Dampak Perubahan Pengelolaan Ekonomi Terhadap Lembaga Adat

Perubahan pada teknologi pemamfaatan sumberdaya berimbas pada pengelolaan ekonomi. Pergeseran ini sedikit banyaknya juga berpengaruh ada sistem sosiokultur lainnya. Berikut dipaparkan bagaimana pola teknologi eksploitasi, dan pengelolaan ekonomi mempengaruhi elemen-elemen sistem sosial lainnya.

a. Dampak Perubahan Pengelolaan Ekonomi Terhadap Lembaga Adat

Likatelo Satu hal penting dalam kehidupan bermasyarakat adalah adanya kelembagaan lokal yang kuat. Umumnya, kelembagaan sering diartikan sebagai organisasi, yang dalam banyak hal dapat merancukan pengertian yang sebenarnya dari kelembagaan tersebut. Schmid 1987 mengartikan kelembagaan adalah seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat, yang telah mendefinisikan kesempatan-kesempatan yang tersedia, mendefinisikan bentuk-bentuk aktifitas yang dapat dilakukan oleh pihak tertentu terhadap pihak lainnya, hak-hak istimewa yang telah diberikan serta tanggung jawab yang harus mereka lakukan. Hak-hak tersebut mengatur hubungan antar individu danatau kelompok yang terlibat dalam kaitannya dengan pemamfaatan sumberdaya alam tertentu Nasdian, 2004: 5. Dalam perspektif sosiologis, kelembagaan dipandang sebagai kompleks peraturan dan peranan sosial secara abstrak. Wujud kongkrit dari kelembagaan adalah kelompok-kelompok dan organisasi sosial dan pola hubungan antar- kelompok atau antar organisasi. Di Lamalera wujud kongkrit kelembagaaan diejawantah dalam sebuah lembaga adat Lika telo. Lembaga ini digerakkan oleh tiga suku yaitu Belikololo, Bataona dan Lefotukan. Tiga suku yang merupakan keturunan dari Korohama. Dalam kelembagaan Lika telo, Belikololo berperan sebagai pengatur urusan adat seperti menyangkut kematian, perkawinan urusan adat antar suku dan urusan adat dengan masyarakat di luar Lamalera. Bataona sebagai putra tengah berperan sebagai pihak yang mengurus masalah penghidupan ola nua pencarian di laut. Perannya dikukuhkan terhadap segala urusan yang berhubungan dengan laut dimulai dengan pengadaan upacara membuka musim lefa, melakukan segala ritual yang berkaitan dengan dengan laut pada saat ada masalah dan bencana yang menimpa masyarakatnya. Sedangkan Lefotukan berperan dalam urusan pemerintahan. Peran ini dikukuhkan pada masa kolonial Belanda dengan mengangkat ketua suku Lefotukan sebagai Kakang pemimpin pemerintahan sebuah distrik. Kelembagaan lika lelo merupakan institusi lokal yang lahir dari sebuah hubungan kekerabatan. Kelembagaan ini juga mempengaruhi pola pemukiman di Lamalera pada masa awal-awal kedatangan mereka di pesisir Lembata yaitu dengan menempatkan rumah besar anak sulung dan anak bungsu di dataran tinggi. Rumah besar kedua dibangun didekat pesisir pantai karena ditugaskan untuk menjaga pantai. Sekarang rumah besar Belikololo dan Lefotukan masuk dalam wilayah administratif Desa Atas sedangkan rumah besar Bataona terletak di Desa Bawah. Urusan bersama, yang melibatkan masyarakat satu lefo pertemuan- pertemuan seperti musyawarah bahkan ritual-ritual magis banyak diselenggarakan di dua rumah rakyat ini, yaitu rumah besar Belikololo dan rumah besar Kelake Langu Bataona PHB 14 Juli. Dalam stratifikasi masyarakat, keturunan tiga suku ini tergolong ke dalam kelompok bangsawan. Dalam kehidupan demokrasi di Lamalera, maka anak keturunan dari tiga suku ini memiliki hak utama untuk memberikan suara pada urusan-urusan bersama. Lika telo adalah tempat kemana masyarakat mengadukan persoalan kampungnya. Dalam banyak hal, ketika lefo dihadapkan pada masalah maka, Lika telo menjadi pintu untuk memulai berbagai usaha dalam menyelesaikannya. Salah satu urusan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Lamalera adalah mengenai ola nua. Ketika lefo dihadapkan pada kondisi paceklik dengan hasil tangkapan yang sangat sedikit, maka pada situasi seperti ini koteklema akan diundang untuk datang ke lefo dan memberi makan kepada para janda dan anak yatim dan seluruh kampung. Masyarakat yang mulai merasa cemas, akan mungadukan persolan ini ke Lika telo. Pada kebiasaan masyarakat yang menyelesaikan beberapa masalah dengan ritual magis, maka satu tindakan dari Lika telo untuk membicarakannya dan menemui tuan tanah yang juga dipercaya memiliki keistimewaan untuk berinteraksi dengan para leluhur menjadi jalan untuk menyelesaikan masa-masa sulit seperti ini.

b. Animisme dan Agama Gereja