Hanya untuk perbandingan, karena soal untuk kelas validitas dan kelas uji coba sama, diketahui rata-rata nilai kelas validator sebesar 66,7.
Kelas validitas tidak menerapkan model pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google.
Sebelum penelitian dilaksanakan, siswa melaksanakan ulangan tengah semester dan didapat nilai rata-rata antara
kedua kelas tidak berbeda jauh kelas validator: 65,3 dan kelas uji coba: 65,1. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa rata-rata siswa memiliki
kemampuan yang hampir sama. Perbedaan yang cukup besar antara kelas validator dan kelas uji coba, menunjukkan bahwa model pembelajaran
dengan memanfaatkan produk
Google
memberikan dampak postif dalam kemampuan siswa.
Menurut peneliti
berdasarkan kuesioner
evaluasi model
pembelajaran, berikut ada beberapa hal yang menunjang efektivitas model pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google
: a.
Kemudahan untuk mengakses media untuk belajar. Kemudahan tersebut dalam hal waktu dan tempat karena dapat langsung diakses
melalui
smartphone
masing-masing. b.
Pembelajaran lebih interaktif dan tidak membosankan karena dimuat dalam bentuk video.
Menurut peneliti, model pembelajaran sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar berdasarkan hasil tes dan pengamatan, tetapi
tetap dibutuhkan beberapa perbaikan untuk perkembangan model pembelajaran.
3. Motivasi Belajar
Kuesioner dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa setelah melaksanakan model pembelajaran menggunakan produk
Google Form, Gmail, Milis,
dan
Youtube.
Kuesioner dibuat dalam bentuk kuesioner terbuka. Alasannya adalah untuk mendapatkan banyak variasi
komentar untuk perkembangan model pembelajaran. Kuesioner di muat dalam
Form
dan terdapat 19 dari total 34 siswa kelas X MIA 5 yang mengisi kuesioner. Peneliti sudah mengajak berkali-kali siswa untuk segera mengisi
kuesioner sampai terdapat 19 siswa. Kemudian efektivitas model
pembelajaran ditinjau dari motivasi hanya diambil data dari 19 siswa. Hasil kuesioner motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 4.18. Berikut
kesimpulan hasil kuesioner mengenai motivasi siswa selama pelaksanaan model pembelajaran:
a. Siswa berpendapat bahwa ia bersemangat dalam belajar karena lebih
efisien dan efektif. b.
Siswa berpendapat bahwa ia termotivasi dalam belajar karena tampilan menarik dan tidak perlu membawa buku.
c. Siswa berpendapat bahwa ia memiliki rasa ingin tahu dalam belajar
karena merangsang untuk menggali informasi tetapi untuk latihan lebih leluasa menggunakan kertas.
Berdasarkan 19 siswa yang mengisi kuesioner, semua indikator mendapatkan persentase komentar setujupositif lebih dari 41, sehingga
dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran dengan
memanfaatkan produk
Google Form, Gmail, Milis,
dan
Youtube
efektif ditinjau dari motivasi. Tetapi data tersebut belum dapat menyimpulkan
siswa X MIA 5 termotivasi menggunakan model pembelajaran dengan memanfaatkan produk
Google
, karena hanya 19 siswa yang menjawab kuesioner.
Selain menggunakan kuesioner, peneliti juga melakukan pengamatan untuk memperoleh data motivasi siswa. Berikut kesimpulan
hasil pengamatan mengenai motivasi siswa selama pelaksanaan model pembelajaran:
a. Siswa terlihat bersemangat dalam proses pembelajaran.
b. Siswa saling berebut untuk mempresentasikan hasil jawaban latihan.
c. Siswa terlihat secara mandiri sudah dapat menggunakan produk
untuk belajar. Menurut peneliti, model pembelajaran sudah efektif dalam
meningkatkan motivasi belajar berdasarkan hasil kuesioner dan pengamatan, tetapi tetap dibutuhkan beberapa perbaikan untuk
perkembangan model pembelajaran. Terdapat beberapa hal mengenai sosok guru yang tidak dapat
digantikan oleh produk
Google
pada model pembelajaran
,
antara lain sebagai berikut:
a. Produk tidak dapat mengamati secara langsung proses belajar siswa.
b. Produk tidak dapat menggantikan secara utuh peran guru sebagai
pendidik yaitu mengembangkan kepribadian dan membina budi pekerti.
c. Produk tidak dapat berperan sebagai inspirator seperti guru.
d. Produk tidak dapat menilai kepribadian siswa.
Berdasarkan beberapa keterbatasan produk di atas, sosok guru tetap dibutuhkan dalam model pembelajaran dan produk hanya dibutuhkan
sebagai media yang membantu guru tanpa menggantikan sosok guru.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, berikut ini adalah keterbatasan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran dengan
memanfaatkan produk
Google Form, Gmail, Milis,
dan
Youtube
: 1.
Efektivitas pembelajaran belum dapat dilihat secara umum seluruh X MIA 5. Hal tersebut dikarenakan hanya 19 siswa yang mengisi kuesioner
motivasi. 2.
Evaluasi model pembelajaran belum mendapatkan komentar seluruh siswa, sehingga semua siswa belum memberikan masukan terhadap model
pembelajaran. 3.
Sosok guru belum dapat muncul dalam produk.