Tindakan Siklus IV Hasil Penelitian

Tabel 20 Kategori Skor Item Aktualisasi Diri Remaja Bedasarkan Pengukuran pada Tindakan Siklus IV Kategori Jumlah Item Presentase Sangat Rendah X≤ 67,95 Rendah 67,95 X ≤ 90,65 Sedang 90,65 X ≤ 113,35 Tinggi 113,35 X ≤ 136,05 Sangat Tinggi X 136,05 26 Item ⁄ × 100 = 100 Melihat dari tabel di atas dapat didekripsikan bahwa dalam tindakan siklus IV, kategori sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi tidak ada. 26 item terkategori sangat tinggi, bila diprosentasekan yaitu 100. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Gambar 10: Grafik Skor Item Aktualisasi Remaja pada Tindakan Siklus IV 34 68 102 136 170 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Ju m la h S ko r It e m A kt u a li sa si D ir i Nomor Item Pra Tindakan T.I T. II T.III T. IV b Data Skor Aktualisasi Diri Subjek Tabel 21 Kategori Skor Aktualisasi Diri Subjek Bedasarkan Pegukuran pada Tindakan Siklus IV Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan, pada tindakan siklus IV tidak ada remaja memiliki aktualisasi diri kategori sangat rendah, rendah, dan sedang. Ada 6 remaja 17,6 memiliki aktualisasi diri kategori tinggi, dan 28 remaja 82,4 memiliki aktualisasi diri kategori sangat tinggi. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut: Gambar 11: Grafik Data Skor Aktulisasi Diri Subjek pada Tindakan Siklus IV 26 52 78 104 130 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 Ju m la h S ko r Akt u a li sa si D ir i S u n je k Nomor Peserta Pra Tindakan T. I T.II T.III T.IV Kategori Jumlah Subjek Presentase Sangat Rendah X≤ 52,05 Rendah 52,05 X ≤ 69,35 Sedang 69,35 X ≤ 86,65 Tinggi 86,65 X ≤ 103,95 6 Subjek ⁄ × 100 = 17,6 Sangat Tinggi X 103,95 28 Subjek ⁄ × 100 = 82,4 2 Data Observasi Observasi pada tindakan IV dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti mendapatkan data melalui lembar observasi terstruktur dapat dideskripsikan, bahwa terdapat peningkatan dari tindakan siklus III ke tindakan siklus IV. Ada 12 peserta aktif dan 2 peserta pasif dalam mengikuti bimbingan kelompok, 18 peserta yang memiliki antusias tinggi terhadap bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama, dan 29 peserta yang mengaktualisasikan diri melalui sosiodrama. Dapat dilihat pada table sebagai berikut: Tabel 22 Data Observasi Remaja pada Tindakan Siklus IV No Indikator Hal yang Diamati JLM 1 Peserta yang beraktualisasi diri melalui sosiodrama. 1. Peserta tidak hanya melihat teks saat bersosiodrama 2. Peserta dapat melakukan inprofisasi dalam sosidrama. 29 2 Peserta berperan dalam sosiodrama atas keinginan sendiri. 1. Tidak perlu disruh untuk berperan dalam sosiodrama. 17 3 Peserta yang menunjukan kreativitasnya melalui sosiodrama. 1. Saat dalam naskah terdapat adegan bernyayi, menari, atau hal lain. Peserta memerankan dengan sungguh-sungguh. 2. Mengembangkan naskah drama yang diberikan atau tema yang diberikan. 3. Suara yang lantang dalam bermain sosiodrama. 10 4 Peserta malu dalam menunjukan aktualisasi diri melalui sosiodrama. 1. Berada di belakang teman saat bermain sosiodrama. 2. Suara yang kecil dalam bermain sosiodrama. 2 5 Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan. 1. Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan pembimbing. 2. Peserta berperan dalam sosiodrama atas suruhan teman-teman. 1 3 Data Wawancara Tindakan Siklus IV Wawancara pada tindakan siklus IV dilakukan dengan 2 remaja Panti Asuhan. Wawancara dilakukan setelah pelaksanaan bimbingan kelompok selesai. Wawancara dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan 2 remaja ini kerena peneliti melihat remaja mengalami masalah. Dimana remaja sangat sulit diam dan mengobrol oleh teman yang lain dan remaja yang satu sangat pasif dalam bimbingan. Hasil wawancara sebagai berikut: a Remaja sulit dalam mengeluarkan segala potensi yang ada atau mau bicara di depan umum, dikarenakan saya baru di Panti Asuhan. Saya keterbatasan dengan bahasa, merasa teman-teman tidak suka dengan saya. Saya suka dengan bimbingan dan sosiodrama, tetapi saya sulit dan malu bila harus membaca di depan orang banyak. 6 Peserta sibuk dengan aktivitas yang lain 1. Peserta mengobrol dengan teman di sebelahnya. 2. Peserta tidak memperhatikan teman yang sedang bersosiodrama. 3. Peserta menjahili temannya. 1 7 Peserta memiliki antusias tinggi terhadap bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama 1. Peserta datang tepat waktu. 2. Peserta tidak pernah absen. 18 8 Peserta yang pasif dalam bimbingan kelompok 1. Peserta tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pembimbing. 2. Peserta harus disuruh oleh pembimbing untuk bersosiodrama. 2 9 Peserta yang aktif dalam bimbingan kelompok. 1. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan pembimbing. 2. Peserta melakukan perintah pembimbing dengan cepat. 12 b Remaja ini mengatakan bahwa dia malu karena umur saya sudah 17 tahun namun saya masih duduk di bangku SMP. Saya juga memiliki tubuh yang pendek dan tidak memiliki kepercayaan diri. Saya senang dengan sosiodrama kerana membantu saya mengenali diri saya, tetapi saya malu untuk tampil di depan umum. 4 Refleksi Tindakan Siklus IV Tindakan siklus IV telah berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan dan menjadi akhir dari tindakan penelitian. Sesungguhnya tindakan siklus IV masih memiliki catatan dan kekurangan. Dari data yang telah diolah peneliti, aktulisasi diri remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen meningkat setelah mengikuti bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama.

