Program Pengembangam Sampah Berbasis Masyarakat di Ruang

Untuk mencegah pemasaran yang belum dapat menampung produk pupuk yang dihasilkan oleh masyarakat maka pemerintah membuka perusahaan daerah tanaman hias. Banyak tanaman hias yang ada di Kalimantan Barat belum dibudidayakan sehingga perlu dikembangkan potensi yang ada untuk dipasarkan pada tingkat nasional. Hal ini dapat dilakukan jika ada pegawai yang mempunyai hobi dan keterampilan untuk mengembangkan jenis-jenis tanaman hias di Kalimantan Barat menggunakan pupuk kompos. Tanaman hias sudah merupakan bang pasar yang memiliki daya jual tinggi khususnya untuk daerah jawa. Pecinta tanaman hias mau membayar mahal untuk tanaman hias yang langka.

7.4 Program Pengembangam Sampah Berbasis Masyarakat di Ruang

Pemerintah dan Masyarakat Berdasarkan hasil analisis bab sebelumnya terdapat permasalahan pengembangan masyarakat dalam pengelolaan sampah pada aras pemerintah dan masyarakat. Kombinasi di ruang ini perlu dilakukan karena pengembangan pengelolaan sampah di masing-masing ruang secara sendiri-sendiri di anggap tidak mencukupi. Pengembangan program hanya dilakukan secara struktural karena pada aras ini mengembangkan teknologi pengelola sampah dan pelatihan pengelolahan sampah. Adapun program pengembangan masyarakat dalam pengelolaan sampah pada aras pemerintah dan masyarakat sebagai berikut:

1. Pengembangan Keahlian untuk Teknologi Pengolahan Sampah Berbasis

Masyarakat Pemerintah masih menggunakan kekuatan teknologi dalam pengelolaan sampah sehingga tidak mendidik masyarakat ikut dalam pengelolaan sampah pada tingkat rumah tangga. Untuk merubah paradigma mengatasi masalah dengan kekuatan masyarakat maka pemerintah perlu melakukan kerjasama dengan perguruan tinggilembaga penelitian untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Oleh karena itu membentuk kerjasama dengan perguruan tinggilembaga penelitian dalam pengolahan sampah. Hal ini dapat dilakukan jika pemerintah ingin pupuk kompos dari sampah dapat bernilai jual kepada perusahaanbidang pertanian sehingga masyarakat yang melakukan pengolahan sampah mendapatkan pekerjaan baru. Tenaga ahli yang ikut mengembangkan pengolahan sampah adalah lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang melakukan eksperimen pengembangan teknologi pengolahan sampah. Pengembangan keahlian kepada warga dilakukan dengan memasukkan ke dalam pusat pendidikan teknologi. Bentuk kerjasama antara pemerintah dengan perguruan tinggilembaga peneliti dengan membuat MoU dengan perguruan tinggilembaga penelitian dalam menyediakan bahan untuk pengolahan sampah dan hasil eksperimen pengembangan teknologi mengubah sampah menjadi barang bernilai ekonomi. 2. Pusat Pendidikan Teknologi Pengolahan Sampah Selama berpuluh-puluh tahun masyarakat tidak melakukan pengelolaan sampah. Agar perencanaan pengelolaan sampah dengan teknologi yang sesuai dengan masyarakat maka dibuat pusat pendidikan teknologi pengelolaan sampah. Pusat pendidikan ini akan diberikan kepada masyarakat untuk didiskusikan bersama masyarakat. Kegiatan ini akan dilaksanakan jika tersedianya dana pengelolaan sampah di daerah pinggir sungai karena masyarakat belum secara penuh mampu memenuhi pengadaan teknologi pengelolaan sampah. Pusat pendidikan ini merupakan tempat masyarakat untuk melakukan pelatihan pembuatan hasil pengolahan sampah agar dapat bernilai ekonomis. Kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan untuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat memerlukan pembinaan terhadap pelaksanaan pengolahan sampah yang tersedia di pusat pendidikan teknologi pengolahan sampah. Hal ini dapat dilakukan jika ada tenaga pendamping yang mengarahkan masyarakat cara pembuatan pupuk kompos. Jika masyarakat tidak memiliki tenaga pendamping yang tinggal bersama masyarakat maka diperlukan unit konseling untuk kesulitan pembuatan pupuk. Pengadaan unit konseling ini dapat dilakukan jika pemerintah ingin merubah paradigma pengelolaan sampah.

3. Pelatihan Pengelolaan Sampah

Pendidikan masyarakat yang rendah belum mampu menginterprestasikan suatu tulisan atau pengarahan tanpa contoh nyata dalam melaksanakan pengelolaan sampah. Oleh karena itu dilakukan praktek pengolahan sampah. Praktek ini dapat dilakukan jika ada tenaga teknis. Pada saat masyarakat berminat untuk melaksanakan pengelolaan sampah maka diberikan pelatihan kepada pengelola pupuk kompos. Pelatihan ini dapat dilakukan jika ada yang membiayai pelatihan tersebut. Kegiatan pelatihan kepada pengelola pupuk kompos dengan: a. Diperuntukan kepada ibu-ibu yang berminat menjadi pengurus kelompok pengelola sampah dan masyarakat yang berminat untuk membuat pupuk kompos di rumah. b. Masyarakat di daftar yang ingin membuat pupuk kompos. c. Diberikan pelatihan dan materi untuk pembuatan pupuk kompos. d. Pelatihan komposting bagi bapak-bapak, ibu-ibu, dan pemuda. e. Pelatihan pembuatan tempat sampah bagi bapak-bapak dan pemuda.

4. Pengembangan Pilot Projek Pengolahan Sampah

Pengelolaan sampah dapat dilakukan jika ada tempat untuk melaksanakan pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya masyarakat memiliki lahan sebagai tempat pengelolaan sampah. Oleh karena itu perlu pembuatan tempat pengolahan sampah. Kegiatan ini dapat dilaksanakan jika tersedianya dana untuk membangun tempat pengolahan sampah. Pembuatan tempat sampah ini dilakukan secara gotong royong warga yang menentuan lahan untuk penempatan pengolahan sampah, pemungutan iuran dari masyarakat untuk pembangunan tempat pengolahan sampah dan mengerjakan bersama-sama bapak-bapak, pemuda dan ibu-ibu dalam proses pembuatan tempat pengolahan sampah.

7.5 Ikhtisar