4. memahami bahwa semua aktivitas adalah aktivitas moral. 5. bersifat lokal, karena terkait dengan tempat yang partikular dan konkret.
Kendati tidak memiliki rumusan universal sebagaimana ilmu pengetahuan modern, dia menjadi universal bagi dirinya sendiri.
Pada pelaksanaan konservasi tradisional yang didukung dengan TEK dan mengandung nilai-nilai kearifan lokal, melindungi keanekaragaman hayati berarti
menghindari kerusakan dalam skala besar dan mengkonservasi beberapa jenis keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman hayati, hanya dilakukan
pada beberapa jenis, tidak secara keseluruhan, karena pemamfaatan tetap dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan subsistensi. Oleh karena itu, setiap
masyarakat biasanya memiliki aturan-aturan dalam pemamfaatan sumberdaya.
2.3.2. Konservasi Keanekaragaman Hayati Konservasi Modern
Berdasarkan Kamus Inggris Oxford, konservasi adalah 1. tindakan konservasi, pelestarian dari pengaruh-pengaruh destruktif, kerusakan atau limbah;
pelestarian dalam keberadaan, kesehatan dan lain-lain, 2. biaya resmi dan perawatan sungai, saluran air, hutan, serta pemeliharaan Radcliffe 2002: xv.
Pengelolaan konservasi yang ditujukan untuk konservasi biologi biasanya dianut oleh para ilmuwan biologi yang lazim disebut sebagai pendekatan konservasionis
conservationist
18
. Keanekaragaman hayati merupakan konsep yang yang berakar di bidang konservasi biologi.
Adiwibowo 2005: 32 memaparkan tiga peristiwa yang mendorong munculnya wacana konservasi pada akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an.
Pertama, Forum Nasional Keanekaragaman Hayati yang diadakan pada tahun 1986 di bawah naungan National Academy of Science, Amerika Serikat. Forum
ini menghasilkan Keanekaragaman Hayati yang menjadi buku paling berpengaruh pada saat itu.
Kedua, penciptaan jejaring keanekaragaman hayati yang bertujuan untuk menstabilkan jaringan untuk pergerakan objek, sumberdaya, pengetahuan, dan
materi yang berhubungan dengan keanekaragaman hayati. Jejaring ini berperan penting dalam mempercepat kepedulian global dan membangkitkan kepentingan
18
Dikenal juga dengan aliran eco-imperialism, mencoba memaksakan ide konservasi yang berorientasi pada aspek bio-ekologi.
aktor-aktor global, nasional dan lokal sehubungan dengan kehilangan keanekaragaman hayati. Hal ini selanjutnya diartikulasikan dalam narasi besar
krisis biologis dan diluncurkan secara global. Ketiga, sebagai tanggapan terhadap meningkatnya keprihatinan terhadap
konservasi dan sebagai kelanjutan dari ide-ide yang telah dimulai sebelumnya, IUCN, UNEP and WWF, pada tahun 1991, sangat mendukung pembangunan
berkelanjutan melalui Caring for the Earth: a Strategy for Sustainable Living, dan selanjutnya menjadi perhatian dari banyak pihak yang berkepentingan serta
memunculkan projek-projek bilateral dan multilateral. Semua kegiatan tersebut telah memproduksi pengetahuan keanekaragaman hayati, wacana dan
mendefinisikan jenis-jenis kekuasaan – yang saling terhubung satu sama lainnya
melalui strategi dan program-program yang nyata – dan kemudian membuka jalan
ke “transnation state” meeting: pada 1992; the Rio Summit that resulted in the Convention on Biological Diversity. Keanekaragaman hayati disini didefinisikan
sebagai keragaman makhluk hidup dari semua sumber baik darat, laut, maupun ekosistem air dan kompleks ekologi dimana mereka menjadi bagian; keragaman
ini mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan ekosistem Stott Sullivan 2000: 180.
Zerner berpendapat
bahwa konservasi
keanekaragaman hayati
sebagaimana yang dikonstruksi oleh ilmu-ilmu alam sering dibenarkan sebagai tindakan penembusan; upaya untuk melindungi zona-zona non manusia yang
dilukiskan sebagai zona yang utuh, murni dan tidak tersentuh Stott Sullivan 2000: 180. Kebijakan konservasi keanekaragaman hayati didorong oleh politik
internasional. Lembaga-lembaga yang dominan seperti Bank Dunia dan LSM lingkungan di negara maju serta negara G-7, menawarkan konservasi dan
pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan untuk menjawab ancaman- ancaman terhadap keanekaragaman hayati, serta menyarankan mekanisme untuk
manajemen keanekaragaman hayati Escobar 1998: 53. Pada kenyataannya, konservasi merupakan sebuah proses sosial dan politik
yang tidak hanya melibatkan kepentingan lingkungan dan ekonomi global tapi juga
bersinggungan dengan
kepentingan-kepentingan lokal.
Kemauan konservasionis untuk mengembangkan konservasi keanekaragaman hayati harus
memilih di antara pilihan-pilihan yang nyata, bukan pada tataran pilihan ideal akademis semata Alcorn 1993: 424. Sehingga upaya-konservasi tidak
memarginalkan kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
2.4. Kerangka Pemikiran