Pembahasan Responden 1 Responden Lia

tugas tersebut seluruhnya dan tugas yang disuruh di dalam kelas biasanya Lia mencontek punya temannya. Untuk materi pelajaran bahasa Perancis, kesulitan yang ditemukan adalah cara penulisan dan pengungkapan yang berbeda dan juga materi tenses. Cara Lia mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan meminta bantuan ke pada volunteer yang ada di Yapentra yang dapat berbahasa Perancis. “… Ya... tenses-nya itulah kak. Memang tenses-nya enggak bisa dipelajari. Enggak tahu mempelajari. Mungkin kar’na enggak minat juga sih satu. Jadi enggak ada arti belajar tenses Perancis…” R1. WIIb. 1700-1704hal.64

4. Pembahasan

Lia mengalami tunanetra sejak usia empat tahun yang disebabkan oleh faktor eksogen, yaitu faktor dari luar yang terjadi pada saat atau sesudah bayi dilahirkan yang sebabkan oleh virus trachoma pada saat ia mengalami penyakit campak. Trachoma adalah dengan gejala bintil-bintil pada selaput putih, kemudian perubahan pada selaput bening dan pada stadium terakhir selaput putih menjadi keras, sakit dan luka Pradopo, 1977. Saat ini Lia menempuh pendidikan di SMA Trisakti kelas XII, ia menemukan berbagai kendala di sekolah tersebut. Agar tetap bersekolah di sekolah umum, Lia pun harus mengatasi berbagai kendalanya tersebut dengan membuat suatu strategi pemecahan masalah yang berhubungan dengan akademisnya. Menurut Matlin 2005 strategi pemecahan masalah adalah ketika dinyatakan adanya suatu masalah, maka harus menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan berbagai cara untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, Lia meminta bantuan orang lain. Dengan kata lain, Lia sama sekali tidak dapat menyelesaikan tugasnya tanpa bantuan orang lain. Lia paling sering dibantu oleh pengasuhnya dan teman sekolahnya. Hambatan ini membuat dirinya harus memiliki banyak teman, dan harus tetap bersikap baik kepada teman- temannya. Jika tidak, Lia tidak akan lagi dibantu oleh teman-temannya. Hal ini sesuai dengan karakteristik psikologis bagi siswa tunanetra menurut Pradopo 1977 yang menyatakan bahwa siswa tunanetra memiliki ketergantungan yang berlebihan. Yang dimaksud dengan ketergantungan adalah suatu sikap yang tidak mau untuk mengatasi kesulitan diri sendiri, cenderung untuk mengharapkan pertolongan orang lain. Pada anak tunanetra rasa ketergantungan yang berlebihan tumbuh karena disebabkan oleh beberapa hal, karena ia belum berusaha sepenuhnya dalam mengatasi persoalan-persoalan dirinya dan mengharapkan pertolongan. Kondisi ini sah-sah saja terjadi, mengingat para siswa tunanetra yang bersekolah di SMA Trisakti harus menyesuaikan dengan kurikulum yang digunakan bagi siswa yang dapat melihat. Selain itu juga para guru yang mengajar di sekolah SMA Trisakti meminta hasil pekerjaan siswa tunanetranya dalam bentuk tulisan awas, sehingga Lia meminta bantuan teman dan pengasuhnya untuk menyalinkan tugasnya tersebut yang semula ia kerjakan dalam tulisan Braille. Pada mata pelajaran pendidikan agama, ketika Lia tidak mengerti dengan beberapa materi yang disampaikan oleh guru atau dipelajari di kelas, maka Lia lebih memilih untuk menayakan kepada temannya atau meminta temannya untuk bertanya kepada gurunya. Hal ini terjadi karena Lia malu untuk bertanya kepada gurunya, Lia merasa malu karena sebelumnya Lia bertanya kepada gurunya dan ternyata yang ditanyakan oleh Lia sudah terdapat di dalam buku pelajaran agama. Sejak saat itu Lia selalu mengurungkan niatnya untuk bertanya ketika tidak mengerti mengenai materi pelajaran agama. Ketika Lia selesai bertanya kepada temannya, Lia langsung menuliskan penjelasan