mendukung. Disamping dibutuhkan beberapa perlengkapan seperti cool box dan es untuk membuat ikan tetap awet. Sementara itu, di desa pedalaman daya beli
masyarakatnya masih rendah. Situasi-situasi seperti ini memerlihatkan hasil tangkapan dengan pukat
adakalanya menguntungkan bila ikan-ikan kecil yang banyak di dapat bisa dijual langsung, tetapi menjadi beban juga apabila tidak bisa dijual. Beban ini kerap
peneliti temukan di pantai, ketika hasil yang didapat pukat kebanyakan adalah ikan kecil, pekerjaan ibu-ibu rumah tangga akan bertambah berat yaitu membakar
ikan dan berangkat penetang malam atau esok harinya. Tidak jarang karena banyaknya ikan kecil yang didapatkan, para meing akhirnya membagi secara
cuma-cuma ikan tersebut kepada orang-orang di pantai dan kepada tetangga mereka.
Dilematika dalam mengolah dan mempertukarkan ikan-ikan kecil menjadikannya nilai ikan kecil dipandangan masyarakat pesisir ini rendah.
Sepulang dari pukat, maka dikatakan ‘hasil’ apabila ada pari, hiu atau lumba- lumba yang didapatkan. Nilai ikan tertinggi oleh keseluruhan meing ada pada pari,
sedangkan nilai tangkapan ikan bernilai tinggi oleh pemilik jaring pukat adalah ikan hiu, karena satu set sirip hiu menjadi milik pukat. Sirip hiu yang bisa dijual
dengan harga 175.000set. Sedangkan dengan hasil tangkapan berupa tuna, tongkol, cakalang yang banyak sekalipun sering disebut dengan kosong karena
nilai ikan rendah. Rendah atau tingginya nilai ikan dalam masyarakat Lamalera ditentukan oleh bisa atau tidaknya daging ikan tersebut diawetkan. Daging ikan-
ikan kecil sendiri tidak bisa disimpan lama, harus segera diolah, dijual atau dikonsumsi.
5.4. Dampak Perubahan Pengelolaan Ekonomi Terhadap Aspek Sosiokultur
Lainnya
Kehidupan masyarakat Lamalera, hampir di segala aspek tidak bisa lepas atau selalu berhubungan dengan laut. Peneliti akan untuk memaparkan kaitan-
kaitan ini dalam metode yang dikembangkan Steward. Ketika proses adaptasi dengan lingkungan melahirkan teknologi pemamfaatan dan menciptakan sistem
perekonomian masyarakat,
kemudian pengelolaan
ekonomi tersebut
mempengaruhi aspek lain dalam sistem sosiokultur, maka disana ranah studi ekologi budaya bisa dikembangkan. Pengaruh pengelolaan ekonomi tersebut akan
terlihat terutama pada elemen-elemen dasar struktur masyarakat seperti sistem sosial, politik dan agama.
Tabel 6. Perubahan Moda Produksi Di Lamalera dan Pengaruhnya pada Aspek
Sistem Sosiokultur Lain.
Aspek-aspek Sistem Sosiokultur
Sistem Tikam Sistem Pukat
Teknologi eksploitasi Tena laja
Sampan besar, mesin jhonson, jaring pukat
Pengelolaan Ekonomi Pola Produksi
- Kepemilikan alat produksi
- Organisasi Ekonomi - Relasi kerja
Pola distribusi Pola Pertukaran
Komunalsuku atau sub-suku Uma
kelompok pemilik
tenalaja Pemilik sebagai penggerak usaha
Pembagian hasil tikaman berdasarkan baku yang ada,
ditandai oleh atamola Penetang dan barter dan jual beli
Personal atau keluarga besar Usaha perorangankeluarga
Pemilik alat produksi dan matros sebagai tenaga kerja.
Pembagian hasil dengan mengadopsi sistem tikam.
Penetang, barter, semakin menguatnya jual beli ekonomi
uang
Lembaga adat Lika telo
Lika telo mengatur dan memiliki wewenang menjaga kelancaran
kegiatan menikam dan segala urusan kehidupan masyarakat
yang berkaitan dengan laut. Lika telo tidak memiliki
wewenang mengatur kegiatan berpukat karena pukat merupakan
alat tangkap milik perorangan bukan milik bersama.
Aspek kelembagaan
lain
Tobu nama fatte, yaitu musyawarah umum di pantai
sebelum memulai leffa, mengevaluasi dan membuat
aturan untuk leffa yang akan berlangsung.
Tidak ada kelembagaan yang mengatur.
Sistem Religi Selalu disertai dengan upacara
adat dan ritual agama gereja dan keyakinan animisme
Relasi antara kegiatan ekonomi pukat dengan agama semakin
longgar. Ibadah dilakukan secara perseorangan saja.
Sistem Norma -
Banyak aturan sakral yang mengikat nelayan di laut dan
keluarga yang menetap di darat. -
Sistem regulasi non formal untuk menjaga stabilitas sosial
ada seiring berlangsungnya kegiatan di laut menikam
Terjadi pelonggaran norma- norma sosial.
Sistem Kekerabatan Asosiasi yang kuat dengan suku
dan rumah besar Lingkup kekerabatan menyempit
dalam keluarga kecil dan keluarga besar.
Sumber: Data Primer 2009
Perubahan pada teknologi pemamfaatan sumberdaya berimbas pada pengelolaan ekonomi. Pergeseran ini sedikit banyaknya juga berpengaruh ada
sistem sosiokultur lainnya. Berikut dipaparkan bagaimana pola teknologi eksploitasi, dan pengelolaan ekonomi mempengaruhi elemen-elemen sistem sosial
lainnya.
a. Dampak Perubahan Pengelolaan Ekonomi Terhadap Lembaga Adat