Alat Produksi pada Sistem Pukat

5.2 Sistem Pukat

Sistem pukat merupakan sistem produksi baru yang berkembang akhir- akhir ini di Lamalera. Sistem ini telah menggeser sistem tikam yang dilakukan secara tradisional. Ke depan dengan berkembangnya sistem pukat ini akan banyak terdapat perubahan dari pengelolaan ekonomi secara luas dan berakibat cukup banyak mempengaruhi kehidupan di Lamalera.

5.2.1 Alat Produksi pada Sistem Pukat

Sistem pukat ditandai dengan tiga alat produksi yang digunakan bersamaan yaitu mesin johnson dan ketinting, sampan berukuran sedang hingga besar dan jaring pukat. Mesin johnson telah membuka pintu terhadap munculnya perubahan moda produksi. Mesin memainkan peranan penting baik dalam sistem tradisional tikam maupun pada sistem pukat. Sebagaimana telah diulas sebelumnya, penggunaan mesin johnson di Lamalera didukung oleh karakteristik lingkungan pesisirnya, demikian juga dengan penggunaan mesin ketinting. Johnson dipasangkan pada sampan besar sedangkan ketinting dipasangkan pada sampan berukuran sedang. Berbeda dengan mesin johnson yang bisa digunakan untuk tikam dan pukat, ketinting sampai pada saat penelitian dilakukan hanya digunakan untuk berpukat. Perahu sampan merupakan salah satu alat produksi yang membentuk sistem pukat. Terdapat tiga kategori perahu sampan di Lamalera yaitu sampan besar berukuran lebar 2 meter dengan panjang 8 meter, sampan berukuran sedang dengan lebar 1,5 meter dengan panjang sekitar 6 meter, dan sampan kecil atau bero dengan kapasitas 1 atau 2 orang. Keahlian membuat sampan diajarkan oleh seorang ahli dari FAO. Sebelumnya, selain membuat tena laja, nelayan Lamalaera hanya mengenal sampan kecil yang dibuat dari belahan kayu yang dilobangi bagian isinya. FAO mengenalkan kepada mereka cara membuat kapal dengan menyusun papan, sehingga tidak menghabiskan banyak kayu, teknik yang sebenarnya telah mereka lakukan untuk membuat tena laja. Alat produksi lain yaitu jaring pukat. Alat tangkap ini dikenalkan FAO bersamaan dengan pengenalan terhadap mesin johnson dan teknik menembak koteklema. Sembilan orang nelayan Lamalera dilatih untuk menggunakan dan memperbaiki jaring pukat. Pengenalan jaring pukat pada nelayan tikam Lamalera berhasil, sehingga hampir setiap rumah tangga memiliki jaring nilon untuk menangkap ikan terbang dan ikan-ikan karang.

5.2.2 Variasi Penerapan Teknologi Jaring Pukat