commit to user 59
59 merupakan pangkal dari idealnya sebuah hubungan. Begitupun dengan
nilai kesetiaan yang bisa diaplikasikan bagi para remaja di Indonesia yang menjalani romantic relationship. Konsep-konsep nilai kesetiaan
yang tersebut di atas, kiranya masih pas dan sesuai dengan tradisi kebudayaan ketimuran Indonesia, begitupun dengan masyarakat Jawa
yang juga menganut kesetiaan dalam hubungan antar lawan jenis tersebut.
d. Komitmen
Komitmen pada dasarnya merupakan suatu syarat untuk keberlangsungan sebuah hubungan. Cukup banyak peneliti yang telah
mengkonseptualisasikan komitmen dengan berbagai cara, salah satunya adalah Ogolsky 2009 yang menyatakan bahwa komitmen merupakan
hasrat untuk melanjutkan suatu hubungan. Dari definisi Ogolsky tersebut, maka bisa diketahui bahwa orang yang memiliki komitmen
personal yang tinggi, akan termotivasi untuk merawat hubungan mereka, sehingga hubungan yang terjalin pun akan berlangsung dalam
waktu yang lama. Selain bisa mewujudkan hubungan yang langgeng, Dindia dalam
Canary dan Dainto, 2003 menambahkan beberapa hal yang bisa terwujud jika setiap individu memelihara hubungan yang mereka miliki.
Menurutnya, memelihara sebuah hubungan juga bisa meningkatkan kualitas hubungan tersebut, menghindarkannya dari kemunduran
deterioration.
commit to user 60
60 Kemunduran dalm suatu hubungan bisa saja terjadi, bahkan hal
ini merupakan salah satu siklus yang mungkin terjadi dalam sebuah hubungan. Namun, hal ini bisa diminimalisir dengan komitmen yang
kuat dalam hubungan tersebut. Dengan kata lain, komitmen juga merupakan pencegahan terhadap kemunduran sebuah hubungan dan
juga bisa mendukung peningkatan tahap suatu relationship. Komitmen berhubungan dengan keterlibatan seseorang atas
kesepakatan yang mereka buat dan mereka jalani dengan orang lain. Pada kesepakatan yang dibuat dalam sebuah komitmen, terdapat
perbedaan level komitmen tersebut antara pria dan wanita. Wanita dikenal sebagai individu yang lebih bijaksana, sehingga dalam
penentuan komitmen
pun wanita
dipercaya lebih
bijaksana dibandingkan dengan pria. Menurut studi Catherine A. Surra dan para
koleganya, komitmen dianggap sebagai sebuah pilihan dan investasi jangka panjang bagi wanita, sementara itu bagi para pria, komitmen
dibuat dan dilakukan dengan latar belakang untuk mendapatkan kesenangan Surra, et. al dalam Vangelisti, 2004.
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang merasakan adanya dukungan untuk mengembangkan romantic relationship mereka
cenderung lebih bisa mempertahankan hubungan tersebut dan bisa meningkatkan komitmen yang telah mereka tetapkan. Sementara itu,
individu yang merasa bahwa hubungan romantisnya tidak mendapatkan dukungan
dari orang-orang
di sekitarnya
tidak akan
bisa
commit to user 61
61 mempertahankan hubungannya itu untuk waktu yang lama, sehingga
dengan kata lain, komitmen yang telah ditetapkan juga tidak akan bisa dipertahankan Schmeeckle Sprecher dalam Evangelisti, 2004.
Lebih lanjut, komitmen bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Setelah berkomitmen untuk melakukan sesuatu, seseorang akan
bertanggung jawab untuk melaksanakan komitmennya tersebut. Akan menjadi sebuah hal yang sulit untuk untuk mengubah pikiran, ataupun
melanggar komitmen tersebut. Hal ini terutama berlaku untuk komitmen yang dilakukan secara terbuka di depan public Nowak, et.al
dalam Millon Lerner, 2003. Ada
beragam cara
yang bisa
dilakukan untuk
mengkomunikasikan sebuah komitmen, yaitu secara verbal maupun non verbal. Baxter Wilmot dalam Honeycutt Cantrill, 2001
menghasilkan sebuah temuan dari riset mereka bahwa, lebih banyak orang yang mengkomunikasikan komitmen mereka dengan orang lain
secara non verbal, misalnya dengan tindakan, perilaku, perbuatan, maupun pembuktian. Komitmen ini juga menjadi suatu hal yang banyak
terjadi dalam romantic relationship yang terjalin antara para remaja di Indonesia.
e. Saling ketergantungan