diharapkan peneliti mendapatkan umpan balik sehingga akan didapatkan hasil refleksi yang akan digunakan sebagai upaya
perbaikan siklus selanjutnya.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan sebagai upaya perbaikan pada tindakan siklus I. Perencanaan pada tindakan siklus II bedasarkan
refleksi yang dilakukan peneliti dari tindakan siklus I. Tindakan siklus II meliputi:
a. Perencanaan
1 Mempersiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan SPB beserta
materi yang mendukung kegiatan bimbingan. Materi berjudul “Penghargaan Diri”
2 Mempersiakan naskah drama yang akan diberikan pada
tindakan siklus II. 3
Mempersiapkan instrumen penelitian berupa angket, lembar observasi, dan panduan wawancara.
4 Mempersiapkan peralatan untuk dokumentasi di aula.
b. Pelaksanaan
Usaha perbaikan rencana bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi didalam proses
pelaksanaan di lapangan. Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung sebagai berikut:
1 Pembukaan
a Peneliti memberikan salam pembuka, menjelaskan tentang
tema dan tujuan bimbingan. b
Permainan 1
Peserta dibagi menjadi empat kelompok, satu kelompok terdiri dari 8 delapan orang.
2 Peserta diberi 2 potong kertas yang terdiri bentuk hati
berwarna merah muda, dan pesergi panjang berwarna merah.
3 Peserta menempel kertas yang berbentuk hati pada
bagian tubuh yang disenangi dan menempel kertas berbentuk pesergi panjang pada bagian tubuh yang
tidak disenangi. 4
Peserta menempelkan bagian tubuh yang disukai ke bagian tubuh yang tidak disukai milik teman
kelompoknya. Mereka harus berjalan bersama ke tempat yang telah ditentukan.
2 Inti kegiatan
a Pemberian materi tentang “Penghargaan Diri”
b Bersosiodrama
c Tanya jawab tentang naskah drama dan permainan yang
telah dimainkan. d
Menarik kesimpulan dan penguatan.
3 Penutup
a Pemberian dan pengisian angket
b Menutup kegiatan dengan berdoa.
c. Pengamatan
Tahap ini, mitra kolaboratif dan pengamat lain mengamati proses jalannya kegiatan bimbingan kelompok. Pengamatan
berguna untuk mendapatkan rekam data bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan.
d. Refleksi
Seperti upaya perbaikan tindakan siklus II, peneliti bersama mitra kolaboratif dan pengamat lain melakukan diskusi untuk
mendapatkan umpan balik dari upaya perbaikan yang telah dilaksanakan.
3. Tindakan Siklus III
Menurut Rochiati Wiriaatmadja 2005 : 103 apabila perubahan yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran atau bimbingan
telah tercapai, atau apa yang telah diteliti telah menunjukkan keberhasilan, tindakan dapat diakhiri. Tindakan ini dilakukan
bedasarkan temuan dari tindakan sebelumnya, dan diharapkan dapat mencapai tahap yang optimal, sehingga tindakan dapat berakhir di
tindakan siklus III. Tindakan siklus III sebagai berikut:
a. Perencanaan
1 Mempersiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan SPB beserta
materi dukungan kegiatan bimbingan. Materi berjudul “Humor Membuat Hubungan pada Sesama Baik”
2 Mempersiapkan naskah drama yang akan diberikan pada
tindakan siklus III. 3
Mempersiapkan instrumen penelitian berupa angket, lembar observasi, dan panduan untuk wawancara.
4 Mempersiapkan peralatan dokumentasi di aula.
b. Pelaksanaan
1 Pembukaan
a Peneliti memberikan salam pembuka dan menjelaskan
tentang tema dan tujuan bimbingan. b
Pemberian
Ice breaking
untuk penyemangat kegiatan 2
Inti Kegiatan a
Menceritakan beberapa kisah yang terjadi pada remaja yang berakibat fatal akibat dari humor yang tidak baik.
b Bersosiodrama.
c Berdiskusi di kelompok kecil tentang isi naskah dan drama
yang telah dimainkan. d
Memberikan materi tentang humor baik dan hubungan interpersonal yang baik.