temannya tersebut ke dalam bukunya untuk ia pelajari pada malam harinya. Lia selalu mempelajari materi pelajaran agama pada malam hari sebelum keesokan harinya ia belajar agama di kelas. Pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan, hambatan yang ditemukan oleh Lia adalah banyaknya pasal-pasal yang harus dihafal. Untuk mengatasi hal tersebut, Lia menghafal setiap pasal yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari keesokan harinya. Lia membaca hingga lima kali setiap pasal dan meminta temannya yang juga sesama tunanetra untuk mengoreksi hafalannya tersebut. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, hambatan yang ditemukan Lia adalah materi mengenai resensi cerita pendek cerpen dan surat lamaran kerja. Dalam resensi cerita pendek cerpen tersebut, Lia menemukan kendala dalam mencari cerita pendek cerpen. Untuk mengatasi kendala tersebut Lia mencari majalah bekas yang kebetulan merupakan peralatan belajar Lia. Lia meminta pengasuhnya untuk mencari cerpen di dalam majalah tersebut dan membacakannya kepada Lia, setelah itu Lia menyimpulkannya sendiri sambil mencatat kedalam buku catatanya. Setelah selesai, barulah Lia meminta bantuan pengasuhnya untuk memindahkan resensi cerpen yang telah ia kerjakan kedalam tulisan awas. Hal yang sama juga dilakukan Lia dalam materi surat lamaran kerja. Pada pelajaran bahasa Inggris, tentunya dalam kegiatan belajarnya menggunakan dialog bahasa inggris. Untuk mengatasi hambatan tersebut Lia harus menguasai kosa kata dalam bahasa inggris, dan untuk mengetahuinya Lia harus membuka kamus bahasa Inggris untuk mempelajarinya. Dalam mempelajari kosa kata tersebut, Lia meminta temannya mencarikan arti kosa kata tersebut di dalam kamus yang dimiliki oleh temannya, kemudian ia mencatatnya dan menghafalkannya. Selain itu juga terkadang gurunya menyebutkan beberapa kosakata dan artinya, pada saat itu Lia menuliskannya dan langsung menghafalkannya. Hal ini dilakukan Lia karena ia tidak memiliki kamus. Untuk menguasai pelajaran bahasa Inggris, Lia selalu latihan dalam kehidupannya sehari-hari. Misalnya ia sering melakukan percakapan yang sederhana dengan teman-temannya baik teman di sekolah maupun di asrama. Menurut Lia cara seperti ini dapat membuatnya menjadi lebih mudah diingat arti dari suatu kosakata, karena sebelumnya ketika hanya menghafalkan saja, ia sering lupa arti dari kosa kata tersebut. Pada pelajaran matematika, pada saat gurunya mengajar Lia hanya mencatat apa yang disampaikan oleh gurunya di kelas yaitu berupa rumus- rumusnya saja dan hanya sekedar mempelajarinya dirumah. Di asrama Lia meminta bantuan pak Soit yang merupakan guru matematika di Yapentra, dan pak Soit mendeskripsikan gambar kepada Lia dan ia mencoba membayangkannya dan mencoba menuliskan hasil pemahamannya tersebut kedalam bukunya. Setelah itu Lia menyampaikan pemahamannya kepada pak Soit untuk di koreksi. Pada dasarnya pelajaran matematika sangat menuntut kemampuan konseptual siswa, hal ini dikarenakan pelajaran matematika menuntut para siswa untuk berfikir secara abstrak. Menurut Hallahan Kauffman 1998, perkembangan konseptual pada anak yang mengalami kebutaan cenderung tertinggal daripada anak yang dapat melihat. Anak yang mengalami gangguan penglihatan, besar kemungkinan lebih rendah dalam tugas yang menuntut berpikir abstrak karena mereka lebih mungkin untuk menyelesaikan tugas secara konkrit. Pada mata pelajaran geografi, hambatan yang dialami oleh Lia adalah ketika mempelajari mengenai peta karena ia tidak dapat melihat gambar. Untuk mengatasi hal tersebut Lia meminta bantuan temannya untuk menjelaskan dan dan meminta