BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lamalera di Pulau Lembata yang merupakan salah satu desa nelayan tradisional dengan sistem sosiokultur yang
terbentuk dari adaptasi terhadap lingkungan. Desa ini dihadapkan pada kebijakan konservasi. Di Lamalera terdapat komunitas masyarakat tradisional yang memiliki
kebudayaan berburu di laut. Teknologi perburuan faktor penentu unsur-unsur kebudayaannya, oleh karena itu berubahnya cara masyarakat dalam
memanfaatkan sumberdaya ataupun ada intervensi dari luar yang menyinggung teknologi pemanfaatan sumberdaya laut disana dapat mengakibatkan perubahan
pada tatanan sosial masyarakatnya. Desa Lamalera menjadi lokasi penelitian untuk melakukan observasi,
mengumpulkan data yang terkait dengan aktivitas berburu-manikam mamalia laut dan ikan besar terutama paus sperma serta pengaruhnya terhadap komponen
kebudayaan lain. Pengumpulan data juga meliputi perubahan-perubahan dalam pengelolaan ekonomi serta pengaruhnya terhadap aspek-aspek kebudayaan lain
dengan dibingkai oleh metode penelitian ekologi budaya. Dalam sub-topik konservasi keanekaragaman hayati, pengambilan data
meliputi dinamika di masyarakat terhadap pencadangan Laut Lembata termasuk dalam satu KKLD Solar dalam penetapan KKPN Laut Sawu baik berupa
keputusan, aksi dan praktek-praktek penolakan ataupun persetujuan terhadap kebijakan tersebut. Pengumpulan data juga dilakukan di Kabupaten Lembata yaitu
terhadap Pemerintah Daerah serta beberapa LSM yang bergerak di lingkungan yang ikut mendukung ataupun penolak kebijakan konservasi laut Solar. Peneliti
juga melakukan wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat Lamalera yang berdomisili di luar Desa Lamalera terkait dengan penetapan kawasan
konservasi Laut Sawu dan pengaruh yang mungkin muncul dengan kebijakan ini. Penelitian dilakukan selama tiga bulan di Desa Lamalera. Dimulai pada 13
Juni 2009 sampai dengan 2 September 2009. Di Lamalera dalam rentang waktu ini biasanya setiap Mei sampai dengan September merupakan waktu resmi
berburu ikan atau lefa nuang. Dalam masa penelitian di Lefo Lamalera, pengambilan data baik berupa wawancara dan pengumpulan data sekunder
dilakukan dalam beberapa kali kunjungan ke Loweleba, ibu kota Kabupaten Lembata. Penelitian dilanjutkan di Kupang, terutama untuk mencari data dan
informasi terkait dengan konservasi, baik dari pihak LSM yang mengampu program ini maupun dari masyarakat Lamalera dan simpatisan yang melakukan
aksi penolakan pencadangan perairan Lembata ke dalam Kawasan Konserasi Perairan Nasional Laut Sawu KKPN-Laut Sawu. Beberapa kebutuhan data yang
sama mengenai aksi penolakan ini juga dilakukan dari orang Lamalera yang ada di Jakarta.
Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian
3.2. Pengumpulan Data