Deskripsi Umum Responden Responden 2 Responden Dona

Kebutaan yang dialami Dona karena pada usia 3 tahun, Dona mengalami penyakit campak Dona menyebutnya dengan penyakit campak dari dalam. Penyakit ini mengakibatkan Dona demam tinggi yang kemudian mengenai syaraf matanya. Segala hal telah dilakukan orang tuanya baik pengobatan tradisional maupun modern, akan tetapi Dona juga tidak dapat melihat. Menurut dokter, hanya donor mata yang dapat menyembuhkannya. Donor mata merupakan suatu alternatif yang sangat sulit dilakukan, mengingat biaya yang mahal dan tidak adanya pendonor. Walaupun berat, Dona dan keluarga telah menerima kenyataan ini. Suatu hari, seorang ibu yang juga memiliki anak tunanetra, memperkenalkan ibu Dona dengan Yayasan Yapentra. Ibu itu adalah orang tua dari Gloria yang juga seorang tunanetra. Waktu Itu Gloria sudah SMA dan akan segera melanjutkan kuliah. Namun, orang tua Dona tidak menyetujui jika Dona harus di bawa jauh darinya karena orang tuanya merasa masih mampu untuk menghidupi Dona. Selain itu orang tuanya juga memiliki kekhawatiran dan merasa takut kalau Dona akan di jual. Berkat kesabaran dan kerja keras petugas Yapentra dan orang tua Gloria, orang tua Dona berhasil dibujuk untuk mengirim Dona ke Yapentra Yayasan pendidikan tunanetra. Dipertemuan ke empat antara orang tua Dona, orang tua Gloria dan petugas Yapentra. Dona pun menyatakan keinginannya untuk bersekolah, teman- teman seusianya telah sekolah dan dia juga ingin sekolah. Menurut informasi yang Dona dengar, sekolah adalah suatu tempat yang menyenangkan karena banyak terdapat teman dan mainan. Pada usia lima tahun, Dona dibawa ke Yapentra oleh orang tuanya. Dona tidak merasa sedih harus berpisah dengan orang tua, karena ditempat ini Dona merasa nyaman dan banyak teman. TK, SD, SMP dilewatinya dengan mengikuti sekolah SLB Sekolah Luar Biasa, sedangkan untuk tingkat SMA Dona memilih untuk tidak lagi bersekolah di sekolah SLB karena telah memenuhi syarat-syarat untuk masuk di sekolah umum. Ketika syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka Dona memilih SMA Tri Sakti. Alasan yang dikemukakan Dona mengapa dia memilih sekolah tersebut karena percaya pada saran-saran yang dikemukakan seniornya yang telah bersekolah disana. Sebenarnya Dona bisa bersekolah di SMA negeri, tapi Dona menolak karena menurutnya dia tidak akan diperhatikan. Banyak syarat yang harus dilewati Dona untuk dapat masuk ke sekolah SMA yang di inginkannya, yaitu kemampuan mobilitas, kemampuan komunikasi, dan yang paling utama adalah nilai Ujian Akhir Nasional UAN minimal memperoleh nilai 7,0. Untuk kemampuan mobilitas, Dona dapat membuktikannya dengan dia mampu pulang sendiri ke rumahnya di Desa Siborong-borong. Pengalaman awal yang di dapatkan Dona selama bersekolah di SMA Trisakti adalah merasa kesepian, tidak ada teman yang mendekatinya. Namun, Dona memiliki cara khusus untuk memperoleh teman yaitu dengan mengundang mereka melalui alat tulisnya yang unik dan tulisan Braille. Inilah titik awal Dona mendapat teman dan dapat survive selama bersekolah.

2. Data Observasi Selama Wawancara

Wawancara pertama dilaksanakan pada hari senin, 22 Oktober 2012, peneliti datang ke Yapentra untuk melakukan wawancara dengan Responden. Ketika peneliti datang ke Yapentra ternyata Responden sedang bermain komputer dengan teman-temannya di ruangan komputer, kemudian peneliti menghampiri Responden dan ternyata Responden terkejut dengan kehadiran peneliti sehingan peneliti dan Responden tertawa bersama. Pada saat itu peneliti dan Responden keluar dari ruangan komputer. Sebelum wawancara dimulai peneliti bertanya kepada Responden tempat untuk melaksanakan wawancara. Responden membawa peneliti pergi di seberang kantor Yapentra. Disana terdapat seperti taman dengan bunga-bunga yang indah berwarna-warni, selain itu juga terdapat beberapa pohon mangga yang rindang dan dibawah pohon mangga itulah peneliti dan Responden melakukan wawancara. Dibawah pohon mangga itu, terdapat meja dan kursi yang terbuat dari beton dan di kursi tersebut peneliti dan Responden duduk untuk melakukan wawancara, sedangakan alat perekam diletakkan diatas meja. Sebelum peneliti menghampiri Responden di ruang komputer, Responden bertemu dengan seorang anak tunanetra yang berjenis kelamin perempuan. Gadis itu bernama Nurhayati nama samaran, dia adalah seorang siswi SMP Negeri. Dia bertanya tentang si peneliti sambil memegang tangan si peneliti, dan peneliti pun menjelaskan identitasnya. Ketika peneliti dan Responden pergi ke taman tersebut untuk melakukan wawancara, gadis tersebut mengikuti peneliti dan Responden sambil memegang tangan si peneliti. Setelah sampai di taman, gadis tersebut duduk di kursi panjang yang berada di bawah pohon mangga tersebut. Pada saat itu Responden bertanya kepada gadis tersebut mengenai keberadaannya, gadis tersebut berkata hanya ingin bergabung saja dan Responden pun berkata ini rahasia sambil tertawa dan menanyakan kepada peneliti. Peneliti hanya tertawa saja, kemudian gadis itu pun pergi sambil tertawa dan pamit kepada si peneliti. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti juga bertanya kepada Responden mengenai tempat tersebut dan mengatakan bahwa dibawah pohon mangga itu merupakan tempat favorit Responden karena kondisinya yang sejuk dan banyaknya angin sepoi-sepoi. Responden mengatakannya sambil tertawa dan memainkan tangannya untuk menjelaskan angin sepoi-sepoi tersebut, sehingga peneliti dan Responden kembali tertawa bersama. Pada saat itu wawancara berlangsung dengan tenang dan tidak ada keributan yang mengganggu selama wawancara. Wawancara berlangsung selama 120 menit. Wawancara kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 April 2013. Seperti biasa, wawancara dilakukan di Yapentra. Wawancara dilakukan di asrama putri. Ketika peneliti datang ke asrama, Responden tidak berada di asrama sehingga peneliti mengunjungi beberapa asrama putrid dan tetap saja bahwa Responden tidak berada di asrama putri. Pada saat peneliti memanggil-manggil Responden, tiba-tiba teman Responden mengahampiri peneliti dan langsung saja peneliti menanyakan Responden kepada temannya tersebut. Teman Responden juga memanggil Responden, tetapi temannya yang lain mengatakan bahwa Responden tidak berada di tempat. Pada saat itu teman Responden mengatakan kepada