e Menarik kesimpulan.
f Memberikan penguatan
3 Penutup
a Mengisi angket
b Menutup kegiatan.
c. Pengamatan
Tahap ini, mitra kolaboratif dan pengamat lain mengamati proses jalannya kegiatan bimbingan kelompok. Pengamatan
berguna untuk mendapatkan rekam data bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan.
d. Refleksi
Seperti upaya perbaikan tindakan siklus III, peneliti bersama mitra kolaboratif dan pengamat lain melakukan diskusi
untuk mendapatkan umpan balik dari upaya perbaikan yang telah dilaksanakan.
4. Tindakan Siklus IV
a.
Perencanaan
1 Mempersiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan SPB beserta
materi yang mendukung kegiatan bimbingan. Materi yang diberikan pada tindakan siklus IV berjudul “tunjukan
aktualisasi diri dengan
kreativitas dan potensi”
2 Mempersiapkan naskah drama yang akan digunakan pada
tindakan siklus IV.
3 Mempersiapkan instrumen penelitian berupa angket, lembar
observasi, dan panduan untuk wawancara.
4
Mempersiapkan peralatan dokumentasi.
b.
Pelaksanaan
Penelitian tindakan siklus IV berlangsung sebagai berikut: 1
Pembukaan
a Peneliti memberikan salam pembuka, menjelaskan tentang
tema dan tujuan bimbingan.
b
Melihat dua kreativitas dari para peserta.
2
Inti kegiatan
a Tanya jawab dengan peserta tentang perasaan mereka
setelah menampilkan kreativitasnya.
b
Pemberian materi tentang “kreativitas”
c
Bersosiodrama
d Tanya jawab tentang naskah dan drama yang telah
dimainkan.
e
Melihat 2 kelompok yang menunjukan kreativitasnya.
f Menarik kesimpulan dan penguatan.
3
Penutup
a
Pemberian dan pengisian angket
b Menutup kegiatan dengan berdoa dan melihat kreativitas
dari 2 kelompok lainnya.
c. Pengamatan
` Tahap ini, peneliti, mitra kolaboratif, dan pengamatan
lainnya melakukan pengamatan dalam bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan.Pengamatan pada tindakan siklus IV ini
digunakan sebagai data akhir dan melihat bahwa upaya
peningkatan aktualisasi diri melalui bimbingan kelompok
menggunakan sosiodrama berhasil.
d. Refleksi
Tahap ini, peneliti dan mitra kolaboratif melakukan diskusi agar mendapat umpan balik sebagai data akhir.
Topik bimbingan dalam kegiatan setiap tindakan, disusun dalam Satuan
Pelayanan Bimbingan SPB terdapat dalam lampiran 1. G.
Metode Pengumpulan Data 1.
Skala angket
Skala atau angket dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dalam teori aktualiasai diri.Jenis skala yang
diberikan adalah skala perbedaan semantik. Pada skala ini responden diminta untuk memberikan nilai dengan cara melingkari pada rentang
skor 1-5, semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin positif.
2. Observasi
Observasi dilakukan oleh satu teman kolaborator yang mengamati selama proses bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiap tindakan.
Observasi dilakukan dengan bantuan lembar panduan observasi yang disusun oleh peneliti. Observer memberikan peneliti sesuai dengan
lembar observasi, serta menuliskan apa saja yang terjadi pada tiap tindakan, sebagai catatan untuk peneliti dalam refleksi serta
merencanakan tindakan selanjutnya.
3. Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun
melalui saluran media tertentu.Wawancara dilakukan setelah kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan, dilakukan oleh peneliti kepada
beberapa remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen. Wawancara dilakukan bedasarkan hasil observasi pada remaja
yang terlihat tidak mengikuti bimbingan dengan baik seperti bicara sendiri, tidak berpartisipasi dalam bimbingan, mengganggu teman,
tidak berpendapat, dan lain-lain.Wawancara juga dilakukan pada remaja yang tidak menunjukan peningkatan aktualisasi diri yang
signifikan dari hasil olah data kuesioner.
