Klasifikasi Budaya Organisasi Budaya Organisasi

keberhasilan memecahkan masalah. Budaya ini hanya mengakui expertise sebagai dasar kekuasaan dan pengaruh. 4 Budaya Eksistensi Dionysus Organisasi dengan existensial culture menganggap keberadaan individu dalam organisasi dimaksudkan untuk membantu organisasi mencapai tujuan organisasi dan keberadaan organisasi dimaksudkan untuk membantu anggota organisasi dalam mencapai tujuan anggota organisasi. Budaya organisasi ini sangat disukai para profesional karena mereka dapat mempertahankan identitas dan kebebasan mereka. Pada dasarnya, budaya ini mengakui tidak ada atasan meskipun mereka dapat menerima koordinasi. Robbins 2002, menyatakan terdapat 10 sepuluh karakteristik kunci yang membedakan satu budaya organisasi dengan budaya organisasi lainnya, yaitu : 1 Inisiatif individu, yaitu sampai seberapa jauh tingkat tanggungjawab, kebebasan, dan indepedensi yang dimiliki organisasi; 2 Toleransi resiko, yaitu sampai seberapa jauh karyawan didorong untuk agresif, inovatif dan mau mengambil resiko; 3 Arahan, yaitu sampai seberapa jauh organisasi menentukan tujuan ekspektasi kinerja yang jelas; 4 Integrasi, yaitu sampai seberapa jauh unit – unit dalam organisasi didorong untuk beroperasi secara terkoordinasi; 5 Dukungan manajemen, yaitu sampai sejauh mana manajer memberikan sarana komunikasi, bantuan dan dukungan pada bawahan; 6 Pengendalian, yaitu sejumlah aturan dan supervisi langsung yang digunakan untuk mengendalikan perilaku karyawan; 7 Identitas, yaitu sejauh mana anggota organisasi mengidentifikasi diri sebagai anggota organisasi secara keseluruhan dan bukan sebagai anggota kelompok atau expertise; 8 Sistem imbalan, yaitu sejauh mana imbalan didasarkan pada kinerja karyawan, bukan pada senioritas, favoritisme, dan lain – lain; 11 9 Toleransi konflik, yaitu sejauh mana karyawan didorong untuk menyelesaikan konflik dan memberikan kritik secara terbuka; 10 Pola komunikasi, yaitu sampai sejauh mana komunikasi dalam organisasi dibatasi pada hierarkhi formal dari otoritas; Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengkajian atas budaya organisasi LPD lebih tepat dilakukan dengan pendekatan budaya eksistensi Dionysus.

2.2. Kompetensi

2.2.1. Pengertian kompetensi

Menurut Spencer Spencer dalam Ruky 2006 kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang individu yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak, membuat generalisasi terhadap segala situasi yang dihadapi serta bertahan cukup lama dalam diri manusia. Sejalan dengan definisi tersebut, komponen-komponen yang membentuk sebuah kompetensi adalah : 1 Motif motives, adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau dikehendaki oleh seseorang, yang selanjutnya akan mengarahkan, membimbing dan memilih suatu perilaku tertentu terhadap sejumlah aksi atau tujuan. 2 Karakter pribadi traits, adalah karakteristik fisik dan reaksi atau respon yang dilakukan secara konsisten terhadap suatu situasi atau informasi. 3 Konsep diri self concept, adalah perangkat sikap, sistem nilai atau citra diri yang dimiliki seseorang 4 Pengetahuan knowledge, adalah informasi yang dimiliki seseorang terhadap suatu area spesifik tertentu. 5 Ketrampilan skills, adalah kemampuan untuk mengerjakan serangkaian tugas fisik atau mental tertentu. Komponen kompetensi yang berupa motif, karakter pribadi dan konsep diri dapat meramalkan suatu perilaku tertentu yang pada akhirnya akan muncul sebagai kinerja. 12 Definisi kompetensi menurut beberapa ahli manajemen dalam Sedarmayanti 2007 adalah : 1 Konsep luas, memuat kemampuan mentransfer keahlian dan kemampuan kepada situasi baru dalam wilayah kerja. Menyangkut organisasi dan perencanaan pekerjaan, inovasi dan mengatasi aktivitas rutin, kualitas efektivitas personil yang dibutuhkan di tempat berkaitan dengan rekan kerja, manajer serta pelanggan. 2 Kemampuan dan kemauan melakukan tugas 3 Dimensi perilaku yang mempengaruhi kinerja 4 Karakteristik individu apapun yang dapat dihitung dan diukur secara konsisten, dapat dibuktikan untuk membedakan secara signifikan antara kinerja efektif dengan tidak efektif. 5 Kemampuan dasar dan kualitas kinerja yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. 6 Bakat, sifat dan keahlian individu apapun yang dapat dibuktikan, dapat dihubungkan dengan kinerja efektif dan baik sekali. Bersdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat dinyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik mendasar yang dimiliki seseorang yang mempengarui cara berpikir dan berindak untuk menghasilkan kinerja yang baik.

2.2.2. Jenis-jenis kompetensi

Spencer Spencer dalam Ruky 2006, menyatakan bahwa kompetensi dalam kaitannya dengan kinerja dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu : 1 Kompetensi ambang Threshild Competencies, yaitu kriteria minimal dan esensial yang dibutuhkandituntut dari sebuah jabatan dan harus bisa dipenuhi