Pra Tindakan Hasil Penelitian

1 Data Pengukuran Hasil a Data Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Tabel 9 Kategori Skor Item Aktualisasi Diri Remaja pada Pra Tindakan Kategori Jumlah Item Presentase Sangat Rendah X≤ 67,95 Rendah 67,95 X ≤ 90,65 23 Item ⁄ × 100 = 88,5 Sedang 90,65 X ≤ 113,35 3 Item ⁄ × 100 = 11,5 Tinggi 113,35 X ≤136,05 Sangat Tinggi X 136,05 Melihat dari tabel di atas dapat didekripsikan bahwa dalam pra tindakan tidak ada item terkategori sangat rendah, 23 item 88,5 terkategori rendah , 3 item 11,5 terkategori sedang, tidak ada item terkategori tinggi. Digambarkan melalui grafik sebagai berikut: Gambar 2: Grafik Skor Item Aktualisasi Diri Remaja pada Pra Tindakan 34 68 102 136 170 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Ju m la h S ko r It e m A kt u a li sa si D ir i Nomor Item Pra Tindakan b Data Skor Aktulisasi Diri Subjek Tabel 10 Kategori Skor Aktualisasi Diri Subjek pada Pra Tindakan Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan, pada pra tindakan ada 18 subjek 52,9 memiliki aktualisasi diri kategori sangat rendah, 5 remaja 14,7 memiliki aktualisasi diri kategori rendah, 6 remaja 17,7 aktualisasi diri kategori sedang, 5 remaja 14,7 memiliki aktualisasi diri kategori tinggi, dan tidak ada remaja yang memiliki aktualisasi diri kategori sangat tinggi. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Gambar 3: Grafik Skor Aktualisasi Diri Subjek pada Pra Tindakan 26 52 78 104 130 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 J um la h Ak tua lis a si Diri Nomor Peserta Pra Tindakan Kategori Jumlah Subjek Presentase Sangat Rendah X≤ 52,05 18 Subjek ⁄ ×100 = 52,9 Rendah 52,05 X≤ 69,35 5 Subjek ⁄ ×100 = 14,7 Sedang 69,35 X≤ 86,65 6 Subjek ⁄ ×100 = 17,7 Tinggi 86,65 X≤ 103,95 5 Subjek ⁄ ×100 = 14,7 Sangat Tinggi X 103,95 0 Subjek 2 Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri, observasi didapat dari hasil pengamatan. Hasil dari pengamatan selama kegiatan bimbingan adalah 2 remaja yang aktif mengikuti kegiatan tersebut. Remaja yang masih suka berkelompok, terlihat saat pembagian kelompok. beberapa remaja sulit untuk berbaur dengan remaja yang lain. Tingkat aktualisasi mereka rendah terlihat saat peneliti menyuruh untuk memperlihatkan sedikit kreativitas secara spontan. 3 Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan Pemimpin PA dan 2 remaja PA. Berikut hasil wawancara: a Pemimpin PA Pemimpin PA mengatakan bahwa sangat jarang remaja PA mendapatkan bimbingan secara khusus oleh para ahli. Bimbingan yang di dapat oleh para remaja hanya di sekolah atau para pengasuh panti saja. Pemimpin PA mengatakan bahwa sangat baik bila remaja dibimbing secara khusus seperti ini, karena mereka dalam masa yang bermasalah. Pemimpin PA juga mengatakan bahwa setuju dengan metode sosiodrama dalam bimbingan, seperti itu maka anak akan bisa merasakan secara langsung dan kena di hati mereka. b Remaja PA 1 Wawancara dilakukan sebelum pra tindakan. Remaja mengatakan jarang atau bahkan tidak ada yang melakukan bimbingan di Panti Asuhan. Dapat bimbingan hanya dari sekolah saja, itu saja pasti selalu topik pelajaran atau bila ada masalah di sekolah. Remaja mengatakan kalau bimbingan menggunakan sosiodrama baru didengarnya saat ini. Remaja mengatakan malu untuk tampil di depan umum atau orang banyak, pasti akan dibilang mencari muka atau pujian. c Remaja PA 2 Wawancara dilakukan setelah kegiatan pra tindakan. Remaja mengatakan bahwa kalau menggunakan ceramah, capek mendengar kalau menggunakan sosiodrama lebih asyik. Bimbingan juga jangan pas kita memiliki masalah saja tapi setiap waktu juga dapat diberikan pada kita. Remaja mengatakan apalagi kita yang tinggal tidak bersama orangtua atau di PA seperti ini. Remaja merasa bahagia ada yang memperhatikan masalah pribadi mereka yang kadang mereka tidak sadari, kayak perubahan fisik yang kadang jadi masalah di lingkungan sekitar. d. Refleksi Pra Tindakan Pra tindakan telah terlaksana secara baik dan sesuai dengan rencana. Peneliti mendapatkan data-data awal untuk menginditifikasi masalah remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen. Bimbingan pribadi yang mereka dapat hanya di sekolah, tidak pernah mereka dapat secara khusus di dalam Panti Asuhan. Remaja tidak terlalu diberikan perhatian khusus atau pengetahuan tentang pribadi mereka sebagai remaja yang akan menjadi dewasa.