untuk menggambarkan peta untuk dirinya. Dalam proses belajarnya, setelah menyelesaikan tugas geografi Lia membaca-baca buku mengenai materi pelajaran geografi. Ketika di dalam kelas Lia bertanya kepada gurunya untuk menjelaskan materi yang tidak ia mengerti, kemudian menuliskan ke dalam buku catatannya untuk kembali dipelajari di rumah. Pada mata pelajaran sosiologi, tugas sosiologi yang selalu menggunakan media internet dalam mencari referensi. Lia tidak dapat mengerjakan tugas tersebut karena komputer yang berada di sekolah tidak dapat digunakan oleh siswa tunanetra, hal ini karena komputer tersebut belum dilengkapi oleh aplikasi Jaws. Oleh karena itu Lia memilih untuk mencontek jawaban temannya sendiri dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam proses belajarnya, ketika Lia menemukan kesulitan pada materi pelajaran sosiologi, ia bertanya kepada gurunya. Pada mata pelajaran sejarah, guru mata pelajaran sejarah lebih banyak menyuruh siswa untuk meringkas materi pelajaran. Ketika tugas meringkas tersebut harus menjadi pekerjaan rumah, maka responden memberikan buku tulis yang masih kosong kepada pengasuhya untuk meringkas materi pelajaran. Dalam menyelesaikan tugas-tugas mata pelajaran sejarah, Lia meminta temannya untuk mengerjakan tugasnya sambil meminta temannya dalam mencari jawaban dari soal-soal sejarah tersebut. Dalam proses belajarnya, Lia bertanya dengan gurunya dan mencari informasi di beberapa buku sejarah yang lain Pada mata pelajaran ekonomi, hambatan yang berhubungan dengan gambar atau bagan. Lia meminta temannya untuk menjelaskan gambar atau bagan tersebut dan mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan temannya. Dalam proses belajarnya, Lia mencatat seluruh materi pelajaran ekonomi yang dijelasakan oleh guru dan membaca kembali mengenai penjelasan tersebut serta materi yang terdapat di dalam buku pelajaran. Setelah itu Lia mengahafal materi pelajaran tersebut dengan menghafalkan setiap lima kalimat sebanyak tiga kali. Pada mata pelajaran geografi, sosiologi, sejarah, dan ekonomi. Lia tidak terlalu memiliki hambatan yang berarti. Hal ini dikarenakan untuk memahami suatu materi, sebagian besar guru mata pelajaran tersebut meminta siswanya mencari referensi lewat media internet. Dalam mengatasi hal tersebut, Lia mengalami hambatan karena komputer yang berada di sekolah belum dapat digunakan oleh siswa tunanetra. Untuk itu, Lia mencari referensi materi pelajaran di asrama Yapentra karena komputernya sudah di lengkapi dengan sistem aplikasi Jaws yang dapat digunakan oleh siswa tunanetra. Ketika Lia mendapat informasi dari internet, Lia langsung menuliskannya kedalam buku dengan menggunakan huruf Braille yang kemudian akan dibaca dan dihafal oleh Lia pada malam hari sebelum keesokan harinya belajar mata pelajaran tersebut di kelas. Lia melakukan hal tersebut karena biasanya guru di kelas sering menanyakan siswanya mengenai materi pelajaran, dan Lia dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh gurunya. Dalam hal ini sesuai dengan kebanyakan ahli percaya bahwa kekurangan dari fungsi penglihatan tidak dapat mengubah kemampuan untuk mengerti dalam menggunakan bahasa, dan mungkin lebih termotivasi dibandingkan anak yang dapat melihat karena itu merupakan yang utama dalam mereka berkomunikasi. Hallahan Kauffman, 1998. Pada mata pelajaran akuntansi, tentunya kesulitan yang ditemukan Lia adalah pada materi yang berhubungan dengan jurnal karena harus membuat tabel. Bagi Lia sendiri perhitungan dalam pelajaran akuntansi lebih mudah di bandingkan dengan pelajaran matematika, sehingga Lia hanya meminta bantuan teman