173
tempat tersedianya barang-barang yang ditawarkan. Sehingga perlu didukung dengan 3 P lainnya
yaitu
product, price
dan
promotion.
Pada dasarnya perusahaan dapat menjual produknya secara langsung ke konsumen akhir, tetapi dengan menggunakan perantara ada
beberapa keuntungan yang akan diperoleh antara lain sumber daya keuangan yang dibutuhkan dapat dihemat sehingga lebih efisien dan biaya
distribusi lebih ekonomis.
a. Distribusi dan Transportasi Produk
Prinsip distribusi pemasaran adalah melakukan kegiatan memindahkan barang dari produsen sampai ke konsumen. Distribusi ini
mengatasi kesenjangan waktu dan tempat. Perusahaan telah melakukan hal yang sama dalam menyalurkan produknya sehingga bisa sampai ke
konsumen akhir. Model distribusi pemasaran yang diterapkan oleh UKM Petikan Cita
Halus adalah: 1
Distribusi melalui outlet-outlet pemasaran Model distribusi ini sudah dilaksanakan selama lebih dari 2 tahun
dengan memanfaatkan outlet-outlet pemasaran di supermarket dan pasar tradsional. I kan asap UKM Petikan Cita Halus telah tersebar ke
seluruh kota besar di Pulau Jawa melalui jaringan supermarket Giant dan Carefour. Sedangkan untuk pasar tradisional masih berkisar di
daerah Jakarta, Bogor dan Depok. 2
Distribusi melalui keagenan atau distributor Sejak pertengahan tahun 2007, pemilik perusahaan memutuskan
untuk membuat terobosan baru dalam mendistribusikan produknya melalui pembentukan ke-agenan atau Ditributor ikan asap. Dalam
mendukung sistem keagenan ini, perusahaan bekerjasama dengan PT. Sanyo I ndonesia yang memproduksi lemari pendingin freezer melalui
kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.
174
b. Promosi Penjualan
Faktor lain yang turut berperan dalam pemasaran adalah kegiatan promosi yang bertujuan memperkenalkan produk ikan asap ke masyarakat
luas serta. Kegiatan promosi merupakan ujung tombak pemasaran bagi perusahaan dan ini telah disadari betul oleh pemilik UKM Petikan Cita
Halus. Bentuk-bentuk promosi yang telah dilaksanakan oleh menejemen
perusahaan antara lain penyebaran brosur dan leaflet, partisipasi dalam pameran nasional, promosi melalui media cetak majalah dan Koran,
promosi liputan di media elektronik Trans TV, TV7, dan TVRI .
4.1.5 Preferensi Konsumen
Untuk melihat sebebrapa jauh respon masyarakat terhadap ikan asap UKM Petikan Cita Halus, telah disebarkan kuesioner ke beberapa
responden yang diambil secara acak. Jumlah responden yang diambil berjumlah 50 orang. Selain itu dilakukan wawancara secara langsung
terhadap responden yang ditemui di pasar tradisional dan supermarket. Jumlah responden untuk wawancara langsung berjumlah sekitar 15 orang.
Hasil kuesioner dan wawancara langsung yang berjumlah 65 responden adalah:
a Menyukai ikan asap sebanyak 46 orang
b Mengenal UKM Petikan Cita Halus sebanyak 28 orang
c Jenis I kan Asap yang disukai 1 responden lebih dari satu jawaban
antara lain tuna asap sebanyak 34 responden, cakalang asap
sebanyak 32 responden, layang asap sebanyak 5 responden, marlin asap sebanyak 10 responden, pari asap sebanyak 59 responden, patin
asap sebanyak 42 responden dan lele asap sebanyak 18 responden.
4.1.6 Kesenjangan Gap Kondisi
Dari kondisi umum perusahaan yang telah diuraikan di atas, terlihat ada kesenjangan Gap antara hasil akhir yang diharapkan dengan hasil
yang diperoleh seperti terlihat dalam Table 10.
175
Tabel 10. Kesenjangan Gap antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diharapkan pada UKM Petikan Cita Halus.
No. DIMENSI
KONDISI SEKARANG KONDISI OPTIMAL
1. Produksi a. Kemampuan produksi
kurang dari 5 ton per tahun.
b. Pasokan bahan baku
kurang dari 10 ton per tahun.
a. Kemampuan
Produksi mencapai 120 ton per tahun
b. Bahan baku yang
dibutuhkan berkisar 300 ton per tahun
2. Pemasaran
Penjualan kurang dari 4 ton per tahun
Penjualan mencapai 100 ton per tahun
3. Profitabilitas
Laba perusahaan kurang dari Rp. 30.000.000 per
tahun Laba perusahaan
mencapai Rp. 90.000.000 per tahun
Kemampuan produksi perusahaan saat ini kurang dari 5 ton per tahun sementara kapasitas optimal dapat menghasilkan sekitar 120 ton
per tahun. Pasokan bahan baku yang didapat oleh perusahaan yang berlangsung saat ini yaitu kurang dari 10 ton per tahun. Sementara
kebutuhan bahan baku untuk mengoptimalkan kapasitas produksi bisa mencapai 300 ton per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan
permodalan perusahaan dalam pembelian bahan baku sangat terbatas dan sarana penyimpanan stok bahan baku hanya mampu menampung
sekitar 100 kg ikan. Selain itu, faktor penyerapan pasar menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk tidak mengoptimalkan kapasitas
produksinya. Hasil penjualan produk saat ini yaitu sebesar kurang dari 4 ton per
tahun, masih sangat jauh dari yang diharapkan yaitu sekitar 100 ton per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh masih rendahnya permintaan ikan asap
sehingga perusahaan tidak berani memproduksi lebih banyak lagi.
4.2 Evaluasi Strategi Pemasaran 4.2.1 Aspek Produksi
a. Bahan Baku
176
Pasokan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan selama ini berasal dari :
1 PPS Muara Baru
Bila ditinjau dari letaknya, lokasi PPS Muara Baru dengan UKM Petikan Cita Halus relatif dekat dan ini sangat menguntungkan perusahaan
dalam hal penyediaan bahan baku. Di sisi lain, PPS muara Baru merupakan pelabuhan pendaratan ikan terbesar di I ndonesia yang
menjadi tujuan pendaratan para nelayan. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan
Perikanan periode tahun 2005 sampai tahun 2006 diperoleh bahwa jumlah kapal yang mendaratkan ikan di PPS Muara Baru sebanyak
3899 unit sepanjang tahun 2005 dan 3330 unit sepanjang tahun 2006. Sementara itu, volume ikan yang didaratkan di PPS Muara Baru
berjumlah 90.615 ton selama tahun 2005 dan menurun pada tahun 2006 menjadi 39.876,9 ton. Dengan kondisi ini, sumber bahan baku
sangat mendukung terhadap kelangsungan operasional perusahaan, karena hampir semua jenis ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis
penting tersedia di PPS Muara baru.
2 Jatiluhur dan Saguling
Untuk ikan-ikan air tawar, bahan bakunya dipasok oleh para pembudidaya ikan di Jatiluhur dan Saguling. Pasokan bahan baku ikan
air tawar sampai saat ini tidak ada masalah karena di samping melimpahnya bahan baku, kebutuhan ikan air tawar seperti lele, nila
dan patin lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan ikan laut.
b. Tata Letak Pabrik