Tindakan Siklus II Hasil Penelitian

bertukar peran kelompok 1 memaikan naskah kedua dan kelompok 2 memainkan naskah yang pertama. Selesai dua kelompok bersosiodrama, peneliti memberikan kesempatan untuk remaja merefleksikan isi dari sosiodrama yang telah dimaikan. Peneliti juga mengajukan pertanyaan “sudahkah kita memberikan penghargaan akan segala yang ada dalam diri kita dan orang lain?”, “seberapa sering kita mengeluh akan bentuk tubuh kita?”, “berbuat baik hanya karena ingin mendapat pujian?”, “memakai topeng untuk mendapatkan pujian?”, dan “terus melihat orang lain sebagai patokan diri kita sendiri?”. Peneliti meminta untuk hasil dari refleksi tersebut ditunjukan dalam sebuah gambar, puisi, atau doa. 3 Penutup Selesai pada kegiatan inti, peneliti menarik kesimpulan dari bimbingan kelompok tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan skala aktualisasi diri remaja. Setelah semua selesai mengisi skala, peneliti meminta mengumpulkan skala. Peneliti menutup bimbingan kelompok dengan meminta salah satu remaja memimpin doa dan memberikan salam penutup. c. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II Hasil data tindakan siklus II adalah data skala skor dan tabel kategorisasi item aktualisasi diri remaja, skor dan tabel ketegorisasi aktualisasi subjek, data observasi, dan data wawancara. Data yang diperoleh pada tindakan siklus II akan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk pelaksanaan tindakan siklus II. 1 Skala Aktualisasi Diri Remaja a Data Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Tabel 14 Kategori Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Berdasarkan Pengukuran pada Tindakan Siklus II Melihat dari tabel di atas dapat didekripsikan bahwa dalam tindakan siklus II tidak ada item terkategori sangat rendah dan rendah, 6 item 17,6 terkategori sedang, 20 item 82,4 terkategori tinggi, dan tidak ada item terkategori sangat tinggi. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Kategori Jumlah Item Presentase Sangat Rendah X≤ 67,95 Rendah 67,95 X ≤ 90,65 Sedang 90,65 X≤ 113,35 6 Item ⁄ × 100 = 17,6 Tinggi 113,35 X≤ 136,05 20 Item ⁄ × 100 = 82,4 Sangat Tinggi X 136,05 Gambar 6: Grafik Skor Item Aktualisasi Remaja pada Tindakan Siklus I b Data Skor Aktualisasi Diri Subjek Tabel 15 Kategori Skor Aktualisasi Diri Subjek Bedasarkan Pengukuran pada Tindakan Siklus II Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan, bahwa pada tindakan siklus II ada 1 remaja 2,9 memiliki aktualisasi diri kategori sangat rendah, 2 remaja 5,8 memiliki aktualisasi diri kategori rendah, 10 remaja 29,4 memiliki aktualisasi diri kategori sedan, 21 remaja 61,9 memiliki aktualisasi diri kategori tinggi, dan tidak ada remaja 34 68 102 136 170 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Ju m la h S ko r It e m Akt u a li sa si D ir i Nomor Item Pra Tindakan T.I T. II Kategori Jumlah Subjek Presentase Sangat Rendah X≤ 52,05 1 Subjek ⁄ ×100 = 2,9 Rendah 52,05 X≤ 69,35 2 Subjek ⁄ ×100 = 5,8 Sedang 69,35 X ≤ 86,65 10 Subjek ⁄ × 100 = 29,4 Tinggi 86,65 X ≤ 103,95 21 Subjek ⁄ × 100 = 61,9 Sangat Tinggi X 103,95 0 Subjek memiliki aktualisasi diri kategori sangat tinggi. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Gambar 7: Grafik Data Skor Aktulisasi Diri Subjek pada Tindakan Siklus II 2 Data Observasi Observasi pada tindakan II dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti mendapatkan data melalui lembar observasi terstruktur dapat dideskripsikan, bahwa ada peningkatan dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II. Ada 24 peserta yang mengaktualisasikan diri melalui sosiodrama, 12 peserta yang pasif dan 6 peserta yang aktif dalam mengikuti bimbingan kelompok. 