Tindakan Siklus I Hasil Penelitian

kemudian membawa arah jawaban yang diberikan permainan singkat untuk menyimpulkan kedua sosiodrama tersebut.” Permainan singkat sebagai berikut remaja diberikan 1 lembar kertas. Kemudian diminta untuk menuliskan 5 kekurangan mereka dalam waktu 1 menit, setelah itu remaja diminta untuk menempelkan kertas tersebut pada punggung dan mencari sebanyak-banyaknya teman untuk menuliskan 1 kelebihan mereka. Selesai mereka lakukan kegiatan tersebut, peneliti bertanya “apa yang kalian dapatkan dari permainan tersebut?”. Salah satu remaja menjawab “kita terkadang mau beraktulisasi diri karena kita hanya melihat kekurangan kita, dan oranglain yang tahu akan kelebihan kit a.” 3 Penutup Selesai pada kegiatan inti, peneliti menarik kesimpulan dari bimbingan kelompok tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan skala aktualisasi diri remaja. Setelah semua selesai mengisi skala, peneliti meminta mengumpulkan skala. Peneliti menutup bimbingan kelompok dengan meminta salah satu remaja memimpin doa dan memberikan salam penutup. c. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I Hasil data tindakan siklus I adalah data skala skor dan tabel kategorisasi item aktualisasi diri remaja, skor dan tabel ketegorisasi aktualisasi subjek. Data yang diperoleh pada tindakan I akan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk pelaksanaan tindakan II. 1 Skala Aktualisasi Diri Remaja a Data Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Tabel 11 Kategori Data Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Berdasarkan Pengukuran pada Tindakan Siklus I Kategori Jumlah Item Presentase Sangat Rendah X≤ 67,95 Rendah 67,95X ≤ 90,65 Sedang 90,65X ≤ 113,35 17 Item ⁄ × 100 = 65,3 Tinggi 113,35 X ≤ 136,05 9 Item ⁄ × 100 = 34,7 Sangat Tinggi X 136,05 Melihat dari tabel di atas dapat didekripsikan bahwa dalam tindakan siklus I tidak ada item terkategori sangat rendah dan rendah, 17 item 65,3 terkategori sedang, 9 item 34,7 terkategori tinggi, dan tidak ada item terkategori sangat tinggi. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Gambar 4: Grafik Skor Item Aktualisasi Diri Remaja pada Tindakan Siklus I b Data Skor Aktualisasi Diri Subjek Tabel 12 Kategori Skor Aktualisasi Diri Subjek Bedasarkan Pengukuran pada Tindakan Siklus I Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan, bahwa pada tindakan siklus I ada 2 remaja 5,8 memiliki aktualisasi diri kategori sangat rendah, 6 remaja 17,6 memiliki aktualisasi diri kategori rendah, 7 remaja 20,5 memiliki aktualisasi diri kategori sedang, 19 remaja 56,1 memiliki aktualisasi diri kategori tinggi, dan tidak ada 34 68 102 136 170 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Ju m la h S ko r It e m A kt u a li sa si D ir i Nomor Item Pra Tindakan T.I Kategori Jumlah Subjek Presentase Sangat Rendah X≤ 52,05 2 Subjek ⁄ × 100 = 5,8 Rendah 52,05X ≤ 69,35 6 Subjek ⁄ ×100 = 17,6 Sedang 69,35 X≤ 86,65 7 Subjek ⁄ × 100 = 20,5 Tinggi 86,65 X≤ 103,95 19 Subjek ⁄ × 100 = 56,1 Sangat Tinggi X 103,95 0 Subjek remaja memiliki aktualisasi diri kategori sangat tinggi. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Gambar 5: Grafik Data Skor Aktualisasi Diri Subjek pada Tindakan Siklus I 2 Data Hasil Obsevasi Observasi pada tindakan I dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti mendapatkan data melalui lembar observasi terstruktur, dapat dideskripsikan, bahwa pada tindakan siklus I belum semua peserta dapat mengaktualisasikan diri. Terlihat ada 26 peserta pasif dalam mengikuti bimbingan kelompok dan 3 peserta aktif dalam mengikuti bimbingan kelompok, ada 19 peserta yang mengaktualisasikan dirinya melalui sosiodrama, 4 peserta yang berkrativitas dalam sosiodrama, 10 peserta yang malu untuk bersosiodrama. Dapat dilihat di table berikut ini: 26 52 78 104 130 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 Ju m la h S ko r Akt u a li sa si D ir i Nomor Peserta Pra Tindakan T. I Tabel 13 Data Observasi Remaja padaTindakan Siklus I No Indikator Hal yang Diamati JLM 1 Peserta yang beraktualisasi diri melalui sosiodrama. 