commit to user 95
Desma 21 mengungkapkan mengenai komitmen yang perlu dilakukan secara verbal berikut ini:
“ya jangan punya sephia lah.. walaupun di.. di lagunya Sheila on 7 diceritain kalo.. kalo punya Sephia tu nggak enak, ee.. kita
pribadi juga harus punya.. ini ya … punya komitmen dengan
pasangan. Nggak perlu yang resmi-resmi lah.. masak ama pasangan sendiri nggak percaya
” sumber: wawancara dengan Desma, 12 Juli 2010
Lebih lanjut, komitmen secara non verbal merupakan hal yang tidak lazim dalam kehidupan hubungan di Indonesia. Hal ini terjadi
karena di Indonesia, ketika sudah memutuskan menjalin hubungan dengan seseorang, maka secara otomatis terdapat rasa percaya terhadap
orang tersebut. Selain itu, Faizah 22 juga mengungkapkan komitmen sebagai
suatu nilai dalam hubungan yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan nyata seperti pendapatnya berikut ini:
“… kalo menurut aku bagaimanapun, kalau yang emang... apa… udah ada komitmen
dalam suatu hubungan tertentu, ya udah… ya yang wajar-wajar aja lah, yang lurus-
lurus”. sumber: wawancara dengan Faizah, 22 Juni 2010.
Faizah merasa bahwa komitmen yang wajar dibutuhkan dalam suau hubungan. Kewajaran ini terwujud dengan komitmen yang berupa
ucapan, tanpa harus ada catatan tertulis atau resmi.
5. Saling ketergantungan
Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya membutuhkan orang lain dalam segala hal. Tergantung dengan orang lain bukan berarti sebagai
manusia kita tidak bisa mandiri atau melakukan maupun menentukan
commit to user 96
segala keputusan sendiri. Lebih daripada itu, ketergantungan kita akan bantuan orang lain merupakan perwujudan dari adanya hubungan dengan
orang lain yang berjalan dengan baik. a.
Saling ketergantungan sebagai bentuk hubungan timbal balik. Saling ketergantungan melibatkan aktivitas saling timbal balik.
Hal ini terjadi karena dalam sebuah relationship, ketergantungan ini seyogyanya dilakukan oleh semua individu yang terlibat di dalamnya,
sehingga bukan hanya satu orang atau beberapa orang saja yang menggantungkan dirinya pada orang lain, tetapi orang lain juga
menggantungkan diri mereka pada kita. Fahmi
19 dalam
wawancaranya mengungkapkan
ketergantungan seseorang dengan orang lain sebagai wujud dari adanya hubungan timbal balik berikut ini:
“Jangan nyakitin.. apa.. jangan sakiti orang lah.. gimanapun.. kita makhluk sosial, suatu saat butuh juga orang lain
…” sumber: wawancara dengan Fahmi, 27 Juli 2010.
Fahmi dalam pendapatnya menyoroti bahwa menyakiti orang lain merupakan hal yang tidak baik dan tidak benar. Hal ini karena
menurutnya, di saat yang lain orang yang menyakiti orang lain tersebut bukan tak mungkin juga akan membutuhkan orang lain. Hubungan yang
timbal balik sangat dibutuhkan dalam menjalin hubungan yang baik. Salah satu perwujudan dari hubungan timbal balik itu adalah
menghindari untuk menyakiti orang lain, agar kita tidak disakiti, dan
commit to user 97
sebagai makhluk sosial kita tidak bisa menghindari kondisi di mana kita membutuhkan orang lain dalam hidup ini.
b. Saling ketergantungan untuk mempererat hubungan yang telah terjalin
Hubungan yang telah terbina akan semakin langgeng dan lebih erat jika masing-masing anggota dalam hubungan tersebut memiliki
rasa saling membutuhkan satu sama lain. Paling tidak, dengan dibutuhkannya kita bagi orang lain, maka kita menjadi seseorang yang
berarti bagi orang tersebut. Anggi 21 mengungkapkan mengenai perlunya interdependence
dalam romantic relationship seperti apa yang diucapkannya berikut ini: “ada juga saling membutuhkan.. apa.. kita bergantung dengan
orang lain, orang lain pun juga… Jadi, bisa.. apa ya? Bisa saling memberi saling menerima
, bisa saling mempererat ikatan satu sama lain
, bisa.. ya.. pokoknya gitu lah mbak ”.