H. Instrumen Penelitian
1. SkalaAngket Aktualisasi Diri
Sukardi 2003;194 menjelaskan bahwa penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan satu alat atau lebih. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skalaangket.Skala yang disusun peneliti mengacu pada prinsip-prinsip skala
semantic defferensial
. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak
pilihan ganda maupun
checklist,
tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positif” terletak dibagian kanan garis,
dan jawaban yang “sangat negatif” terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya
skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang Sugiyono 2012: 140. Berikut contoh
garis kontinum:
1 2
3 4
5
Gambar 1 Garis Kontinum
Skala ini disusun oleh peneliti bedasarkan aspek-aspek Menurut Maslow 1970 Gregory dan Jess, 2010: 351 yaitu penerimaan diri,
penghargaan, humor, hubungan interpersonal, dan kreativitas. Berikut ini adalah kisi-kisi skala aktualisasi diri:
Tabel 2 Instrument Aktualisasi Diri
No Aspek
Indikator Nomor Item
Jumlah Positif Negatif
1 Penerimaan
Diri 1.1 Menerima Kelebihan
1 2
2 1.2 Menerima Kekurangan
3 4
2 2
Penghargaan 2.1 Penghargaan akan diri
sendiri 5,6,7
3 2.2 Penghargaan akan orang
lain 8,9
10 3
3 Humor
3.1 Humor Sebagai informasi 11,
12, 13 3
3.2 Diri sendiri menjadi bahan humor
14, 15 2
4 Hubungan
Interpersonal 4.1 Hubungan dengan
keluarga orang yang lebih tua
16, 17, 18
3 4.2 Hubungan dengan teman
sebaya 19,
20, 21 3
5 Kreativitas
5.1 Mengenali potensi 22,
23, 24 3
5.2 Mengembangkan potensi 25
26 2
Jumlah 22
4 26
2. Pedoman Observasi
Observasi yang digunakan yaitu observasi partisipan. Observasi partisipan merupakan peneliti terlibat dengan kegiatan bimbingan
kelompok dan melakukan pengamatan atau observasi kegiatan bimbingan kelompok di Panti Asuhan. Peneliti dibantu bersama mitra
kolaboratif yang telah ditentukan. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
aktualisasi diri, lembar observasi aktualisasi diri merupakan lembar yang berisikan pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas
observer saat bimbingan kelompok. Lembar observasi ini dibuat oleh peneliti dan diisi oleh mitra kolaboratif selama pelaksanaan kegiatan.
Berikut ini lembar observasi:
Tabel 3 Kisi-kisi Panduan Observasi
No Indikator
Hal yang Diamti
1 Peserta yang beraktualisasi
diri melalui sosiodrama. 1.
Peserta tidak hanya melihat teks saat bersosiodrama
2. Peserta dapat melakukan
inprofisasi
dalam sosidrama. 2
Peserta berperan dalam sosiodrama atas keinginan
sendiri. 1.
Tidak perlu disruh untuk berperan dalam sosiodrama.
3 Peserta yang menunjukan
kreativitasnya melalui sosiodrama.
1. Saat dalam naskah terdapat adegan
bernyayi, menari, atau hal lain. Peserta memerankan dengan
sungguh-sungguh.
2. Mengembangkan naskh drama yang
diberikan atau tema yang diberikan. 3.
Suara yang lantang dalam bermain sosiodrama.
4 Peserta malu dalam
menunjukan aktualisasi diri melalui sosiodrama.
1. Berada di belakang teman saat
bermain sosiodrama. 2.
Suara yang kecil dalam bermain sosiodrama.
5 Peserta berperan dalam
sosiodrama atas suruhan. 1.
Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan pembimbing.
2. Peserta berperan dalam sosiodrama
atas suruhan teman-teman. 6
Peserta sibuk dengan aktivitas yang lain
1. Peserta mengobrol dengan teman
disebelahnya. 2.
Peserta tidak memperhatikan teman yang sedang bersosiodrama.
3. Peserta menjahili temannya.
7 Peserta memiliki antusias
tinggi terhadap bimbingan kelompok menggunakan
sosiodrama 1.