1. Peserta tidak hanya melihat teks saat bersosiodrama 2. Peserta dapat melakukan inprofisasi dalam sosidrama. 19 2 Peserta berperan dalam sosiodrama atas keinginan sendiri. 1. Tidak perlu disuruh untuk berperan dalam sosiodrama. 6 3 Peserta yang menunjukan kreativitasnya melalui sosiodrama. 1. Saat dalam naskah terdapat adegan bernyayi, menari, atau hal lain. Peserta memerankan dengan sungguh-sungguh. 2. Mengembangkan naskh drama yang diberikan atau tema yang diberikan. 3. Suara yang lantang dalam bermain sosiodrama. 4 4 Peserta malu dalam menunjukan aktualisasi diri melalui sosiodrama. 1. Berada di belakang teman saat bermain sosiodrama. 2. Suara yang kecil dalam bermain sosiodrama. 10 5 Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan. 1. Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan pembimbing. 2. Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan teman-teman. 18 6 Peserta sibuk dengan aktivitas yang lain 1. Peserta mengobrol dengan teman disebelahnya. 2. Peserta tidak memperhatikan teman yang sedang bersosiodrama. 3. Peserta menjahili temannya. 12 7 Peserta memiliki antusias tinggi terhadap bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama 1. Peserta datang tepat waktu. 2. Peserta tidak pernah absen. 4 8 Peserta yang pasif dalam bimbingan kelompok 1. Peserta tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pembimbing. 2. Peserta harus disuruh oleh pembimbing untuk bersosiodrama. 26 9 Peserta yang aktif dalam bimbingan kelompok. 1. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan pembimbing. 2. Peserta melakukan perintah pembimbing dengan cepat. 3 3 Data Wawancara Tindakan Siklus I Wawancara pada tindakan siklus I dilakukan dengan 4 remaja Panti Asuhan. Wawancara dilakukan setelah pelaksanaan bimbingan kelompok selesai. Hasil wawancara sebagai berikut: a Remaja merasa lebih memahami tentang diri mereka setelah melihat sosiodrama. b Remaja lebih senang dapat mengenali kelebihan dan kekurangan mereka, dan dapat menerima hal-hal tersebut. Sosiodrama juga lebih membantu mereka untuk mengerti cara mengolah penerimaan diri dengan baik. d. Refleksi Tindakan Siklus I Refleksi tindakan siklus I setelah semua data terkumpul dan diolah oleh peneliti. Secara keseluruhan, proses tindakan I telah berjalan sesuai dengan rencana, tindakan memberikan bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama. Hasil dari tindakan I sudah terlihat peningkatan aktualisasi diri remaja, hal tersebut Nampak pada hasil skala yang telah diolah. Tindakan I mengalami peningkatan dari pra tindakan sebanyak 52,9. Peneliti menyadari kekurangan selama pelaksanaan tindakan I, bahwa pembimbing yaitu peneliti sendiri kurang mampu mengatur dan membangkitkan keaktifan remaja dalam bimbingan kelompok dan proses sosiodrama. Peneliti kurang dapat berinteraksi aktif dengan remaja, terlihat masih satu arah cara berkomunikasi. Naskah drama yang dipakai masih banyak kesalahan ketik dan kata-kata yang digunakan kurang baik. Kekurangan yang dipaparkan di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus II dengan berpedoman pada tindakan I. Peneliti dapat membangun komunikasi dua arah dan interaksi aktif. Peneliti juga lebih menyiapkan naskah drama dengan baik.

