commit to user 10
10 stasiun televisi swasta nasional adalah bentuk sosialisasi nilai percintaan
yang berlebihan bagi khalayak. Lihatlah bagian reffrain lagu
“Cinta ini Membunuhku” oleh D’Masiv berikut ini:
“Kau hancurkan aku dengan cintamu. Tak sadarkah kau telah menyakitiku.
Lelah hati ini meyakinkanmu.
Cinta ini membunuhku” sumber: lirik lagu Cinta Ini Membunuhku oleh D’Masiv.
Dari lirik tersebut bisa kita lihat bahwa seseorang yang tersakiti oleh
cinta bisa merasa bahwa cinta itu seakan membunuh dirinya. Nilai cinta yang diyakini mampu menciptakan perdamaian dunia seakan luruh dengan
kalimat terakhir pada bagian reffrain lagu tersebut. Bagaimana mungkin pemersatu dunia malah bisa membunuh seseorang? Pesan dalam lagu
tersebut jika tersosialisasi di kalangan masyarakat, bukan tak mungkin akan menimbulkan hal-hal negatif di kalangan khalayak seperti yang
tergambar dalam lagu tersebut.
4. Pergeseran Nilai dalam Lagu-lagu Pop Indonesia
Lagu, yang terbentuk dari musik sebagai slah satu elemennya, memiliki nilai-nilai yang tersosialisasi secara serempak dengan melalui
proses konsumsi yang dilakukan oleh khalayak, dalam hal ini pendengar lagu tersebut. Nilai-nilai yang terkandung dalam lagu-lagu pop di
Indonesia mengalami pergeseran seiring dengan perubahan zaman. Walaupun jika mengamati kecenderungan adanya repetisi tema sejak masa
revolusi hingga masa millennium, memang tak bisa dipungkiri bahwa
commit to user 11
11 nilai-nilai yang terkandung dalam lagu pop Indonesia pun tidak banyak
memiliki variasi. Hanya saja, pada masing-masing era, terdapat nilai-nilai tertentu yang cenderung lebih mendominasi dibandingkan dengan nilai
yang lain. Di era revolusi, nilai patriotisme dan nilai perjuangan mendominasi
industri musik Indonesia Mintargo, 2003. Selain itu, nilai propaganda, nilai cinta tanah air, nilai cinta kepada kekasih, juga banyak mendominasi
masa tersebut. Beralih ke era tahun 60-an, nilai cinta tampak mendominasi lagu-lagu pop Indonesia. Nilai pemberontakan karena ketidakpuasan pada
pemimpin yang kala itu melarang segala bentuk konsumsi lagu asing juga masih tampak. Pada era setelahnya, hingga era millennium nilai cinta
dengan berbagai variasinya menjadi pesan dalam lagu-lagu pop Indonesia. Pada era tahun 80-an hingga 90-an, nilai cinta patah hati dan putus
asa lebih menonjol dibandingkan nilai yang lain. Selain itu, nilai humanisme juga banyak mendominasi, misalnya pada lagu-lagu Iwan Fals
http:islamlib.comidartikelhumanisme-dalam-lirik-lagu-iwan-fals, diakses 20 November 2009. Pada era 2000-an, nilai cinta dengan nuansa
negatif, seperti perselingkuhan, kekasih gelap, dan sejenisnya lebih banyak menghiasi lagu-lagu pop Indonesia. Nilai cinta yang ada tersebut
sesungguhnya bisa menjadi dasar bagi orang-orang dalam menjalani hubungan cinta dalam kehidupan mereka, di mana hubungan cinta
merupakan sebuah fase menjalin hubungan dengan orang lain yang dialami oleh seseorang sebelum mereka memasuki fase yang lebih tinggi,
commit to user 12
12 yaitu pernikahan. Hubungan cinta kerap kali diistilahkan dengan romantic
relationship. Dari paparan di atas, bisa diketahui bahwa dewasa ini, terdapat
pergeseran nilai dalam lagu pop Indonesia. Pergeseran tersebut memunculkan nilai baru yang mungkin tidak sesuai dengan dengan nilai-
nilai lama yang terdapat dalam lagu pop Indonesia. Dengan kemunculan nilai-nilai baru tersebut, seakan-akan nilai-nilai lama yang ada diluruhkan
dan dikesampingkan. Lebih lanjut, nilai-nilai baru tersebut cenderung merupakan kontradiksi dari nilai-nilai lama.
5. Peran Media Massa sebagai Media Penyampai Lagu Pop Indonesia