9 peserta memiliki antusias mengikuti bimbingan kelompok. Menurunnya anak yang sibuk dengan kegiatan lain saat mengikuti bimbingan kelompok. 26 52 78 104 130 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 Ju m la h S ko r Akt u a li sa si D ir i S u b je k Nomor Peserta Pra Tindakan T. I T.II Tabel 16 Data Observasi Remaja pada Tindakan Siklus II No Indikator Hal yang Diamati JLM 1 Peserta yang beraktualisasi diri melalui sosiodrama. 1. Peserta tidak hanya melihat teks saat bersosiodrama 2. Peserta dapat melakukan inprofisasi dalam sosidrama. 24 2 Peserta berperan dalam sosiodrama atas keinginan sendiri. 1. Tidak perlu disruh untuk berperan dalam sosiodrama. 12 3 Peserta yang menunjukan kreativitasnya melalui sosiodrama. 1. Saat dalam naskah terdapat adegan bernyayi, menari, atau hal lain. Peserta memerankan dengan sungguh-sungguh. 2. Mengembangkan naskah drama yang diberikan atau tema yang diberikan. 3. Suara yang lantang dalam bermain sosiodrama. 9 4 Peserta malu dalam menunjukan aktualisasi diri melalui sosiodrama. 1. Berada di belakang teman saat bermain sosiodrama. 2. Suara yang kecil dalam bermain sosiodrama. 8 5 Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan. 1. Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan pembimbing. 2. Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan teman-teman. 15 6 Peserta sibuk dengan aktivitas yang lain 1. Peserta mengobrol dengan teman di sebelahnya. 2. Peserta tidak memperhatikan teman yang sedang bersosiodrama. 3. Peserta menjahili temannya. 7 7 Peserta memiliki antusias tinggi terhadap bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama 1. Peserta datang tepat waktu. 2. Peserta tidak pernah absen. 9 8 Peserta yang pasif dalam bimbingan kelompok 1. Peserta tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pembimbing. 2. Peserta harus disuruh oleh pembimbing untuk bersosiodrama. 12 9 Peserta yang aktif dalam bimbingan kelompok. 1. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan pembimbing. 2. Peserta melakukan perintah pembimbing dengan cepat. 6 3 Data Wawancara Tindakan Siklus II Wawancara pada tindakan II dilakukan dengan 1 remaja Panti Asuhan. Wawancara dilakukan setelah pelaksanaan bimbingan kelompok selesai. Hasil wawancara sebagai berikut: Remaja mengatakan bahwa lebih mudah memahami isi dari bimbingan menggunakan drama mbak. Kita tahu atau bisa merasakan bila ada diposisi seperti yang ada dalam naskah drama. Lebih terkena di hati mbak. Kita tidak cuman mendengarkan cerita atau ceramah aja mbak bosen. Aku juga suka pake ada permainan yang tadi, itu juga bikin tidak bosen. 4 Refleksi Tindakan Siklus II Refleksi tindakan II setelah semua data terkumpul dan diolah oleh peneliti. Secara keseluruhan, proses tindakan II telah berjalan sesuai dengan rencana, tindakan memberikan bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama. Hasil dari tindakan II sudah terlihat peningkatan aktualisasi diri remaja, hal tersebut Nampak pada hasil skala yang telah diolah. Tindakan II mengalami peningkatan dari tindakan pertama sebanyak 23,1. Peneliti menyadari kekurangan selama pelaksanaan tindakan II, bahwa pembimbing yaitu peneliti sendiri kurang mampu mengatur dan membangkitkan keaktifan remaja dalam bimbingan kelompok dan proses sosiodrama. Naskah drama yang dipakai masih banyak kesalahan ketik dan kata-kata yang digunakan kurang baik. Kekurangan yang dipaparkan di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus III dengan berpedoman pada tindakan siklus II. Peneliti juga lebih menyiapkan naskah drama dengan baik.

