commit to user 61
61 mempertahankan hubungannya itu untuk waktu yang lama, sehingga
dengan kata lain, komitmen yang telah ditetapkan juga tidak akan bisa dipertahankan Schmeeckle Sprecher dalam Evangelisti, 2004.
Lebih lanjut, komitmen bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Setelah berkomitmen untuk melakukan sesuatu, seseorang akan
bertanggung jawab untuk melaksanakan komitmennya tersebut. Akan menjadi sebuah hal yang sulit untuk untuk mengubah pikiran, ataupun
melanggar komitmen tersebut. Hal ini terutama berlaku untuk komitmen yang dilakukan secara terbuka di depan public Nowak, et.al
dalam Millon Lerner, 2003. Ada
beragam cara
yang bisa
dilakukan untuk
mengkomunikasikan sebuah komitmen, yaitu secara verbal maupun non verbal. Baxter Wilmot dalam Honeycutt Cantrill, 2001
menghasilkan sebuah temuan dari riset mereka bahwa, lebih banyak orang yang mengkomunikasikan komitmen mereka dengan orang lain
secara non verbal, misalnya dengan tindakan, perilaku, perbuatan, maupun pembuktian. Komitmen ini juga menjadi suatu hal yang banyak
terjadi dalam romantic relationship yang terjalin antara para remaja di Indonesia.
e. Saling ketergantungan
Menurut Kelley, saling ketergantungan atau yang biasa disebut dengan social relation hubungan sosial memberikan penekanannya
pada stabilitas hubungan yang ada antara individu dalam menjalin suatu
commit to user 62
62 hubungan. Sehingga, hal ini juga bisa menjadi suatu pertanda dari
semua hubungan dekat yang ada, dan dimanifestasikan dengan adanya hubungan yang sering, kuat dan luas, yang berlangsung lama Laursen
Collins dalam Evangelisti, 2004. Orientasi dari nilai saling ketergantungan ini adalah pada elemen-elemen yang ada dalam sebuah
hubungan, seperti pikiran, perasaan, emosi, dan lain-lain. Elemen- elemen tersebut memiliki hubungan kausal di antara para individu yang
menjalin hubungan. Laursen Collins menyatakan bahwa saling ketergantungan juga
memiliki hubungan dengan kedekatan personal antar sesama anggota yang berada dalam sebuah hubungan yang mereka bina, karena hal ini
merupakan salah satu dari perwujudan kedekatan, di samping hal-hal yang lain yaitu keintiman, kepercayaan, dan komunikasi Collins
Laursen dalam Lerner Steinberg, 2004. Saling ketergantungan yang ada dalam setiap hubungan bisa
dimanifestasikan dengan saling mengontrol dan saling berusaha untuk mematok suatu standar tertentu yang sesuai dengan keinginan mereka,
yang ini bisa diwujudkan dengan diharapkan bagi masing-masing pasangannya untuk bisa memenuhi keinginan itu. Tak jarang, bagi
pasangan yang merasa sudah sangat cocok, kontrol dari pasangannya ini tidak disadari, dan diterima sebagai sesuatu hal yang wajar dan tidak
menimbulkan penekanan tertentu pada diri mereka Cook, 1993.
commit to user 63
63 Lebih lanjut, saling ketergantungan ini ada karena sifat dasar
manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, sehingga membutuhkan orang lain untuk membantu maupun berkontribusi dalam
hidupnya. Rasa saling membutuhkan ini akan semakin mempererat hubungan yang telah terjalin dengan baik sebelumnya. Seseorang yang
dibutuhkan oleh individu lain untuk membantunya dalam hal-hal tertentu tentu akan memiliki perasaan kebanggaan yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan individu yang tidak pernah dilibatkan pada kebutuhan pasangannya.
Saling ketergantungan ini juga berhubungan dengan kebebasan masing-masing orang dalam melakukan hal-hal ataupun kesenangan
yang mereka sukai. Sehingga, terdapat aspek pengorbanan, dalam hal ini. Seseorang harus bersiap berkorban demi pasangannya, karena
saling ketergantungan merupakan hal yang fundamental dalam suatu hubungan Murray, et. al., 2009.
Jika diaplikasikan pada romantic relationship yang dialami oleh para remaja di Indonesia, tampaknya nilai saling ketergantungan ini
juga menjadi sesuatu yang pantas untuk diapliaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan di atas cukup membuktikan bahwa adat budaya
ketimuran negara Indonesia juga sepakat mengenai nilai saling ketergantungan dalam sebuah romantic relationship tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, ketidaksetiaan, perselingkuhan, tanpa komitmen, kekasih simpanan, jelas bukan merupakan nilai romantic
commit to user 64
64 relationship yang ideal. Sehingga, lagu-lagu dengan tema yang semacam
ini bisa menciptakan pemaknaan tertentu pada diri pendengarnya, dalam hal ini adalah khalayak lagu tersebut.
Musisi yang memasukkan nilai-nilai romantic relationship yang telah mengalami pergeseran tersebut pada karya-karya mereka secara tidak
langsung mengkomunikasikan
nilai romantic
relationship yang
menyimpang. Cukup menimbulkan kekhawatiran, mengingat lagu yang ditransmisikan melalui media massa dikonsumsi secara luas, sehingga efek
yang ditimbulkan dari nilai-nilai yang terdapat dalam lagu-lagu tersebut tidak akan bisa dipantau.