3. Tindakan Siklus II

Hasil penelitian pada Tindakan siklus II sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan siklus II Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan dalam tindakan siklus II, perencanaan yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1 Satuan Pelayanan Bimbingan SPB Satuan pelayanan bimbingan disusun sebagai pedoman dalam kegiatan tindakan siklus II, dengan materi yang disesuaikan aspek-aspek yang terkandung dalam aktualisasi diri. Tindakan II ini materi yang akan diberikan adalah “Penghargaan Diri”. 2 Naskah Sosiodrama Naskah Drama yang diberikan pada tindakan I ini sebanyak 2 naskah. Naskah pertama berjudul “Hargaku Lebih Besar”, judul ini disesuaikan dengan indikator penghargaan akan diri sendiri. Naskah kedua berjudul “Hargaiku maka Orang Lain ikut di Hargai”, judul ini disesuaikan dengan indikator penghargaan orang lain. 3 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang dipersipakan peneliti yaitu skala aktualisasi diri remaja, lembar observasi, dan panduan wawancara. b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II Penelitian tindakan siklus II dilakukan pada hari Senin, 11 Agustus 2014, pada pukul 17.30 – 19.00 WIB bertempat di aula Panti Asuhan. Peneliti menyiapkan segala keperluan yang akan digunakan dalam tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut: 1 Pembukaan Kegiatan diawali dengan berdoa dan peneliti memberikan salam pembuka, kemudian peneliti menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok pada tindakan siklus II. Peneliti selesai menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok, peneliti meminta remaja untuk membentuk kelompok d engan permainan “angin berhembus”. Remaja berkumpul dalam kelompoknya, peneliti memberikan mereka 2 lembar kertas, kertas pertama berbentuk hati dan berwarna merah muda sedangkan kertas kedua berbentuk pesergi panjang berwarna merah. Kertas tersebut digunakan dalam permainan singkat “I like and I don’t like”. Permainan singkat ini disesuaikan dengan tema bimbingan kelompok tindakan siklus II. Peneliti kemudian meminta semua remaja untuk menempelkan kertas yang berbentuk hati pada bagian tubuh yang disukai dan kertas yang berbentuk pesergi panjang pada bagian tubuh yang tidak disukai. Selesai remaja menempel kertas tersebut, peneliti meminta untuk menempelkan bagian tubuh yang disukai ke bagian tubuh yang tidak disukai milik teman sekelompok dan remaja harus berjalan ke garis yang ditentukan. 2 Kegiatan Inti Setelah permainan selesai maka peneliti meneruskan dalam kegiatan inti. Peneliti memulai dengan bertanya “apa yang kalian rasakan harus berjalan dengan keadaan seperti tadi? ”, serentak menjawab “susah mbak, capek mbak, dan ribet mbak ”. Kemudian peneliti membagikan kertas yang berisikan naskah drama yang akan dimainkan. Peneliti meminta setiap kelompok memilih yang akan memainkan drama tersebut. Sosiodrama yang pertama berjudul “Hargaku Lebih Besar ” dimainkan oleh kelompok 1. Selesai kelompok tersebut bersosiodrama, peneliti mengajak semua untuk mendiskusikan apa yang mereka dapat dari sosiodrama tersebut. Peneliti kemudian bertanya pada kelompok 2 dan “apa yang kalian dapat setelah mendengar dan melihat drama yang dimainkan oleh kelompok 1 ?”, dijawab oleh wakil dari kelompok 2 “aku jujur saja ya mbak, aku kurang bersyukur akan keadaan tubuh yang aku miliki dan masih sering mengeluh. Aku pengen terlihat sempurna agar mendapat pujian dari orang lain”, dan ada remaja putri yang menambah jawaban “kadang kita itu suka risih akan perubahan yang kita miliki mbak, apa lagi kita perempuan. Keliatan banget”. Mereka semua tertawa akan jawaban yang terakhir. Peneliti kemudian memberikan kesimpulan dari jawaban mereka dan melanjutkan sosiodrama yang kedua berjudul “Hargaiku Maka Orang Lain Ikut Dihargai”. Kelompok yang bermain dalam sosiodrama adalah kelompok 2. Kelompok 2 selesai bersosiodrama, peneliti mengajak untuk sekali lagi semua disosiodramakan dengan bertukar peran kelompok 1 memaikan naskah kedua dan kelompok 2 memainkan naskah yang pertama. Selesai dua kelompok bersosiodrama, peneliti memberikan kesempatan untuk remaja merefleksikan isi dari sosiodrama yang telah dimaikan. Peneliti juga mengajukan pertanyaan “sudahkah kita memberikan penghargaan akan segala yang ada dalam diri kita dan orang lain?”, “seberapa sering kita mengeluh akan bentuk tubuh kita?”, “berbuat baik hanya karena ingin mendapat pujian?”, “memakai topeng untuk mendapatkan pujian?”, dan “terus melihat orang lain sebagai patokan diri kita sendiri?”. Peneliti meminta untuk hasil dari refleksi tersebut ditunjukan dalam sebuah gambar, puisi, atau doa. 3 Penutup Selesai pada kegiatan inti, peneliti menarik kesimpulan dari bimbingan kelompok tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan skala aktualisasi diri remaja. Setelah semua selesai mengisi skala, peneliti meminta mengumpulkan skala. Peneliti menutup bimbingan kelompok dengan meminta salah satu remaja memimpin doa dan memberikan salam penutup.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 27 73

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN.

0 0 16

Peningkatan aktualisasi diri remaja di Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen tahun 2014/2015 melalui bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama.

0 0 2

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama : penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta Tahun 2013.

0 1 190

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul.

3 6 118

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta

1 8 188

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQ.

0 1 152

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul - USD Repository

0 0 116