Peserta datang tepat waktu. 2.
Peserta tidak pernah absen.
8 Peserta yang pasif dalam
bimbingan kelompok 1.
Peserta tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pembimbing.
2. Peserta harus disuruh oleh
pembimbing untuk bersosiodrama. 9
Peserta yang aktif dalam bimbingan kelompok.
1. Peserta menjawab pertanyaan yang
diajukan pembimbing. 2.
Peserta melakukan perintah pembimbing dengan cepat.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara tersusun secara sistematik dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono 2012: 197. Alasan penelitian ini
menggunakan wawancara tidak terstruktur agar wawancara berjalan tidak terlalu formal dan jawaban yang diberikan dapat mendalam dan
luas. Berikut ini pedoman wawancara yang digunakan peneliti:
Tabel 4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No Aspek
Pertanyaan
1. Aktualisasi Diri
1. Bagaimana menurutmu tentang aktualisasi diri
yang ada dalam dirimu? 2.
Ceritakan hambatan yang terjadi dalam dirimu sehingga sulit untuk beraktualisasi diri?
3. Setelah mengikuti kegiatan tadi apa yang
kamu rasakan tentang aktualisasi diri? 2.
Bimbingan Kelompok
1. Bimbingan kelompok ini membantu kamu
dalam beraktualisasi diri? 2.
Dalam hal apa saja bimbingan kelompok ini membantumu?
3. Apa yang kurang dalam bimbingan kelompok
yang telah dilaksanakan? 4.
Hambatan apa yang membuat kamu tidak antusias mengikuti bimbingan kelompok.
3. Sosiodrama
1. Tema yang diangkat dalam sosiodrama
apakah membantumu untuk beraktualisasi diri?
2. Dari
sosiodrama tersebut
apa yang
membuatmu sadar dan ingin merubahnya agar dapat beraktualisasi diri dengan baik?
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik untuk memperoleh gambaran visualisasi mengenai aktivitas remaja selama proses
bimbingan kelompok berlangsung. Dokumentasi selama kegiatan berlangsung serta foto-foto kegiatan yang dilakukan selama bimbingan
kelompok dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam
penelitian. I.
Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1.
Validitas
Validitas bebrarti proses untuk mengetahui instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
Sugiyono, 2012: 173. a.
Validitas Konstruk Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan
pendapat dari ahli
judgment experts
Sugiyono, 2012: 177.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji
oleh ahli yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si.Dari hasil yang diperoleh melalui uji ahli tersebut dilakukan perbaikan pada butir-butir
kuesioner agar setiap butir menggunakan kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami dan memiliki keterkaitan dengan aspek-
aspek dalam kisi-kisi kuesioner. b.
Uji Validitas Empirik
Sugiyono 2012: 188 item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium skor total serta korelasi yang tinggi,
menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat
adalah kalau r = 0,3. Bilamana korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen dinyatakan tidak
valid. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran
digunakan rumus korelasi
product moment
sebagai berikut:
r
xy
= N
∑
xy
- ∑
x
∑
y
√
N∑
X
2
– ∑x
2
N∑y
2
– ∑y
2
Keterangan : r
xy
= koefisien validitas butir x
= skor masing-masing butir y
= skor total semua siswa N
= jumlah siswa Setelah memperoleh harga dengan rumus korelasi
product moment
di atas kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r
xy
product moment
dengan menentukan taraf signifikannya lebih dahulu, jika r
xy
≥ r
tabel
, maka item tersebut dikatakan valid sebaliknya jika r
xy
r
tabel
, maka item tersebut dikatakan tidak valid.
Peneliti menggunakan SPSS 16 untuk melihat valitidas dari kuesioner.Uji validitas menggunakan formula korelasi
product- moment
dengan jumlah subjek n sebanyak 34 remaja. Pada SPSS 16 dapat dilihat pada
Corrected Item Total Correlation
.
