Potensi dan Produksi Ikan

114

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Potensi dan Produksi Ikan

I ndonesia memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang sangat besar dan bervariasi yang tersebar di wilayah perairan laut dan perairan darat seperti danau, waduk, sungai dan rawa-rawa. Hasil pengkajian stock ikan di perairan I ndonesia yang dilaksanakan Badan Riset Kelautan dan Perikanan-DKP bekerjasama dengan Lembaga I lmu Pengetahuan I ndonesia LI PI pada tahun 2001, potensi lestari sumberdaya ikan laut I ndonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton tahun. Jika diasumsikan 80 dari potensi lestari merupakan jumlah tangkapan maksimum yang diperbolehkan, maka jumlah ikan laut yang dapat dimanfaatkan maksimal 5,12 juta ton tahun. Tabel 1. Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya I kan SDI menurut Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan Tahun 2001 No Jenis Sumberdaya Ikan Potensi tonth JTB tontahun Produksi ton Tingkat Pemanfaatan 1. I kan Pelagis Besar 1.165.360 932.288 736.170 78,97 2. I kan Pelagis Kecil 3.605.660 2.884.528 1.784.330 61,86 3. I kan Demersal 1.365.090 1.092.072 1.085.500 99,40 4. I kan Karang 145.250 116.200 156.890 135,02 5. Udang Penaeid 94.800 75.840 259.940 342,75 6. Lobster 4.800 3.840 4.080 106,25 7. Cumi-cumi 28.250 22.600 42.510 188,10 Jumlah 6.409.210 5.127.368 4.069.420 79,37 Keterangan : JTB = Jumlah tangkapan yang diperbolehkan Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap tahun 2005, angka perkiraan produksi penangkapan ikan di laut mencapai 4,97 ton atau sekitar 77,7 dari jumlah potensi lestari atau 97 dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB. Sedangkan penangkapan di wilayah perairan umum dengan luas sekitar 54 juta hektar, sebagian besar berupa perairan rawa yaitu ± 39,4 juta hektar 71,63 dan perairan sungai dan danau ± 14,6 juta hektar 28,37 , total potensi produksi diperkirakan sebanyak 115 0,9 juta ton tahun. Sementara itu, produksi perikanan I ndonesia selain dari penangkapan, juga dihasilkan dari usaha budidaya seperti budidaya air laut, budidaya air payau dan budidaya air tawar. Pada tahun 2004, budidaya air laut mampu menghasilkan ikan sebanyak 420.919 ton, budidaya air payau menghasilkan sekitar 559.612 ton dan budidaya air tawar sekitar 488.179 ton Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2005. Secara umum, produksi ikan nasional dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 6,36 yaitu 5,1 juta ton produksi pada tahun 2000 menjadi 7,4 juta ton pada tahun 2006. Kontribusi produksi ikan nasional masih didominasi oleh usaha penangkapan khususnya penangkapan di laut. Kontribusi perikanan budidaya terhadap produksi ikan nasional pada tahun 2006 naik menjadi 35,5 , dimana pada tahun 2005 kontribusi produksi ikan nasional hanya mencapai 31,5 dari total produksi Siaran pers Perikanan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat. 27 06 07. Dari jumlah produksi ikan nasional tersebut, sebagian besar 70 dipasarkan dalam bentuk segar dan frozen dengan tujuan pasar ekspor dan pasar domestik, dan sisanya 30 dipasarkan dalam bentuk ikan olahan seperti ikan asin, ikan asap, ikan pindang presto, ikan kaleng, bakso ikan, nuget, otak-otak dan lain-lain.

2.2 Pengolahan dan Mutu Ikan