Good Manufacturing Practices GMP dan Hazard Analysis and Critical Control Point HACCP

124 jam pada aktivitas air 0,97 dan suhu 30° C, sehingga untuk menghambat pertumbuhannya dapat dilakukan dengan pengaturan aktivitas air. Radiasi dengan sinar gamma pada 0,62-5,00 KGy dapat mematikan spora Aflavus. Wheeler et al , 1986 menemukan Aflavus pada beberapa sampel ikan asin yang diambil dari pasar-pasar di I ndonesia, walaupun aflatoksin tidak ditemukan pada sampel sampel tersebut. Toksin lain yang ditemukan pada ikan asin adalah moniliformin yang dihasilkan oleh Fusariumfusaroides Rabie et all, 1978 Kerusakan oleh bakteri maupun jamur sebenarnya dapat dihindari dengan mengembangkan model-model pembusukan produk olahan oleh beberapa jenis bakteri dan jamur tertentu. Suatu model pembusukan ikan asin oleh bakteri Staphylococcus xylosus, Halobacterium salinarium, dan jamur telah dihasilkan oleh Doe dan Heruwati 1988. Sebagai contoh, dengan model yang merupakan fungsi antara aktivitas air produk, suhu dan waktu penyimpanan dapat diprediksi bahwa bila suatu produk yang mempunyai aktivitas air antara 0,75-0,90 disimpan pada suhu antara 25-45° C, maka produk tersebut akan mengalami penjamuran setelah disimpan lebih dari 20 jam.

2.2.4 Good Manufacturing Practices GMP dan Hazard Analysis and Critical Control Point HACCP

Asal mula Good Manufacturing Practices GMP adalah suatu peraturan yang dicetuskan oleh pemerintah Amerika Serikat US-FDA yang menuntut sistem manajemen mutu dan keamanan pangan, penentuan kriteria yang mampu memenuhi the code of Federal Regulation 21 CFR parts 110 guna memperoleh produk pangan yang bebas dari penyimpangan mutu. Definisi GMP adalah minimum standar sanitasi dan proses pengolahan yang diperlukan untuk menjamin produksi pangan secara utuh Luning et al. , 2002. Lebih lanjut menjelaskan tentang unsur-unsur GMP yang terkandung antara lain dokumentasi dan pencatatan recordkeeping , kualifikasi personal SDM personnel qualification , sanitasi dan higienis Hygienee and Sanitation , verifikasi alat dan peralatan equipment verification , validasi proses procces validation dan penanganan bahan complaint handling . Dalam implementasinya, GMP dapat berperan dalam menjamin untuk menghasilkan suatu produk pangan yang bermutu dan aman bagi kesehatan. 125 Sebelumnya, baik-buruknya mutu produk ditentukan dengan mengandalkan pengujian akhir di laboratorium. Namun hal itu ternyata tidak efektif, sehingga diperlukan adanya penerapan sistem jaminan mutu dan sistem manajemen lingkungan, dan sistem produksi pangan yang baik Good Manufacturing Practices . Dengan menerapkan GMP diharapkan produsen pangan dapat menghasilkan produk makanan yang bermutu, aman dikonsumsi dan sesuai dengan tuntutan konsumen, bukan hanya konsumen lokal tetapi juga konsumen global Fardiaz, 1997. Fardiaz 1997 mengemukan ada dua hal yang berkaitan dengan penerapan GMP di industri pangan yaitu Critical Control Point CCP dan Hazard Analysis and Critical Control Point HACCP. Critical Control Point CCP atau Titik Kendali Kritis adalah setiap titik, tahap atau prosedur dalam suatu sistem produksi pangan yang apabila tidak terkendali dapat menimbulkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan. CCP diterapkan pada setiap tahap proses mulai dari produksi, pertumbuhan dan pemanenan, penerimaan dan penanganan bahan tambahan ingredien , pengolahan, pengemasan, distribusi sampai dikonsumsi oleh konsumen. Batas kritis critical limit adalah toleransi yang ditetapkan dan harus dipenuhi untuk menjamin bahwa suatu CCP secara efektif dapat mengendalikan bahaya mikrobiologis, kimia maupun fisik. Batas kritis pada CCP menunjukkan batas keamanan. Sedangkan Hazard Analysis and Critical Control Point HACCP atau Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap bahan, produk, atau proses untuk menentukan komponen, kondisi atau tahap proses yang harus mendapatkan pengawasan yang ketat dengan tujuan untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. HACCP merupakan suatu sistem pengawasan yang bersifat mencegah preventif terhadap kemungkinan terjadinya keracunan atau penyakit melalui makanan Fardiaz, 1997. Sistem HACCP memuat 7 prinsip yang merupakan konsepsi HACCP antara lain analisis bahaya Hazard Analysis , pengendalian titik kritis Critical Control Point , penentuan batas kritis Critical Limit , pemantauan titik kritis Monitoring , tindakan perbaikan Corective Action , pencatatan Record keeping dan verifikasi Verification . 126 Sistem HACCP mempunyai tiga pendekatan penting dalam pengawasan dan pengendalian mutu produk pangan, yaitu: 1 keamanan pangan food safety , yaitu aspek-aspek dalam proses produksi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit; 2 kesehatan dan kebersihan pangan whole-someness , merupakan karakteristik produk atau proses dalam kaitannya dengan kontaminasi produk atau fasilitas sanitasi dan higiene; 3 kecurangan ekonomi economic fraud , yaitu tindakan ilegal atau penyelewengan yang dapat merugikan konsumen. Tindakan ini meliputi antara lain pemalsuan bahan baku, penggunaan bahan tambahan yang berlebihan, berat yang tidak sesuai dengan label, “ overglazing ” dan jumlah yang kurang dalam kemasan Hadiwihardjo, 1998. Penerapan GMP dan HACCP merupakan implementasi dari jaminan mutu pangan sehingga dapat dihasilkan produksi yang tinggi dan bermutu oleh produsen yang pada akhirnya akan menciptakan kepuasan bagi konsumen Hubeis, 1994 .

2.2.5 Penerapan Sistem Manajemen Mutu