font
pada video di
Youtube.
Setelah dilakukan revisi media, peneliti membuat produk yang akan di ujicoba terbatas di sekolah. Kemudian
dilakukan evaluasi oleh ahli media dan materi dan tidak terdapat revisi setelah dilakukan evaluasi oleh ahli media dan materi.
Peneliti melanjutkan tahap penelitian dengan melakukan uji terbatas di SMA N 7 Yogyakarta. Penelitian dilakukan dalam empat pertemuan
setiap hari sabtu di kelas X MIA 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran B.2. Peneliti memberikan tes, kuesioner
evaluasi model pembelajaran, dan kuesioner motivasi kepada siswa pada akhir pertemuan. Tes dan kuesioner motivasi akan dibahas pada subbab
selanjutnya. Evaluasi model pembelajaran menggunakan
Form
dan terdapat 19 siswa yang mengisi. Kesimpulan evaluasi model pembelajaran dapat
dilihat pada Tabel 4.17. Secara umum model pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google
mendapatkan respon positif dengan beberapa masukan untuk perkembangan. Berikut kesimpulan beberapa masukan
perkembangan terhadap model pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google
berdasarkan kuesioner: a.
Media dapat menampilkan sosok guru. b.
Mencoba materi lain dan membuat video lain. c.
Backsound
membuat siswa fokus belajar. d.
Tulisan dapat dibaca dengan jelas.
Beberapa masukan produk tersebut dapat menjadi masukan terhadap pelaksanaan model pembelajaran selanjutnya dengan materi lain. Secara
umum produk
Google
dapat menjadi
e-learning
yang mendukung model pembelajaran. Model pembelajaran membuat kegiatan belajar mengajar
lebih efisien dalam hal waktu dan siswa termotivasi untuk belajar. Melalui
smartphone-
nya siswa secara mandiri untuk belajar.
2. Hasil Belajar
Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan model pembelajaran menggunakan produk
Google Form, Gmail, Milis,
dan
Youtube.
Sebelum tes diadakan, peneliti melakukan ujicoba tes kepada siswa kelas lain untuk mengetahui nilai validitas dan
reabilitas. Soal yang mendapatkan validitas cukup yaitu nomor 2, 4, 5, 6, 8, 9, dan 10. Soal yang mendapatkan validitas tinggi yaitu nomor 1,3, dan 7.
Berdasarkan hasil validasi, maka soal tidak mengalami perbaikan. Hasil perhitungan reabilitas didapatkan nilai 0,618 yang berarti soal tes memiliki
nilai reabilitas tinggi. Setelah itu, peneliti memberikan tes kepada siswa X MIA 5 dan didapat 91 sangat tinggi siswa sudah memperoleh nilai yang
memenuhi KKM. Rata-rata nilai siswa adalah 87,35. Berdasarkan persentase ketuntasan siswa, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google Form, Gmail, Milis,
dan
Youtube
efektif ditinjau dari hasil belajar.
Hanya untuk perbandingan, karena soal untuk kelas validitas dan kelas uji coba sama, diketahui rata-rata nilai kelas validator sebesar 66,7.
Kelas validitas tidak menerapkan model pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google.
Sebelum penelitian dilaksanakan, siswa melaksanakan ulangan tengah semester dan didapat nilai rata-rata antara
kedua kelas tidak berbeda jauh kelas validator: 65,3 dan kelas uji coba: 65,1. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata siswa memiliki
kemampuan yang hampir sama. Perbedaan yang cukup besar antara kelas validator dan kelas uji coba, menunjukkan bahwa model pembelajaran
dengan memanfaatkan produk
Google
memberikan dampak postif dalam kemampuan siswa.
Menurut peneliti
berdasarkan kuesioner
evaluasi model
pembelajaran, berikut ada beberapa hal yang menunjang efektivitas model pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google
: a.
Kemudahan untuk mengakses media untuk belajar. Kemudahan tersebut dalam hal waktu dan tempat karena dapat langsung diakses
melalui
smartphone
masing-masing. b.
Pembelajaran lebih interaktif dan tidak membosankan karena dimuat dalam bentuk video.
Menurut peneliti, model pembelajaran sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar berdasarkan hasil tes dan pengamatan, tetapi
tetap dibutuhkan beberapa perbaikan untuk perkembangan model pembelajaran.