13
Metode inkuiri terdapat tiga macam jenis, di antaranya jenis inkuiri terbimbing, jenis inkuiri bebas, dan jenis inkuiri bebas yang dimodifikasi. Metode
yang akan diguanakan dalam penelitian ini adalah inkuiri terbimbing karena anak usia sekolah dasar masih memerlukan bimbingan guru dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri.
4. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa Amien,
1987: 137. Guru memberikan petunjuk yang cukup luas kepada siswa bagimana menyusun dan mencatat. Langkah sebelum memberikan petunjuk kepada siswa,
guru terlebih dahulu harus mengarahkan siswa untuk membuat rumusan hipotesis. Merumuskan hipotesis merupakan salah satu langkah dalam metode inkuiri
terbimbing. Dalam merumuskan hipotesis, rumusan dituliskan dengan menggunakan kata tanya
“apakah”. Kata tanya “apakah” digunakan sebagai dasar untuk menjawab hipotesis penelitian.
Dalam metode inkuiri terbimbing guided inquiry siswa memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan berupa pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing Mulyasa, 2007: 109. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, inkuiri terbimbing guided inquiry adalah langkah pembelajaran inkuiri yang
masih melibatkan guru untuk membimbing dalam proses pembelajaran.
5. Langkah-langkah Metode Inkuiri Terbimbing
Langkah-langkah metode pembelajaran inkuiri meliputi a inkuiri, b merumuskan masalah, c mengajukan hipotesis, d mengumpulkan data, e
menguji hipotesis, dan f merumuskan kesimpulan Sanjaya, 2006: 198-202. Keenam langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa agar
siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah 1 menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
14
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, 2 menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa untuk mencapai tujuan, 3 menjelakan
pentingnya topik dan kegiatan belajar Sanjaya, 2006: 199. Pada tahap orientasi hal yang dilakukan oleh guru adalah mengkondisikan siswa supaya siswa siap
untuk mengikuti proses pembelajaran. b.
Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu 1 masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa, 2 masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti, 3 konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa Sanjaya,
2006: 199-200. c.
Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis memiliki landasan berpikir yang kokoh sehingga hipotesis yang dimunculkan itu
bersifat rasional dan logis Sanjaya, 2006: 200-201. d.
Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pada tahap mengumpulkan data dibutuhkan motivasi yang kuat dalam dalam belajar, ketekunan, dan
kemampuan menggunakan potensi berpikir. Peran guru pada tahap ini adalah memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai
jenis pertanyaan-pertanyaan secara merata pada seluruh siswa sehingga siswa terangsang untuk berpikir Sanjaya, 2006: 201.