2. Reliabilitas
Reliabitas mengukur sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Bila dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada
kelompok subjek yang sama diperileh hasil yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan
teknik belah dua dari Spearman Brown
Spilt Half
dengan formula sebagai berikut:
r
i =
2 r
b
Sugiyono, 2012: 185 1 + r
b
Keterangan : r
i
= realibilitas internal seluruh instrument r
b
= korelasi
product moment
antara belahan pertama dan kedua
Kemudian ditentutan derajat reliabitas dengan berpedoman dengan daftar indeks kerelasi reliabitas Masijdo, 1995: 209 seperti yang
disajikan sebagai berikut:
Tabel 5 Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas
Koefiensi Korelasi Kualifikasi
±0,91 - ±1,00 Sangat Tinggi
±0,71 - ±0,90 Tinggi
±0,41 - ±0,70 Cukup
±0,20 - ±0,41 Rendah
0,00 - ±0,20 Sangat Rendah
J. Teknik Analisis Data
Wina Sanjaya 2010: 106 menjelaskan bahwa analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk
mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1 Reduksi data, menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. 2 mendeskripsikan data,
menampilkan data dengan bentuk paparan naratif dan tabular. 3 membuat kesimpulan, membuat kesimpulan dari deskripsi data. Penelitian
ini melakukan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dipilih cara deskritif, peneliti menggunakan analasis statistik, yaitu mencari nilai jumlah, rata-rata hasil aktualisasi
dalam tiap tindakan. a.
Data Aktualisasi Diri Data aktualisasi diri dalam penelitian ini diperoleh dari
pengisian skala aktualisasi diri berjenis skala perbedaan semantik.Perlu dilakukan untuk pengkategorian subjek dan butir
item berdasarkan kriteria ketegori Azwar 2010: 6. Peneliti menghitung ketegorisasi untuk skala aktualisasi diri sebagai
berikut: 1
Kategori Skor Aktualisasi Diri Subjek Kategori skor subjek didapatkan melalui perhitungan
sebagai berikut: Xmaksimum
: 26 × 5 = 130 Xminumum
: 26 × 1 = 26 Range
: 130 – 26 = 104
σ simpangan baku : 1046 = 17,3
µ mean teotitik : 130+26 2 = 78
Sehingga akan didapatkan table seperti di bawah ini:
Tabel 6 Kategori Skor Aktualisasi Diri Subjek
2 Kategori Skor Item Aktualisasi Diri
Kategori skor item ini menentukan jumlah nilai skor tiap item berada pada dareah kategori yang telah ditentukan. Kategori
skor item didapatkan berdarkan perhitungan sebagai berikut:
Formula Kategori Rentang Nilai Skor
Aktualisasi Diri Subjek
Kategori
X ≤ µ - 1,5σ
X ≤ 52,05 Sangat Rendah
µ- 1,5σ X ≤ µ -0,5σ
52,05 X ≤ 69,35 Rendah
µ - 0,5σ X ≤ µ +0,5σ
69,35 X ≤ 86,65 Sedang
µ +0,5σ X ≤ µ +1,5σ 86,65 X ≤ 103,95 Tinggi
µ +1,5σ X 103,95 X
Sangat Tinggi
Xmaksimum : 34 × 5 = 170
Xminimun : 34 × 1 = 34
Range : 170
– 34 = 136 σ simpangan baku : 1366 = 22.7
µ mean teoritik : 170+342 = 102
sehingga akan didapatkan kategorisasi pada tabel di bawah ini:
Tabel 7 Kategori Skor Item Aktualisasi Diri
Formula Kategori Rentang Nilai Skor
Item Aktualisasi Diri
Kategori
X ≤ µ - 1,5σ
X ≤ 67,95 Sangat Rendah
µ- 1,5σ X ≤ µ -0,5σ
67,95 X ≤ 90,65 Rendah
µ - 0,5σ X ≤ µ +0,5σ
90,65 X ≤ 113,35 Sedang
µ +0,5σ X ≤ µ +1,5σ 113,35 X ≤ 136.05 Tinggi
µ +1,5σ X 136,05 X
Sangat Tinggi
2. Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif merupakan analisis data berupa informasi yang berbentuk kaliamat, gambaran tentang tentang tingkat aktualisasi diri,
pandangan atau sikap remaja, perhatian dan antusiasme remaja dalam kegiatan bimbingan kelompok dan sosiodrama.
