampah terlalu rendah dengan biaya operasional pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pemerintah belum dapat menaikkan retribusi karena pelayanan pengangkutan sampah yang dilakukan oleh pemerintah tidak memuaskan masyarakat. Pemerintah dianggap tidak berhasil mengelola sampah Kota Pontianak. Kondisi pemerintah dalam mengelola sampah seperti buah simalakama karena menaikan retribusi sampah, masyarakat dapat protes. Jika retribusi tidak dinaikkan maka pemerintah akan selalu kekurangan dana untuk menambah armada melayani pengangkutan sampah. Kekurangan armada pengangkutan berhubungan erat dengan anggaran membeli armada yang baru. Keterbatasan pemerintah terhadap anggaran seakan-akan sebagai permasalahan yang tidak ada pemecahannya. Sebenarnya pemerintah dapat menggalang stakeholder yang ada untuk mencari solusi yang ada seperti menggalang kerjasama dengan LSM yang memiliki dana untuk menggerakkan masyarakat, dana CSR dari perusahaan yang ada di Pontianak, dana hibah dari donator untuk pengelolaan lingkungan dan dana masyarakat untuk mengelola sampah ditingkat komunitas. Persoalan anggaran ini dapat diatasi dengan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah. Dengan adanya pemberdayaan menimbulkan dana sharing antara pemerintah dan masyarakat. Selain dapat mengurangi biaya pemerintah juga dapat merubah kebiasaan masyarakat untuk memilah sampah.

5.7 Pengaturan Pengelolaan Sampah di Kota Pontianak