Terdapat beberapa studi mengenai lirik lagu yang dilakukan oleh para ahli, dalam hubungannya dengan efek atau dampak yang ditimbulkan
di kalangan pendengarnya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lagu yang memiliki lirik dengan nuansa kekerasan terbukti dapat menyebarkan
nilai-nilai yang negatif bagi konsumennya, seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh Anderson, Carnagey, dan Eubanks 2003. Temuan
penelitian ini adalah ada dua efek dari lagu dengan lirik kekerasan bagi konsumennya, yaitu efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Efek
jangka pendeknya adalah bisa meningkatkan pemikiran agresif dan mempengaruhi persepsi khalayak dalam interaksi sosial yang mereka
jalani sehari-hari, di mana mereka cenderung lebih suka mewarnai interaksi sosial mereka dengan sikap agresif. Sementara itu, efek jangka
panjang dari mendengarkan lagu yang mengandung lirik kekerasan antara
commit to user 65
65 lain : 1 Efek langsung, yaitu adanya peningkatan kepribadian yang
agresif, sebagaimana efek jangka panjang yang akan dialami oleh penonton tayangan kekerasan di televisi; 2 efek tidak langsung, yaitu
adanya perubahan suasana dalam lingkungan sosial, termasuk dengan hubungan orang-orang yang ada dalam lingkungan sosial tersebut,
misalnya hubungan pertemanan yang awalnya dekat, lama-kelamaan akan terpengaruh juga dengan sikap agresif akibat terpaan dari lagu dengan lirik
kekerasan. Dengan kata lain, efek jangka panjang dari mengkonsumsi lagu dengan lirik kekerasan yang terus-menerus bisa menciptakan lingkungan
sosial yang lebih tidak bersahabat. Selain lagu dengan lirik yang bertema kekerasan, ternyata lagu
dengan lirik yang bertemakan seksualitas juga terbukti memberikan dampak negatif bagi khalayak, dalam hal ini adalah remaja. Hal ini tampak
dari studi longitudinal yang dilakukan oleh Stephen C. Martino dan para koleganya pada tahun 2001-2004. Sebanyak 1.461 remaja dengan rentang
usia 12-20 tahun menjadi responden dalam studi ini. Sementara itu, unit analisis dalam studi ini adalah 163 lagu dari 16 album dari berbagai genre,
baik penyanyi laki-laki maupun perempuan yang sedang mencapai popularitasnya saat studi tersebut dilakukan. Studi ini menghasilkan
temuan sebagai berikut: Mendengarkan lagu bertema seksualitas, utamanya dengan lirik yang
merendahkan martabat perempuan degrading sexual lyrics memiliki hubungan dengan peningkatan aktivitas seksual di
commit to user 66
66 kalangan remaja, baik aktivitas seksual yang noncoital kegiatan
seksual yang tidak melibatkan persetubuhan, seperti misalnya berciuman, bercumbu, menyentuh disentuh pada bagian dada
perempuan, saling menyentuh alat kelamin, dan melakukan oral seks, maupun yang melibatkan kegiatan intercourse persetubuhan
memasukkan alat kelamin laki-laki pada alat kelamin perempuan. Mendengarkan lagu bertema seksualitas, utamanya dengan lirik yang
tidak merendahkan martabat perempuan non-degrading sexual lyrics tidak memiliki hubungan dengan peningkatan aktivitas
seksual di kalangan remaja, baik aktivitas seksual yang noncoital maupun yang melibatkan kegiatan intercourse Martino, et.al, 2006.
Dari dua contoh studi mengenai lirik lagu di atas, tampak jelas bahwa ternyata lagu memiliki terpaan yang tinggi di kalangan khalayak,
terutama remaja. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan perhatian yang lebih terhadap lirik lagu, terutama yang berhubungan
dengan nilai-nilai yang negatif. Pengurangan lirik lagu yang semacam itu serta pengurangan terpaan lagu terhadap remaja mungkin bisa
mengendalikan dampak negatif yang mungkin muncul. Namun, selain studi mengenai efek lirik lagu yang bermuatan nilai
negatif bagi khalayak, ada juga studi yang membahas mengenai efek lagu dengan lirik yang mengandung nilai positif bagi khalayaknya. Studi ini
dilakukan oleh Tobias Greitemeyer dari University of Sussex. Greitemeyer meneliti mengenai efek lagu dengan lirik pro-sosial prosocial lyrics
commit to user 67
67 terhadap perilaku pro-sosial prosocial behavior khalayak Greitemeyer,
2009. Studi ini dilakukan dalam empat kali penelitian dengan melibatkan responden yang berbeda-beda, yaitu 33 mahasiswa dari Ludwig-
Maximilians University di Munich, Jerman dan 159 mahasiswa dari University of Sussex di Brighton, Inggris. Lagu yang digunakan dalam
setiap studi ini adalah empat buah lagu dengan lirik pro-sosial, serta empat buah lagu dengan lirik netral. Secara umum, studi ini menghasilkan
temuan sebagai berikut: Terpaan lagu dengan lirik pro-sosial lebih meningkatkan perilaku
pro-sosial dibandingkan dengan terpaan lagu dengan lirik netral. Responden yang mendengarkan lagu dengan lirik pro-sosial
memiliki aksesibilitas pemikiran pro-sosial sikap kesediaan membantu dan berempati dengan sesama lebih besar dibandingkan
dengan responden yang mendengarkan lagu dengan lirik netral.
B. Penelitian yang telah dilakukan