a. Data Observasi
Hasil observasi dianlisis dengan cara mendeskripsikan aktivitas, sikap dan antusias peserta dalam bimbingan kelompok
menggunakan sosiodrama. Peneliti juga melihat data pada lembar observasi yang dimiliki mitra kolabaritif.Bedasarkan data yang
telah dianalisis, maka ditarik kesimpulan pada tindakan I. Berdiskusi dengan mitra kolaboratif hal yang perlu diperbaiki.
b. Data Wawancara
Hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan beberapa peserta dan pengasuh Panti Asuhan dicatat oleh
peneliti dan dianalisis sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diungkapkan oleh remaja dan pengasuh Panti Asuhan mengenai
kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan sosiodrama. Peneliti selanjutnya melakukan pengkodean sesuai pernyataan
remaja dan pengasuh Panti Asuhan, dan akhirnya menarik kesimpulan atas hasil wawancara tersebut.
Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dianalisis dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik
triangulasi sesungguhnya peneliti menguji kredibilitas data, yaitu kredebilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data Sugiyono 2012: 330.
K. Kriteria Keberhasilan
Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini memiliki kriteria keberhasilan pada tiap tindakan. Kriterian keberhasilan sebagai tolak ukur
keberhasilan yang harus dicapai. Kriteria keberhasilan yang dibuat oleh peneliti untuk penelitian ini sebagai berikut:
1. Kuantitatif
Tabel 8 Kriteria Keberhasilan
Perubahan Indikator
Kriteria Keberhasilan
Tindakan I
Tindakan II
Tindakan III
Tindakan IV
Aktualisasi diri remaja
Panti Asuhan
Rata-rata skor aktualisasi diri
subjek 50
60 70
80 Hasil Kuesioner
55 65
75 85
Hasil Observasi 60
70 80
90
2. Kualitatif
a. Peserta dapat menarik kesimpulan dari sosiodrama yang telah
dimainkan. b.
Peserta merasa gembira dan senang saat tampil bersosiodrama. c.
Peserta dengan sukarela memerankan berbagai macam peran yang ada disosiodrama tanpa diminta peneliti.
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian terdiri dari hasil pra tindakan, tindakan siklus I, tindakan siklus II,
tindakan siklus III, dan tindakan siklus IV.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan bimbingan diuraikan dalam lima bagian, yaitu:
1. Pra Tindakan
Kegiatan pra tindakan dilakukan dengan tujuan mengetahui situasi awal remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen sebelum dilakukan
tindakan. Situasi awal digunakan sebagai bahan pada pelaksanaan tindakan. Kegiatan pada pra tindakan seperti berikut:
a. Perencanaan Pra Tindakan
Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan pra tindakan. Peneliti
mencari informasi tentang situasi dan kondisi Panti Asuhan PA Santo Thomas Ngawen, informasi tersebut didapat dari
observasi langsung ke PA Santo Thomas Ngawen dan wawancara dengan remaja PA dan kepala pemimpin PA.
Peneliti melakukan observasi sebanyak satu kali. Observasi dilakukan peneliti menggunakan observasi partisipan. Pada
observasi ini peneliti memberikan bimbingan kelompok tanpa
menggunakan sosiodrama. Observasi kedua juga menggunakan alat ukur lembar observasi, angket aktualisasi diri remaja, dan
panduan wawancara. b.
Pelaksanaan Pra Tindakan 1
Observasi Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen Observasi
Panti Asuhan
Santo Thomas
Ngawen dilaksanakan pada Rabu, 6 Agustus 2014, pukul 17.30
– 18.30 WIB. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat kondisi
awal remaja Panti Asuhan dan mengobservasi situasi Panti Asuhan. Observasi juga bertujuan mendapatkan data
tentang aktualisasi diri remaja panti asuhan. Topik Bimbingan yang diberikan adalah “Aktualisasi Diri
Remaja ”.
a Pembukaan
Peneliti menyiapkan tikar sebagai tempat duduk di aula dibantu oleh 3 remaja PA. Peneliti menyiapkan
bahan-bahan yang diperlukan dalam bimbingan kelompok sambil menunggu remaja yang lain datang.