6. Rekapitulasi Tindakan

Rekapitulasi tindakan dibuat oleh peneliti bertujuan untuk melihat keseluruhan hasil dari pra tindakan hingga tindakan IV. Rekapitulasi tindakan sebagai berikut: Tabel 23 Rekapitulasi Data Kategori Skor Aktualisasi Diri Subjek No Tindakan Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah Remaja Jumlah Remaja Jumlah Remaja Jumlah Remaja Jumlah Remaja

1 Pra Tindakan

18 52,9 5 14,7 6 17,7 5 14,7 2 Tindakan I 2 5,8 6 17,6 7 20,5 19 56,1 3 Tindakan II 1 2,9 2 5,8 10 29,4 21 61,9 4 Tindakan III 2 5,8 7 20,5 25 73,7 5 Tindakan IV 6 17,6 28 82,4

7. Kriteria Keberhasilan

Berikut adalah kriteria keberhasilan dalam penelitian setelah dilakukan tindakan: Tabel 24 Kriteria Keberhasilan Indikator Kriteria Keberhasilan Tindakan I Tindakan II Tindakan III Tindakan IV Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian a. Rata-rata skor Skala Aktualisasi Diri Remaja 50 56,1 60 61,9 70 73,7 80 82,4 b. Peningkatan yang terjadi tiap tindakan 17 remaja 19 remaja 20 remaja 21 Remaja 24 remaja 25 remaja 26 remaja 28 remaja

8. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan tahap akhir pungujian data untuk mendapatkan hasil uji beda penelitian tiap tindakannya. Hasil perhitungan uji beda sebagai berikut: a. Ho: µ 1 = µ 2 Ha: µ 1 ≠ µ 2 b. σ = 0.05, maka daerah penolakan adalah jika t 2,042 atau t≤ - 2.,042 Tabel 25 Hasil Analisis Uji Hipotesis Tindakan I Dari tabel di atas dapat dideskripsikan seperti berikut: 1 Bedasarkan perhitungan SPSS 16, pair 1 pra tindakan – tindakan I telah diperoleh t yaitu -6.943, -6.943 -2.042 sig. No Perbandingan Mean T Sig.2-tailed 1 Pair 1. Pra-Tindakan I -2.56923 -6.943 0.000 2 Pair 2. Tindakan I - Tindakan II -7.50000 -3.069 0.005 3 Pair 3. Tindakan II - Tindakan III -2.35769 -11.449 0.000 4 Pair 4. Tindakan III - Tindakan IV -6.30769 -4.908 0.000 0.000 maka Ho ditolak. Jadi, ada peningkatan yang signifikan aktualisasi diri Remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen dengan bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama pada tindakan I. 2 Pair 2 tindakan I – tindakan II t yaitu -3.069, -3.069 -2.042 sig. 0.005 maka Ho ditolak. Jadi, ada peningkatan yang signifikan aktualisasi diri remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen dengan bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama pada tindakan II 3 Pair 3 tindakan II – tindakan III t yaitu -11.449, -11.449 - 2.042 sig. 0.000 maka Ho ditolak. Jadi, ada peningkatan aktualisasi diri remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen dengan bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama pada tindakan III 4 Pair 4 tindakan III – tindakan IV t yaitu -4.908, -4.908 - 2.042 sig. 0.000 maka Ho ditolak. Jadi, ada peningkatan yang signifikan aktualisasi diri remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen dengan bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama pada tindakan IV.

