Lefa Nuang Social change in fishing community of lamalera (perspectives of sociology, economics and ecology)

tersebut. Oleh karena itu, meskipun sebuah tena laja telah berhasil menikam banyak pari, lumba-lumba atau hiu, tidak berarti konstruksi perahu telah tepat sepenuhnya.

4.3.3. Musim Berburu di Lamalera

Dengan pengetahuan para nelayan terhadap iklim, arus dan perilaku ikan maka aktifitas menikam dilakukan dalam tiga musim yang masing-masing memiliki kekhasan yaitu musim lefa, rai Lewotobi dan rai Duli serta baleo. Tiga musim ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan aktifitas produksi masyarakat Lamalera. Ketiga musim tersebut merupakan musim yang menopang kebutuhan subsistensi masyarakat dan penyediaan simpanan pangan pada saat- saat melaut tidak bisa dilakukan. Di luar tiga musim tersebut, nelayan Lamalera juga melaut, tetapi bukan untuk menikam tetapi menangkap ikan-ikan kecil, ikan terbang dengan memancing dan memanah.

a. Lefa Nuang

Lefa nuang adalah musim turun ke laut yang dimulai pada pada Mei sampai akhir September. Lefa adalah kata untuk laut dan nuang berarti musim. Dikatakan musim turun kelaut karena pada bulan-bulan ini terdapat banyak ikan- ikan besar disekitar perairan selatan Lembata. Pada musim lefa hampir setiap pagi di pantai Fatta bella dipenuhi dengan nelayan yang siap menyorong perahunya ke laut dan menjelang sore, satu persatu tena laja itu kembali ke darat. Kecuali pada hari minggu, kegiatan lefa ditiadakan untuk melakukan ibadah gereja. Bagi masyarakat Lamalera, berburu ke laut merupakan aktifitas yang mempertaruhkan keselamatan dan nyawa. Oleh karena itu, biasanya pada hari pertama lefa nuang masyarakat Lamalera melaksanakan seremoni adat dan agama untuk mengharapkan rezeki dan keselamatan bagi para matros. Beberapa seremoni yang dilakukan yaitu : 1. Misa Arwah Bentuk penghormatan dan pengakuan pada arwah leluhur. Misa rawah dilakukan satu hari sebelum Misa lefa. Penyelenggaraan misa arwah dilakukan dengan mengunjungi makam serta membakar lilin di atas pusara. Secara khusus bagi leluhur yang meninggal di laut, misa arwah dilakukan pada sore hari di pantai. Pada saat itu satu persatu anggota keluarga dan suku mendoakan leluhur mereka yang mati di laut. 2. Tobu Nama Fatta Tobu nama fatta berarti duduk, berkumpul di pasir tepi pantai. Semua warga baik di desa atas maupun desa bawah ikut berkumpul di upacara ini. Bisa dikatakan, upacara ini adalah sebuah musyawarah umum yang membicarakan segala hal yang berhubungan dengan laut. Pada tobu nama fatta kegiatan leffa tahun lalu dievaluasi secara bersama-sama serta beberapa aturan disepakati sebagai pedoman pelaksanan musim lefa yang akan berlangsung esok harinya. Pada momen ini serta secara transparan, semua masyarakat saling memaafkan satu sama lainnya. 3. Misa Lefa Misa lefa dimulai dengan memberkati tale leo. Dan dilanjutkan dengan misa yang dipimpin oleh seorang imam di Kapela St. Petrus, yang terletak di pantai. Pada misa ini, para nelayan dan anggota suku berkumpul di naje perahu mereka masing-masing dan diberkati oleh imam dengan memercikkan air berkat dan menandainya dengan tanda salib. Seremoni membuka musim lefa telah mengalami beberapa kali penyesuaian. Penyesuaian tersebut diantaranya berkaitan dengan hubungan antara orang Lamalera dengan tuan tanah. Pelaksanaan musyawarah di pantai untuk membuka musim lefa baru dimulai pada tahun 1940an. Musyawarah dilakukan dengan pertimbangan bahwa mereka tinggal di wilayah suku tuan tanah, maka sebagai tanda menghormati tuan tanah disepakati untuk melakukan upacara gabungan untuk membuka musim ke laut. Sejak itu maka berlaku upacara ie gerek yaitu upacara sembahyang di gunung yang dilakukan oleh suku tuan tanah. Penyesuaian lainnya dilakukan dengan ajaran Katolik. Seremonial pembukaan musim lefa sekarang adalah percampuran antara adat dan agama dengan dengan pemberkatan dan misa. Berbeda dengan baleo yang akan dibahas berikutnya, ketika lefa nelayan Lamalera khusus turun ke laut untuk menikam ikan-ikan besar seperti pari, hiu, lumba-lumba atau marlin. Apabila pada saat leffa ada nelayan yang melihat koteklema, maka mereka akan berteriak dan memberi tanda kepada peledang lain dan orang di kampung. Tabel 4. Ikan dan Mamalia Laut Tikaman Nelayan Lamalera. Nama Indonesia Nama Lokal Nama Inggris Nama Latin Pari manta besar Belela Giant manta ray Manta birostris Pari manta abu-abu Bou Shortfin devil ray Mobula kuhlii Pari ekor cambuk Moku Whiptail devil ray Mobula diabolus Paus pembunuh Temu bela False killer whale Pseudorca crasidens Paus pemandu sirip pendek Temu bela Short finned killer whale Globicephala macrorhynchus Lumba-lumba paruh panjang Temu kira Spinner dolphin Stenella longilostris Lumba-lumba abu-abu Temu bura Risco’s dolphin Gramus griseus Paus pembunuh Seguni Killer whale Orcinus orca Hiu bodoh Io kiko Whale shark Rhinchodon typus Hiu ekor panjang Io lado Thresher shark Alopias vulpinus Marlin Ikan raja Marlin Sumber : Adaptasi dari Barnes 1996, Mustika 2006, data primer 2009

b. Rai Lewotobi dan Rai Duli Pantar