63
Tabel 4.9 Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
No. Kelompok
t t
2
df r
R
2
Efek
1 Kontrol
4,09 16,73
26 0,62
0,39 39
Besar 2
Eksperimen 7,96
63,40 26
0,84 0,70
70 Besar
Penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan penerapan metode ceramah pada kelompok
kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi. Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi adalah 0,62
atau 39 yang setara dengan efek besar, sedangkan besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi
adalah 0,84 atau 70 yang setara dengan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest
Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana korelasi antara pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen. Distribusi tata yang diperoleh adalah normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal
Field, 2009: 57 179. Data yang diambil adalah rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data skor
pretest dan skor posttest I menujukkan bahwa data berdistibusi normal sehingga analisis data yang digunakan adalah Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan
yang digunakan dalam uji korelasi rerata pretest ke posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Tabel 4.10 berikut ini adalah hasil uji korelasi rerata skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen lihat Lampiran 4.9.1
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok Kontrol Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest-Posttest I 0,38
0,049 Positif signifikan
Kelompok Eksperimen Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest- Posttest I 0,60
0,001 Positif signifikan
64
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi adalah Pearson Correlation
menunjukkan 0,38 yang berarti Pearson Correlation bernilai positif. Nilai positif pada Pearson Correlation berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin
tinggi skor posttest I. Hasil uji korelasi rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menevaluasi menunjukkan bahwa harga
Sig. 2-tailed 0,05 atau p 0,05. Dapat dikatakan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi. Berdasarkan hasil
harga Sig. 2-tailed 0,05 yakni 0,049 maka kesimpulannya adalah terjadi
peningkatan skor yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi adalah Pearson Correlation
menunjukkan 0,60 yang berarti Pearson Correlation bernilai positif. Nilai positif pada Pearson Correlation berarti bahwa semakin tinggi skor pretest, maka
semakin tinggi skor posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi
menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed 0,05 atau p 0,05. Dapat dikatakan
bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
mengevaluasi. Berdasarkan hasil harga Sig. 2-tailed 0,05 yakni 0,001 maka
kesimpulannya adalah terjadi peningkatan skor yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
mengevaluasi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Tujuan dilakukan uji pengaruh perlakuan adalah untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat pada posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Posttest II dilaksanakan dua minggu setelah posttest I. Uji retensi pengaruh
65
perlakuan dilakukan dengan membandingkan skor rerata posttest I dengan skor rerata posttest II untuk melihat perbedaan rerata skor posttest I dan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum melakukan uji retensi pengaruh perlakuan, langkah pertama yang dilakukan adalah menguji normalitas
distribusi data untuk posttest I dan posttest II. Hasil uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test, menunjukkan bahwa posttest I
dan posttest II memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya yang digunakan adalah dengan statistik parametrik. Taraf kepercayaan yang digunakan
untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah 95. Berikut ini adalah hasil normalitas distribusi data posttest II dengan Kolmogorov-Smirnov test lihat
Lampiran 4.3.1.
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest II Kemampuan Mengevaluasi No
Aspek Sig. 2-tailed
Keterangan
1 Posttest II kelompok control
0,313 Normal
2 Posttest II kelompok eksperimen
0,331 Normal
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed 0,05
sehingga data terdistibusi normal dan analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang dibandingkan berasal
dari dua kelompok yang sama. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat
dalam tabel 4.12 lihat Lampiran 4.10.1.
Tabel 4.12 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengevaluasi No
Kelompok Rerata
Peningkatan Sig. 2-
tailed Keterangan
Posttest I Posttest II
1 Kontrol
2,33 1,63
-29,90 0,000
Ada perbedaan
2 Eksperimen
2,94 2,48
-15,72 0,000
Ada perbedaan
Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari pada skor rerata kelompok eksperimen yakni n = 27; M = -0,69; SD = 0,58; SE = 0,11; t = -6,16; dan df =
26. Hasil skor kelompok eksperimen yakni n = 27; M = -0,46; SD = 0,57; SE = 0,10; t = -4,21; dan df = 26. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada
kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi adalah harga Sig. 2- tailed
0,05 atau p 0,05. Dapat dikatakan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan