commit to user 12
12 yaitu pernikahan. Hubungan cinta kerap kali diistilahkan dengan romantic
relationship. Dari paparan di atas, bisa diketahui bahwa dewasa ini, terdapat
pergeseran nilai dalam lagu pop Indonesia. Pergeseran tersebut memunculkan nilai baru yang mungkin tidak sesuai dengan dengan nilai-
nilai lama yang terdapat dalam lagu pop Indonesia. Dengan kemunculan nilai-nilai baru tersebut, seakan-akan nilai-nilai lama yang ada diluruhkan
dan dikesampingkan. Lebih lanjut, nilai-nilai baru tersebut cenderung merupakan kontradiksi dari nilai-nilai lama.
5. Peran Media Massa sebagai Media Penyampai Lagu Pop Indonesia
Pesan yang terdapat dalam lagu, perlu ditransmisikan kepada khalayak sebagai konsumen produk lagu tersebut melalui saluran tertentu.
Media massa merupakan saluran yang bisa digunakan untuk mentransmisikan pesan-pesan tersebut. Media massa yang bisa digunakan
untuk menyampaikan pesan yang ada dalam lagu misalnya televisi. Melalui program musik yang ditayangkan di televisi, masyarakat bisa
menikmati lagu-lagu pop Indonesia tersebut dalam bentuk audio visual, misalnya dengan menikmati video klip lagu-lagu tersebut, ataupun
menyaksikan penampilan musisinya secara langsung pada acara-acara musik di televisi.
Selain bentuk audio visual, masyarakat juga bisa menikmati lagu- lagu pop Indonesia secara audio saja, melalui media radio. Melalui radio,
masyarakat bisa menikmati lagu-lagu tersebut dengan frekuensi yang lebih
commit to user 13
13 sering dibandingkan dengan media televisi, karena pada dasarnya musik
merupakan komponen utama dari radio. Hal ini memunculkan adanya tingkat terpaan media yang lebih tinggi bagi masyarakat.
Dengan menampilkan lagu-lagu tersebut melalui media massa, seperti melalui televisi ataupun radio misalnya, secara tidak langsung
terjadilah proses konstruksi realitas media, di mana realitas media tersebut sesungguhnya merupakan realitas yang ada di media, bukan murni realitas
objektif yang sesuai dengan kondisi atau keadaan nyata yang ada. Konstruksi realitas media tersebut sesungguhnya memiliki aturan dan etika
tertentu agar mampu menampilkan kenetralan, tanpa terpengaruh oleh pihak-pihak tertentu, seperti misalnya permintaan pasar Haryatmoko,
1997. Sehingga, tak heran jika lagu-lagu pop Indonesia pada periode tahun
2000-an banyak didominasi oleh tema cinta yang menawarkan nilai-nilai relationship yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi kewajaran, seperti
halnya perselingkuhan, pacar gelap, kekasih simpanan, dan lain sebagainya. Ada kemungkinan bahwa semakin banyak musisi
memproduksi lagu demikian adalah karena pasar, dalam hal ini khalayak, yang menerima lagu semacam ini dengan baik. Penerimaan masyarakat ini
salah satunya bisa dilihat dengan hasil penjualan album yang bersi lagu dengan tema-tema tersebut yang ternyata mampu menembus angka ratusan
ribu dalam waktu yang singkat, sehingga, banyak musisi dengan lagu-lagu semacam itu memperoleh penghargaan platinum awards.
commit to user 14
14 Misalnya album Ratu and Friends, yang memuat lagu Teman Tapi
Mesra. Album ini berhasil terjual sebanyak lebih dari 400 ribu kopi, sehingga berhasil mendatangkan penghargaan double platinum dari Sony
BMG Music Entertainment, perusahaan rekaman yang memproduksi album ini http:id.wikipedia.orgwikiRatu_grup_musik, diakses 15
Desember 2009. Selain itu, album keempat Ungu Band yang berjudul Untukmu Selamanya, yang memuat lagu Kekasih Gelapku telah terjual
lebih dari 300.000 keping dan telah memperoleh double platinum award http:www.unguband.comdiscography_detail.php?id=29, diakses pada
11 Januari 2010. Demikian juga dengan album P.U.S.P.A. milik grup band ST-12 yang memuat lagu P.U.S.P.A Putuskan Saja Pacarmu.
Album ini berhasil meraih tiga platinum award http:selebriti.kapanlagi .comst12beritaindex7.html, diakses 31 Desember 2009.
Sebagai orang komunikasi, penulis merasa tertarik untuk meneliti pergeseran nilai yang ada dalam lagu-lagu pop tersebut, utamanya dalam
penerimaan khalayak terhadap lagu-lagu pop Indonesia yang mengandung pergeseran nilai tersebut. Bagaimana nilai-nilai tersebut tertanam di benak
khalayak, sehingga realitas media yang berdasarkan pada nilai-nilai tersebut membentuk realitas subjektif khalayak, akan diteliti dengan
menggunakan teori kultivasi cultivation theory. Penelitian ini merupakan studi efek media, di mana pesan yang ada
dalam isi dari suatu produk media memberikan efek tertentu pada khalayak sebagai konsumen media tersebut. Lebih lanjut, studi efek media
commit to user 15
15 dalam penelitian ini termasuk dalam studi efek media secara makro, yang
tdiak hanya berhubungan dengan efek media pada seseorang sebagai individu saja, tetapi juga mengenai bagaimana media memberikan efek
pada sistem sosial budaya khalayak tersebut.
6. Kultivasi, sebagai salah satu Efek Media Massa