Pembagian Hasil Social change in fishing community of lamalera (perspectives of sociology, economics and ecology)

pembuatan sebuah tena laja. Kontribusi berupa barang dasar pembuatan perahu serta ikut terlibat selama pembuatan perahu adalah satu syarat mutlak. Prinsip ekonomi utama pada tena laja dan uma adalah subsistensi. Menyediakan kebutuhan dasar konsumsi sampai pada saat-saat tersulit. Menyimpan bekal untuk melewati musim barat yang menghalangi laki-laki berangkat ke laut dan perempuan berangkat penetang melakukan tukar-menukar dengan masyarakat gunung adalah utama. Paling tidak, dengan melewati satu musim lefa, setiap rumah tangga telah menyimpan sedikitnya dua koli karung jagung untuk bekal di musim barat yang ditandai dengan hujan angin selama dua sampai tiga bulan. Prinsip subsistensi dan ketahanan pangan food security adalah salah satu jawaban atas pilihan jenis-jenis ikan yang ditikam. Jenis ikan seperti paus koteklema, seguni dan kelaru, pari, dan lumba-lumba adalah tiga jenis ikan dan mamalia laut yang dagingnya bisa bertahan lama ketika disimpan. Dengan cara mengeringkannya dan membuat dendeng dengan dibaluri air garam dan cuka terlebih dahulu ketiga daging ikan ini akan bisa disimpan sampai setahun bahkan lebih 32 . Jenis ikan lain yang cukup bertahan lama untuk disimpan adalah hiu dan marlin. Daging hiu lebih tahan lama dibandingkan dengan ikan marlin. Tapi bila hanya untuk melewati satu musim barat, kedua ikan ini masih bisa diandalkan.

b. Pembagian Hasil

Ada tata cara yang khusus dalam membagi ikan hasil tikaman. Pertama, ikan belum boleh dipotong dan dibagi sebelum atamola memberi tanda pada ikan tersebut. Tanda yang digoretkan atamola pada ikan merupakan batasan bagian- bagian yang menjadi hak beberapa kelompok orang. Kedua, cara membagi ikan juga berbeda antara jenis paus, lumba-lumba dengan pari, hiu dan ikan marlin. Dua jenis ikan yang dipaparkan sistem pembagiannya pada tulisan ini adalah pembagian koteklema dan pari belelang, bou dan moku. Pembagian koteklema dengan jenis lumba-lumba lain seperti temu bella, seguni atau lumba-lumba kecil tidak banyak perbedaan. Untuk hasil tikaman koteklema, pembagiannya dibedakan atas tiga kelompok besar yaitu bagian uma 32 Untuk membuat dendeng atau daging ikan kering awet, pada saat di jemur, ikan-ikan tersebut harus dihindari terkena air hujan meskipun sedikit. alep, awak perahu matros atau meing dan bagian tuan tanah tana alep. Ketiga bagian besar kemudian dipecah lagi ke bagian yang lebih kecil yang akan menjadi hak masing-masing orang. Ada nama-nama tradisional untuk masing-masing pembagian. Bagian uma alep dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Laba ketilo adalah bagian yang menjadi hak atamola, yaitu orang yang mengawasi pembuatan perahu serta perbaikan-perbaikan besar dalam perahu. Biasanya atamola sekaligus berperan sebagai tena alep. b. Mima yaitu bagian yang diberikan kepada keluarga anggota suku pemilik perahu. c. Tenarap diserahkan bagi keluarga anggota suku. d. Kila adalah bagian keluarga anggota suku. e. Kefoko seba bagian untuk keluarga anggota suku yang bertugas dalam proses pengadaan kayu dan papan untuk pembuatan perahu. f. Laja adalah hak bagi orang yang membuat layar perahu. g. Nupa adalah hak bagi penempa harpun. h. Befana bela yaitu hak orang yang ikut membantu membuat perahu. Bagian meng alep atau meing dibedakan antara hak khusus untuk juru tikam atau lamafa, meing dengan tugas-tugas tertentu dan meing pada umumnya. Bagian untuk lamafa disebut dengan nofek dan separuh bagian kelik untuk ibu lamafa. Bagi meing yang juga merupakan anggota kelompok perahu, maka akan mendapatkan dua bagian sebagai meing dan bagaian sebagai uma alep. Bagian yang menjadi hak tuan tanah adalah bagian kepala koteklema. Dalam hal ini ada ketentuan yang membagi bagian atau hak tuan tana Tufaona dan Lango Fujjo. Setiap kepala koteklema tikaman tena laja dari sebelah barat Kapela St. Pertrus menjadi hak suku Tofaona dan tikaman tena laja dari sebelah timur kapela merupakan hak suku tuan tanah Lango Fujjo. Gambar pembagian koteklema ditamilkan pada bab sebelumnya. Pari merupakan jenis ikan yang hasil tangkapannya di musim lefa dikelola bersama di belappa lolo suku dan dibagi secara adil di akhir musim . Ikan ini lebih tepat dikatakan sebagai andalan untuk perekonomian komunal, karena daging ikan pari yang dikeringkan termasuk tinggi nilai tukarnya. Ikan pari dibagi menjadi lima lima bagian: 1. lajja yaitu bagian sayap ikan pari, dibagi kepada semua meing dalam tena laja, 2. uk dan korok yaitu bagian badan punggung dan dada ikan pari, menjadi hak uma alep, 3. ang atau ingsang dibari kepada para meing, 4. atte atau hati dibagi dua untuk meing dan uma alep, 5. tai kebotti atau bagian isi perut menjadi hak uma alep yang dibagi pada akhir musim lefa. Sistem pembagian ikan ini termasuk pembagian koteklema mengalami perubahan dengan tetap mengacu sistem tradisional yang telah ditetapkan.

c. Penetang dan Barter