sumber: wawancara dengan Anggi, 23 Juli 2010. Ikatan yang telah terbina sejak kita memulai suatu hubungan
dengan orang lain, bisa menjadi lebih erat dengan adanya saling bergantung satu sama lain. Maksudnya di sini bukanlah kita tidak bisa
mengandalkan diri kita sendiri, melainkan, keterlibatan seseorang dalam hidup kita menjadi hal yang bisa mendekatkan dan mempererat
ikatan yang telah ada tersebut. c.
Saling ketergantungan sebagai bentuk pengorbanan Romantic relationship memerlukan adanya suatu pengorbanan,
terlebih lagi jika hal ini dihubungkan dengan nilai saling ketergantungan. Tak jarang kesenangan dan kepentingan kita harus kita
commit to user 98
korbankan agar bisa memenuhi kebutuhan pasangan kita Murray, et. al., 2009.
Hal seperti tersebut di atas tampak pada pendapat Faizah seperti berikut ini:
“… ketergantungan sama pasangan, berarti ada pengorbanan
juga. Misalnya pasangan kita lagi pengen nih… kita melakukan apa gitu, karena suatu saat kita juga mungkin bakal butuh.. butuh
dia, kita juga kudu rela gitu mbak, membuang mimpi dan
kepengenan kita gitu” sumber: wawancara dengan Faizah, 1 September 2010.
Kata “saling” yang ada dalam frase “saling ketergantungan” ini menandakan adanya hubungan timbal balik, sehingga memungkinkan
adanya hal serupa yang terjadi pada kita maupun partner dalam kita menjalin hubungan tersebut. Sehingga, wajarlah jika ketergantungan ini
merupakan bentuk pengorbanan. Benar, ketika saat ini kita dibutuhkan oleh pasangan kita untuk melakukan sesuatu maka adalah suatu hal
yang wajar ketika kita mengorbankan kepentingan kita. Hubungan timbal balik tersebut menandakan bahwa suatu saat kita yang akan
membutuhkan pasangan kita, dan pada saat itulah pasangan kita yang akan mengorbankan kepentingannya untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan kita. Nilai-nilai romantic relationship seperti yang tersebut di atas
merupakan hal-hal yang seharusnya diaplikasikan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, utamanya romantic relationship. Nilai-nilai tersebut perlu
dijunjung tinggi dan dilestarikan sehingga tercipta stabilitas hubungan yang baik. Selain itu, nilai-nilai tersebut perlu diaplikasikan dalam kehidupan
commit to user 99
sehari-hari tanpa syarat, pun dalam romantic relationship yang dijalani oleh para remaja di Indonesia. Sehingga, walau apapun terjadi, seperti halnya
muncul penggambaran mengenai nilai-nilai tersebut yang tidak sesuai atau menyimpang terutama melalui media massa, sudah seharusnya hal-hal ini
tetap menjadi hal yang ada dalam konteks hubungan yang nyata terjadi di antara individu.
Akhirnya, pada bagian ini telah disajikan temuan data mengenai realitas objektif nilai-nilai romantic relationship. Data ini yang menjadi dasar bagi
penyajian temuan data yang lain. Pada bagian selanjutnya merupakan realitas media, yang akan menyajikan temuan data mengenai bagaimana lagu-lagu
pop Indonesia era tahun 2000-an yang menjadi bahan kajian penelitian ini menggambarkan nilai-nilai romantic relationship melalui lirik lagu-lagu
tersebut.
commit to user 100
100
B. Realitas Media: Nilai-Nilai Romantic Relationship dalam Lagu-Lagu Pop