4. Tindakan Siklus III

Hasil penelitian pada tindakan siklus III sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus III Sebelum pelaksanaan tindakan siklus III, peneliti membuat perencanaan tindakan yang akan diberikan dalam tindakan siklus III, perencanaan yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1 Satuan Pelayanan Bimbingan SPB Satuan pelayanan bimbingan disusun sebagai pedoman dalam kegiatan tindakan siklus III, dengan materi yang disesuaikan aspek-aspek yang terkandung dalam aktualisasi diri. Tindakan siklus III ini materi yang akan diberikan adalah “Humor Akan Membawa Hubungan dengan Orang Lain Baik”. 2 Naskah Sosiodrama Naskah Drama yang diberikan pada tindakan III ini sebanyak 1 naskah. Naskah pertama be rjudul “Humor = Hubungan dengan Orang Lain Baik”, judul ini disesuaikan dengan indikator penghargaan akan diri sendiri. 3 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang dipersipakan peneliti yaitu skala aktualisasi diri remaja, lembar observasi, dan panduan wawancara. b. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus III Penelitian tindakan siklus III dilakukan pada hari Rabu, 13 Agustus 2014, pada pukul 17.30 – 19.00 WIB bertempat di aula Panti Asuhan. Peneliti menyiapkan segala keperluan yang akan digunakan dalam tindakan siklus III. Pelaksanaan tindakan III sebagai berikut: 1 Pembukaan Kegiatan diawali dengan berdoa dan peneliti memberikan salam pembuka, kemudian peneliti menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok pada tindakan II. Peneliti selesai menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok, peneliti mengajukan pertanyaan tentang “Humor seperti apa yang kalian lakukan sehari- hari, baik di sekolah atau dip anti?”. Remaja putra menjawab “ya… buat lucu-lucuan aja mbak”. Peneliti kemudian menceritakan tentang berita yang sedang terjadi di dunia maya internet, seorang anak nekat bunuh diri karena ledekan atau lelucon dari teman-teman lewat dunia maya. Selesai mencaritakan berita tersebut peneliti bertanya “Pernahkah kalian merasakan atau mengalami seperti cerita dari berita tersebut?”, mereka serentak menjawab “pernah mbak” 2 Kegiatan Inti Peneliti mendengar jawaban tersebut langsung masuk pada materi bimbingan kelompok dan menggunakan sosiodrama. Peneliti meminta remaja untuk sukarela memainkan sosiodrama yang telah ada, hal tersebut peneliti melihat remaja dalam beraktualisasi diri menggunakan sosiodrama atas kemauan sendiri. Sosiodrama pertama kali dimainkan oleh 6 remaja, terdiri dari 3 remaja putra dan 3 remaja putri. Sosiodrama pertama selesai, peneliti menawarkan kembali pada remaja, kemudian sosiodrama yang kedua dimainkan oleh 6 remaja terdiri dari 4 remaja putri dan 2 remaja putra. Sosiodrama selesai dimainkan, peneliti menyediakan waktu 5 menit untuk remaja merefleksikan sosiodrama yang telah dimainkan. Setelah semua selesai, peneliti bertanya “apa yang kalian refleksikan?”, remaja putri menjawab “aku terkadang suka menggunakan orang lain sebagai bahan humor, dan aku sendiri paling tidak senang saat diri aku dijadikan bahan humor.” Peneliti terus menerangkan isi dari naskah dan menjelaskan materi bimbingan kelompok. 3 Penutup Selesai pada kegiatan inti, peneliti meminta salah satu remaja menarik kesimpulan dari bimbingan kelompok tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan skala aktualisasi diri remaja. Setelah semua selesai mengisi skala, peneliti meminta mengumpulkan skala. Peneliti menutup bimbingan kelompok dengan meminta salah satu remaja memimpin doa dan memberikan salam penutup. c. Hasil Penelitian Tindakan Siklus III Hasil data tindakan III adalah data skala skor dan tabel kategorisasi item aktualisasi diri remaja, skor dan tabel ketegorisasi aktualisasi subjek, data observasi, dan data wawancara. Data yang diperoleh pada tindakan III akan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk pelaksanaan tindakan IV. 1 Skala Aktualisasi Diri Remaja a Data Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Tabel 17 Kategori Data Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Bedasarkan Pengukuran pada Tindakan Siklus III Kategori

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 27 73

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN.

0 0 16

Peningkatan aktualisasi diri remaja di Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen tahun 2014/2015 melalui bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama.

0 0 2

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama : penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta Tahun 2013.

0 1 190

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul.

3 6 118

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta

1 8 188

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQ.

0 1 152

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul - USD Repository

0 0 116