B. Pembahasan

Penelitian t indakan “Peningkatan Aktualisasi Diri Remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen dengan Bimbingan Kelompok Menggunakan Sosiodrama” telah selesai dilaksanakan oleh peneliti dan berjalan sesuai dengan perencanaan. Penelitian dimulai dengan pra tindakan untuk mencari informasi tentang keadaan dan situasi remaja Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, kemudian masuk pada tindakan I sampai berakhir di tindakan IV. Hasil data yang diperoleh dan diolah oleh peneliti meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut diolah setelah melakukan tindakan, kemudian dievaluasi bertujuan pedoman dalam perbaikan dalam tindakan berikutnya. Data tersebut dijadikan sebagai tolak ukur mengenai keberhasilan dalam penelitian tindakan. Kegiatan pra tindakan dilakukan bimbingan kelompok tanpa menggunakan sosiodrama, peneliti menggunakan metode ceramah. Peneliti melihat banyak remaja yang tidak mengerti dengan materi bimbingan tentang aktualisasi diri dan remaja kurang berani menunjukan aktualisasi diri dengan menjawab pertanyaan, mengutarakan pendapat, dan menampilkan potensi mereka. Peneliti melihat masalah penerimaan diri, penghargaan diri, kurangnya kesempatan untuk mengembangkan potensi dan bimbingan dari orang tua atau ahli. Keadaan pada tindakan I sampai tindakan IV berbanding terbalik pada pra tindakan, dimana metode sosiodrama dalam bimbingan kelompok digunakan pada tindakan I sampai tindakan IV. Data kuantitatif dan data kualitatif menunjukan adanya perbedaan dengan pra tindakan. Remaja aktif dalam bimbingan, mulai terbangun komunikasi dua arah, remaja juga mulai berani mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan dari peneliti, dan mulai menunjukan kreativitas saat memainkan sosiodrama. Remaja dapat mengambil nilai-nilai positif dari sosiodrama yang mereka mainkan. Remaja merupakan masa perubahan, perubahan yang dialami dapat menjadi masalah dalam diri mereka. Masalah tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya remaja mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri dapat tercapai bila adanya penerimaan diri, sedangkan masa remaja mengalami perubahan dan perlu pendampingan untuk menerima perubahan yang terjadi dalam diri mereka. Penerimaan diri yang dibutuhkan oleh remaja bukan dari diri sendiri namun juga penerimaan diri dari orang lain. Contohnya yang terjadi dalam penelitian ini, ada seorang anak yang memiliki kelebihan dapat melihat makhluk yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Kelebihan anak ini tidak diterima oleh teman- teman atau pengasuh yang ada di Panti Asuhan, akibatnya anak ini sulit untuk bergaul dengan teman sebayanya. Anak ini juga merasa terganggu dengan kelebihan yang dimiliki. Penerimaan positif dari orang lain dan diri sendiri akan membawa remaja menemukan jati diri mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Rogers Alwisol, 2005: 326-327 bahwa penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap kelebihan atau

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 27 73

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA PANTI ASUHAN MELALUI PELATIHAN BERSYUKUR Peningkatan Kesejahteraan Subjektif Remaja Panti Asuhan Melalui Pelatihan Bersyukur.

0 1 19

KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN.

0 0 16

Peningkatan aktualisasi diri remaja di Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen tahun 2014/2015 melalui bimbingan kelompok menggunakan sosiodrama.

0 0 2

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama : penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta Tahun 2013.

0 1 190

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul.

3 6 118

Peningkatan konsep diri remaja panti asuhan melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama penelitian tindakan bimbingan pada remaja Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta

1 8 188

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQ.

0 1 152

Sistem informasi administrasi panti asuhan : studi kasus Yayasan Santa Maria Abdi Kristus Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul - USD Repository

0 0 116