Kemudian peneliti
memulai bimbingan
dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan tema
bimbingan kelompok. Peneliti mengajak berkenalan dengan remaja Panti Asuhan dengan satu per satu
menyebutkan nama, kelas, dan asal daerah mereka.
b Kegiatan Inti
Selesai perkenalan dengan remaja PA, dilanjutkan dengan pembagian kelompok, remaja dibagi menjadi 4
kelompok yang dalam 1 kelompok terdiri 8 – 9 remaja.
Remaja berkumpul dalam kelompok yang telah ditentukan, peneliti mengajak mereka untuk ice
breaking dengan permainan. Peneliti memberikan arahan bahwa mereka harus duduk saling berpegangan
dan mereka harus berdiri serentak tanpa ada salah satu anggota kelompok jatuh atau tertinggal.
Ice breaking selesai, peneliti mulai masuk dengan materi bimbingan kelompok “Aktualisasi Diri Remaja”.
Peneliti memulai dengan tanya jawab tentang arti remaja dan aktualisasi diri, hanya ada 1 remaja yang
menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Peneliti menjelaskan tentang arti remaja dan
aktualisasi diri yang diselingi dengan tanya jawab dengan remaja PA. Peneliti menjelaskan remaja
merupakan masa transisi atau perubahan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Perubahan tersebut dapat
terjadi pada fisik ataupun psikis mereka. Peneliti bertanya perubahan fisik apa yang mereka rasakan saat
ini, ada yang menjawab payu darah, pinggul yang lebih
besar, jakun, kumis, bulu ketek, suara yang berubah, jerawat, menstruasi, mimpi basah, dan hal lainnya.
Peneliti melanjutkan
dengan bertanya
tentang perubahan apa saja yang terjadi dengan psikis mereka
saat ini, mereka menjawab mudah emosi, minat mereka berubah, mulai menyukai lawan jenis, malu dengan
lawan jenis,
dan lain-lain.
Kemudian peneliti
menyambungkan jawaban dari pertanyaan tersebut dengan aktualisasi diri yang terdiri dari lima aspek.
c Penutup
Kegiatan inti selesai dalam bimbingan kelompok, peneliti mencoba meminta salah satu remaja untuk
menarik kesimpulan dari bimbingan tersebut, kemudian peneliti mengulangi dan memberikan bombongan
terhadap kesimpulan tersebut. Peneliti mengakhiri bimbingan tersebut dengan berdoa dan memberi salam
penutup. c.
Hasil Data Pra Tindakan Hasil data pra tindakan tersaji dalam tabel kategorisasi item
aktualisasi diri remaja, skor dan tabel ketegorisasi aktualisasi subjek. Data yang diperoleh pada pra tindakan digunakan
peneliti sebagai pedoman untuk pelaksanaan tindakan I.
1 Data Pengukuran Hasil
a Data Skor Item Aktualisasi Diri Remaja
Tabel 9 Kategori Skor Item Aktualisasi Diri Remaja pada
Pra Tindakan Kategori
Jumlah Item
Presentase
Sangat Rendah X≤ 67,95
Rendah 67,95
X ≤ 90,65 23 Item
⁄ × 100 = 88,5 Sedang
90,65 X ≤ 113,35
3 Item ⁄ × 100 = 11,5
Tinggi 113,35
X ≤136,05 Sangat Tinggi
X 136,05 Melihat dari tabel di atas dapat didekripsikan bahwa dalam pra
tindakan tidak ada item terkategori sangat rendah, 23 item 88,5 terkategori rendah , 3 item 11,5 terkategori sedang, tidak ada item
terkategori tinggi. Digambarkan melalui grafik sebagai berikut:
Gambar 2: Grafik Skor Item Aktualisasi Diri Remaja pada Pra Tindakan
34 68
102 136
170
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25
Ju m
la h
S ko
r It
e m
A kt
u a
li sa
si
D ir
i
Nomor Item
Pra Tindakan