127
untuk menyempurnakan dan menjaga mutu produk. Sistem ini mengakui bahwa proses mutu terpadu melibatkan semua bagian dan fungsi organisasi.
I SO-9000 dapat digunakan pada situasi tanpa kontrak I SO 9004 dan situasi kontrak I SO-9001, I SO-9002, dan I SO-9003. Tiga model jaminan mutu untuk
situasi kontrak yaitu I SO-9001 : sistem mutu dalam desain pengembangan, produksi dan instalasi; I SO-9002 : sistem mutu dalam produksi dan instalasi;
sedangkan I SO-9003 : sistem mutu dalam inspeksi dan uji akhir Kadarisman, 1996. Dengan diperolehnya sertifikat tersebut diharapkan dapat meningkatkan
posisi tawar produk yang dihasilkan baik di pasar dalam negeri maupun di pasar internasional.
2.3 Pemasaran Ikan
Pemasaran ikan menunjukan kenaikan permintaan yang positif seiring dengan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatnya kesadaran masyarakat
akan ’makanan sehat’ yang terdapat pada ikan sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan. Sementara itu, suplai ikan untuk mencukupi permintaan tersebut
dipasok dari hasil tangkapan dan hasil budidaya.
2.3.1 Permintaan Produk Perikanan di Pasar
Jumlah pasokan ikan dari usaha penangkapan cenderung pertumbuhannya relatif
stagnan
sehingga secara umum mengakibatkan pasar dalam negeri mengalami kekurangan pasokan ikan sebesar 0,6 juta ton per tahun Badan
Penelitian dan Pengembangan Perdagangan, 2006. Disisi lain, kekurangan pasokan tidak otomatis menyebabkan harga ikan naik. Berdasarkan uji koefisien
trend
harga menunjukan tidak adanya peningkatan harga yang signifikan, dengan kata lain harga ikan relatif stabil di tengah kekurangan pasokan. Kondisi
ini juga mengindikasikan bahwa pengelolaan produk perikanan belum memenuhi standar kualitas dunia dan sistem distribusi yang efektif.
Berdasarkan pengukuran tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun I ndonesia, yang pada tahun 2006 berkisar 28,69 kg dan diperkirakan akan
meningkat terus menjadi 30 kg per kapita pada tahun 2006 2007, maka diprediksikan permintaan produk perikanan di pasar dalam negeri akan
mengalami kenaikan. Selain itu
trend
konsumsi ikan di masyarakat perkotaan cenderung naik sejalan dengan tingkat kesadaran akan hidup sehat yang
berkembang akhir-akhir ini. Sebagian besar produk perikanan laut digunakan
128
untuk memenuhi permintaan akhir yang terdiri atas konsumsi rumah tangga, industri usaha pengolahan dan sisanya untuk memenuhi permintaan ekspor.
2.3.2 Pola Distribusi
Secara umum pola distribusi produk perikanan di I ndonesia antara satu pola dengan pola yang lain berbeda panjang rantai distribusinya. Panjang rantai
pemasaran menandai banyaknya jumlah perantara yang terlibat dalam penyampaian produk perikanan yang dihasilkan nelayan pembudidaya
produsen ke konsumen yaitu konsumen terlembaga hotel, restoran, industri pengolahan dan ekspor dan konsumen akhir rumah tangga. Panjangnya rantai
pemasaran menandakan terjadinya beberapa kali transaksi jual beli, yaitu pertukaran hasil ikan dengan uang sebelum ikan dibeli oleh konsumen akhir. Pola
distribusi produk perikanan dari nelayan produsen sampai ke konsumen akhir dapat digambarkan pada Gambar 3 sebagai sebagai berikut :
Gambar 3. Pola distribusi pemasaran ikan
Sumber :
Kajian Rantai Ditribusi Produk Perikanan
Diseminasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Perdagangan, 2006. Balitbang Perdagangan, Departemen
Perdagangan RI , Jakarta.
2.4 Kerangka Teoritis Strategi Pemasaran 2.4.1 Definisi dan Prinsip Pemasaran