2. Tindakan Siklus I

Hasil penelitian pada Tindakan siklus I sebagai berikut: a. .Perencanaan Tindakan siklus I sebelum pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan dalam tindakan siklus I, perencanaan yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1 Satuan Pelayanan Bimbingan SPB Satuan pelayanan bimbingan disusun sebagai pedoman dalam kegiatan tindakan siklus I, dengan materi yang disesuaikan aspek-aspek yang terkandung dalam aktualisasi diri. Tindakan siklus I ini materi yang akan diberikan adalah “Penerimaan Diri”. 2 Naskah Sosiodrama Naskah Drama yang diberikan pada tindakan siklus I ini sebanyak 2 naskah. Naskah pertama berjudul “aku dan kelebihanku”, judul ini disesuaikan dengan indikator penerimaan kelebihan. Naskah kedua berjudul “kekurangan adalah kelebihan”, judul ini disesuaikan dengan indikator penerimaan kekurangan. 3 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang dipersipakan peneliti yaitu skala aktualisasi diri remaja, lembar observasi, dan panduan wawancara. b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I Penelitian tindakan I dilakukan pada hari Jumat, 8 Agustus 2014, pada pukul 17.30 – 19.00 WIB bertempat di aula Panti Asuhan. Peneliti menyiapkan segala keperluan yang akan digunakan da;am tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1 Pembukaan Kegiatan diawali dengan berdoa dan peneliti memberikan salam pembuka, kemudian peneliti menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok pada tindakan siklus I. Peneliti selesai menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok, peneliti meminta remaja untuk bergabung pada kelompok yang telah dibuat pada saat pra tindakan. Remaja berkumpul dalam kelompoknya, peneliti memberikan mereka 1 lembar kertas. Kertas tersebut digunakan dalam permainan singkat. Permainan singkat ini disesuaikan dengan tema bimbingan kelompok tindakan I. Peneliti kemudian meminta semua remaja untuk menuliskan 10 kelebihan dan 10 kekurangan dalam waktu 2 menit. Waktu yang ditentukan telah selesai, peneliti mencoba bertanya mana yang lebih sulit ditemukan dan mana yang lebih mudah ditemukan. Remaja menjawab bahwa lebih mudah menemukan kekurangan mereka. Permainan singkat ini bertujuan sebagai pengantar untuk masuk dalam materi dan kegiatan ini dalam tindakan I 2 Kegiatan Inti Setelah permainan selesai maka peneliti meneruskan dalam kegiatan inti. Peneliti memulai dengan bertanya “siapa yang belum menerima dirinya secara 100?”, serentak menjawab “saya mbak, saya”. Kemudian peneliti membagikan kertas yang berisikan naskah drama yang akan dimainkan. Peneliti meminta setiap kelompok memilih yang akan memainkan drama tersebut. Sosiodrama yang pertama berjudul “aku dan kelebihan” dimainkan oleh kelompok 1 dan 3. Selesai dua kelompok tersebut bersosiodrama, peneliti mengajak semua untuk mendiskusikan apa yang mereka dapat dari sosiodrama tersebut. Peneliti kemudian bertanya pada kelompok 2 dan 4 “apa yang kalian dapat setelah mendengar dan melihat drama yang dimainkan oleh kelompok 1 dan 3?”, dijawab oleh wakil dari kelompok 2 “kita terkadang sulit melihat kelebihan yang kita miliki dan kita sering iri akan kelebihan orang lain” dan wakil kelompok 3 menambahkan “kayak katak dalam tempurung mbak, cuman sebagian kecil dari diri kita yang kita lihat”. Peneliti kemudian memberikan kesimpulan dari jawaban mereka “kelebihan bagaikan gunung es, gunung es terkadang hanya terlihat pucuknya saja. Seseorang yang melihatya tidak mau menggali terus sampai bagian dasarnya, padahal bagian dasar itu ada keindahan yang luar biasa. Begitu pula dengan kita sebagai remaja terkadang hanya melihat sebagian kecil kelebihan yang kita punya atau bahkan tidak melihat kelebihan kita”. Peneliti melanjutkan pada sosiodrama yang kedua berjudul “kekurangan itu kelebihan”. Sosiodrama yang kedua dimainkan oleh kelompok 2 dan 4. Setelah sosiodrama selesai dimaikan oleh kelompok 2 dan 4, peneliti bertanya pada kelompok 1 “apa yang kalian dapatkan dari sosiodrama?”. Wakil dari kelompok 1 menjawa “kekurangan kita bukan sebagai penghambat kita untuk terus berkembang, tetapi bagaimana kita terus menggali kelebihan yang kita miliki.” Penelitian kemudian membawa arah jawaban yang diberikan permainan singkat untuk menyimpulkan kedua sosiodrama tersebut.” Permainan singkat sebagai berikut remaja diberikan 1 lembar kertas. Kemudian diminta untuk menuliskan 5 kekurangan mereka dalam waktu 1 menit, setelah itu remaja diminta untuk menempelkan kertas tersebut pada punggung dan mencari sebanyak-banyaknya teman untuk menuliskan 1 kelebihan mereka. Selesai mereka lakukan kegiatan tersebut, peneliti bertanya “apa yang kalian dapatkan dari permainan tersebut?”. Salah satu remaja menjawab “kita terkadang mau beraktulisasi diri karena kita hanya melihat kekurangan kita, dan oranglain yang tahu akan kelebihan kit a.” 3 Penutup Selesai pada kegiatan inti, peneliti menarik kesimpulan dari bimbingan kelompok tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan skala aktualisasi diri remaja. Setelah semua selesai mengisi skala, peneliti meminta mengumpulkan skala. Peneliti menutup bimbingan kelompok dengan meminta salah satu remaja memimpin doa dan memberikan salam penutup. c. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I Hasil data tindakan siklus I adalah data skala skor dan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 27 73

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN.

0 0 16

Peningkatan aktualisasi diri remaja di Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen tahun 2014/2015 melalui bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama.

0 0 2

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama : penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta Tahun 2013.

0 1 190

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul.

3 6 118

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta

1 8 188

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQ.

0 1 152

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul - USD Repository

0 0 116