Perahu Sampan dan Mesin Johnson untuk Menonda Tena laja

besar untuk ditanggung oleh nelayan ini membuat mereka mengambil cara lain yaitu dengan menonda tena laja dengan sampan besar yang dipasangkan mesin johnson.

b. Perahu Sampan dan Mesin Johnson untuk Menonda Tena laja

Setelah nelayan Lamalera terbiasa mengoperasikan mesin johnson, mereka secara perlahan-lahan memperbaharui teknik melautnya. Fungsi mesin semakin dimaksimalkan. Pada tahapan ini, mesin dipasangkan dengan sampan besar dan digunakan untuk menarik tena laja selama baleo. Tena laja disambungkan dengan tali tambang plastik ke sampan besar. Dengan demikian laju tena laja bisa mencapai kawanan koteklema lebih cepat. Dengan demikian dapat menghemat banyak waktu dan juga memudahkan para meing mengejar koteklema. Menyadari besarnya resiko dengan membawa mesin johnson pada saat mengejar koteklema, maka tepat pada saat-saat tena laja sudah dekat dengan koteklema, tali yang tersambung ke tena laja dilepaskan. Sampan besar menjauh dari tena laja dan koteklema. Pada waktu yang bersamaan, para meing di tena laja mulai mendayung mendekati koteklema dan mencari posisi yang pas bagi lamafa untuk menikam. Setiap kali koteklema bergerak menjauh dari tena laja, sampan besar akan menghampiri dan melempar tali untuk menarik tena laja menuju koteklema yang mereka incar kembali. Hal seperti ini bisa terjadi berkali-kali selama perburuan dilakukan. Sampan besar tidak boleh mendekati tena laja disaat ia mencoba mencari posisi yang tepat untuk menikam koteklema. Pada saat meing di tena laja berusaha sekuat tenaga untuk menikam koteklema, meing yang ada di sampan besar hanya bisa melihat dari kejauhan. Apabila sebuah tena laja berhasil menikam koteklema. Sampan besar masih belum diperkenankan mendekat sampai koteklema benar-benar menyerah dan tali untuk menarik koteklema ke pantai telah dipasangkan. Setelah mendapat aba-aba dan panggilan dari meing di tena laja, sampan besar baru datang mendekat untuk memberikan tali tonda dan menarik tena laja dan koteklema ke daratan. Tabel 5. Tena laja dan Mesin Johnson Tena laja SukuRumah Besar Mesin Keterangan Horo Tena Bataona Kifalangu Ada - Holo Sapang Bataona Kifalangu Tidak Dibongkarmeing kurang Sili Tena Bataona Kifalangu Ada Meing kurang Kebake Puke Bataona Olalangu Ada - Tenaona Bataona Klake langu Tidak Dibongkarmeing kurang Nara Tena Lamakera Ada - Menula Blolo Lamakera Ada - Tetiheri Batafor Tidak - Buipuka Blikololo Tidak - Demo Sapang Blikololo Ada - Bokololo Blikololo Tidak Tidak aktif Sika Tena Sulaona Tidak - Dolu Tena Sulaona Tidak - Boli Sapang Hariona Ada - Praso Sapang Lelaona Ada - OlemaoSinu Sapang Lelaona Tidak Tidak aktif Lela Sapang Lelaona Tidak Tidak aktif Baka Tena Tufaona Tidak - Muko Tena Ata Kei Ada - Kebala Tena Lefotukan Tidak Dibongkarmeing kurang Dato Tena Lamanudek Tidak Dibongkarmeing kurang Noto Tena Lamanudek Tidak Dibongkarmeing kurang Koppo Pakar Oleona Tidak - Soge Tena Tapoona Ada - Gleko Tena Tapoona Tidak Dibongkarmeing kurang Kena Puka Bediona Ada - Kelulus Bediona Ada - Java Tena Bataona Javalangu Tidak Dibongkarmeing kurang Sia Apu Tena Tapoona Lamanifak Tidak Dibongkarmeing kurang Sumber : Data Primer 2009. Tena laja yang berpasangan dengan satu sampan besar akan tetap bersama sampai kembali ke darat. Kebanyakan tena laja dan sampan yang digunakan untuk menonda pada saat baleo adalah milik kerabat dekat tena alep atau milik salah satu anggota kelompok pemilik tena laja. Sedangkan bagi tena laja yang tidak memiliki sampan atau mesin johnson dari kerabat anggota tena laja, tena alep bisa meminta kepada pemilik sampan atau pemilik mesin dari suku lain untuk menonda tena lajanya. Akan tetapi hal ini jarang terjadi, sehingga bisa dipahami ketika pada masa-masa awal dimana tena laja ditonda dengan sampan bermesin johnson, banyak tena laja yang tidak memiliki mesin, sampan atau keduanya memilih untuk tidak ikut baleo, karena mereka akan tertinggal dari tena laja lain yang melaju cepat ditonda oleh sampan bermesin. Karena berburu dan menikam adalah aktifitas yang kompetitif antar tena laja dalam memperebutkan koteklema ataupun ikan lainnya, maka ini menjadi alasan bagi setiap pemilik tena laja untuk berusaha memiliki mesin johnson. Akan tetapi karena harga mesin yang cukup mahal bagi masyarakat Lamalera maka tidak mudah untuk memiliki mesin. Bila tidak karena bantuan dari pemerintah atau dari keluarga yang merantau ke luar daerah, akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan masin johnson. Hal ini pula yang menjadi salah satu jawaban mengapa di kemudian hari banyak tena laja yang tidak dioperasikan sehingga lapuk karena lama tersimpan di bangsal sampai akhirnya dibongkar. Tabel 5 menunjukkan beberapa tena laja yang tidak aktif dan dibongkar karena lama tidak dioperasikan karena tidak ada mesin dan beberapa diantaranya tidak aktif lagi karena kekurangan meing.

c. Menikam Dengan Sampan Besar