Panti Asuhan St. Thomas Ngawen
terjadi di dalam diri dan perubahan yang di luar diri. Perubahan yang terjadi dalam diri misalnya: fisik, sikap, nilai, dan minat, sedangkan
perubahan yang terjadi di luar dirinya misalnya: perubahan sikap orang tua atau anggota keluarga, sikap guru-guru di sekolah, hubungan
dengan teman sebaya dan masyarakat luas. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti luas yang mencakup kematangan mental, emosional-sosial, dan fisik Hurlock,
1992. Santrock 2003 : 26 mendefinisikan bahwa adolensence sebagai masa perkembangan dari masa anak ke masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Menurut Sri Rumini Siti Sundari, remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke
masa dewasa yang mengalami perkembangan pada semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Remaja dapat diartikan sebagai
masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, di mana pada masa tersebut terjadi
proses pematangan baik pematangan fisik maupun psikologis. Remaja mengalami masalah akan perubahan tersebut, karena
terkadang ada proses belajar atau pengalaman dalam masa kanak-kanak yang belum terselesaikan secara tuntas. Masalah juga dapat terjadi
karena kurang pendampingan dari orangtua atau seseorang yang lebih tahu.
Pendampingan dari orang tua adalah bentuk penerimaan dari orang lain terhadap perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Pendampingan
tersebut didapatkan oleh anak yang berada di tengah-tengah keluarga, namun itu tidak di dapat oleh remaja panti asuhan St. Thomas Ngawen.
Remaja di panti asuhan St. Thomas Ngawen hanya mendapatkan pendampingan dari para suster dan pengasuh. Pengasuh tidak dapat
mendampingi remaja secara total dikarenakan pengasuh hanya 1 atau 2 orang. Sebab itu remaja kurang dapat menerima perubahan yang ada
dalam dirinya, akhirnya remaja memiliki penerimaan diri yang rendah. Penerimaan diri yang rendah dapat mengakibatkan penghargaan akan
dirinya rendah, humor remaja yang tidak baik, mengganggu hubungan interpersonal remaja terhadap orang tua atau teman sebaya, dan
menghambat kreativitas remaja. Semua itu maka mengakibatkan remaja untuk beraktualisasi diri, di mana remaja dapat menjadi diri sendiri dan
mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.