Konsep Budaya Budaya Organisasi

dan 4 Budaya memiliki lapisan atau hierarki, meliputi organisasi, kelompok dan individu. Konsep budaya banyak digunakan untuk membantu menjelaskan aspek irasional yang terjadi dalam kelompok pada suatu organisasi. Budaya tidak dapat dipisahkan dengan kepemimpinan dalam organisasi, karena pemimpinlah yang pertama kali menciptakan budaya dalam organisasi. Sering organisasi dihadapkan pada aspek disfungsional budaya, dan tugas pemimpin untuk mengevaluasi budaya yang ada serta mengantar organisasi melakukan perubahan budaya yang sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan. Hal ini juga dapat dikaji pada organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat.

2.1.2. Budaya Organisasi

Budaya organisasi semakin disadari berperan besar dalam meningkatkan kinerja organisasi. Tika 2006 menyatakan “Organizational culture is the set of shared values and norms that controls organizational members interactions with each other and with suppliers, customers, and other people outside the organization”. Menurut Luthans 2007, terdapat 3 tiga faktor yang membentuk budaya dalam organisasi, yaitu : 1 komunikasi, 2 motivasi, dan 3 kepemimpinan. Komunikasi merupakan transfer informasi, ide, pemahaman dan perasaan di antara para anggota organisasi. Manajer yang ingin berhasil dalam organisasi harus mampu berkomunikasi secara efektif. Dalam lingkungan bisnis global, masalah komunikasi menjadi semakin sulit akibat hambatan bahasa. Motivasi merupakan kemauan untuk berusaha dalam mengejar tujuan organisasi. Sebelumnya manajer tidak dapat secara langsung memotivasi bawahan, karena motivasi adalah masalah internal masing – masing individu. Tugas manajemen adalah menghadirkan budaya organisasi yang mendorong perilaku positif dari bawahannya. Manajemen organisasi perlu memahami faktor – faktor yang memicu perilaku bawahan dan mengembangkan serta mempertahankan lingkungan yang produktif dalam organisasi. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi anggota organisasi untuk bertindak sesuai dengan keinginan 6 pimpinan. Para manajer organisasi menggunakan pendekatan yang beragam dalam mempengaruhi para anggota organisasi, dan hal ini sangat mempengaruhi budaya organisasi. Kotter dan Heskett 1997, menyatakan bahwa budaya organisasi berdampak signifikan terhadap kinerja ekonomi jangka panjang. Penelitian mereka menunjukkan bahwa organisasi – organisasi yang memiliki budaya yang mementingkan pelanggan, pemegang saham dan karyawan terbukti memiliki kinerja yang jauh lebih baik dibanding dengan organisasi – organisasi yang tidak berbudaya seperti itu. Budaya organisasi diprediksi menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi di masa mendatang. Budaya yang merosotkan kinerja akan berdampak negatif terhadap kinerja organisasi, khususnya kinerja keuangan. Budaya organisasi yang menghambat kinerja keuangan organisasi terdapat pada banyak organisasi, bahkan di berbagai organisasi yang penuh dengan orang pandai sekalipun. Walaupun budaya relatif sulit dirubah, tetapi budaya organisasi dapat dibuat agar lebih meningkatkan kinerja. Luthans 2007, menyatakan “Organizational culture has a number of important characteristics. Some of the most readily agreed upon are the following : 1 Observed behavioral regularities, 2 Norms, 3 Dominant values, 4 Philisophy, 5 Rules, 6 Organizational climate”. Budaya kerja dengan demikian dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari atas nilai – nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari – hari. Isu utama dalam hubungan antar budaya dengan kinerja adalah jenis budaya organisasi apa yang mampu meningkatkan kinerja organisasi jangka panjang. Kotter dan Heskett 1997, membagi teori yang berkaitan dengan hubungan antar budaya organisasi dengan kinerja jangka panjang menjadi 3 tiga kategori, yaitu : teori budaya yang kuat, teori budaya yang sesuai dan teori budaya yang adaptif 1 Teori Budaya Yang Kuat Teori budaya yang kuat menyatakan bahwa para manajer menganut bersama seperangkat nilai dan metode menjalankan bisnis yang konsisten. 7