atau pengasuhnya untuk memasukkan hasil perhitungannya ke dalam kolom dengan cara mendiktekan hasil perhitungannya untuk dimasukkan kedalam kolom debit kredit. Lia menghitung penjumlahan tersebut dengan mengunakan sempoa. Pada mata pelajaran seni budaya, tentu kurangnya pemahaman Lia mengenai gambar seperti not – not lagu ataupun gambar yang lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut Lia meminta bantuan temannya untuk menjelaskan materi tersebut. Lia mencoba membayangkannya dan menuliskan di buku catatannya mengenai penjelasan teman dan gurunya tersebut, setelah itu Lia mempelajarinya kembali. Untuk tugasnya sendiri, segala tugas yang berhubungan dengan gambar, Lia meminta gurunya untuk mengalihkan ke dalam bentuk tugas yang lain yaitu dengan bernyanyi di depan kelas ataupun membuat kerajinan tangan. Pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, kesehatan, tentunya Lia tidak dapat mengikuti praktek di lapangan karena kondisnya tersebut. Praktek olahraga yang sering dilakukan adalah lari dan volley. Cara Lia mengatasi kesulitan praktek lari tersebut adalah dengan bersama- sama berlari dengan temannya sambil memegang tangannya, sedangkan untuk praktek bola volley Lia meminta gurunya untuk mengajarkan bagaimana memegang bola dan service secara sederhana. Sepulang sekolah, pada sore harinya Lia latihan olah raga lari di asrama Yapentra dengan guru olahraga Yapentra sendiri bersama dengan teman-teman tunanetra. Ini lebih memudahkan Lia dalam memahami praktek olahraga. Pada mata pelajaran teknologi informasi komunikasi TIK tentunya banyak hambatan yang ditemukan oleh Lia karena untuk memahami pelajaran tersebut harus disertai dengan praktek, sedangkan komputer yang berada di sekolah belum menggunakan sistem aplikasi Jaws dan Lia tidak dapat mengaplikasikannya. Oleh karena itu, Lia mempelajari lewat materinya terlebih dahulu. Ia bersama-sama belajar dengan temannya dan ketika tidak mengerti ia bertanya kepada gurunya dan menyalinnya kedalam buku catatannya. Pada saat pulang sekolah, ketika sore hari Lia mengikuti les komputer di Yapentra. Lia membuka buku pelajaran TIKnya dan latihan dengan menggunakan komputer tersebut, karena komputer di Yapentra sudah dilengkapi dengan sistem aplikasi Jaws khusus bagi siswa tunanetra, selain itu Lia juga diajari oleh guru komputer yang ada di Yapentra. Pada mata pelajaran bahasa Perancis, hambatan yang ditemukan oleh Lia adalah sulitnya Lia memahami antara pengucapan dan penulisan dalam bahasa Perancis. Untuk mengatasi hal tersebut Lia menuliskan cara membaca kosa kata dalam bahasa Perancis. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa Lia dalam mengatasi masalah-masalah akademisnya, lebih cenderung menggunakan strategi pemecahan masalah heuristik. Hal ini dikarenakan dalam menyelesaikan masalah akademisnya tidak ada aturan atau susunan baku dalam menyelesaikan masalahnya, sehingga ia memikirkan cara tersendiri untuk mengatasi masalah akademisnya tersebut. Strategi yang Lia gunakan adalah heuristik analogi. Hal ini dikarenakan ketika Lia menemukan masalah akademis yang sama atau hampir mirip dengan masalah yang pernah ia hadapi sebelumnya, Lia akan menggunakan solusi yang sama ataupun yang hampir mirip dengan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Matlin 2005 yang menyebutkan bahwa ketika individu menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan analogi, individu menggunakan solusi yang sama dengan masalah sebelumnya untuk menyelesaikan masalah yang baru. Dalam strategi pemecahan masalah terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses pemecahan masalah, yaitu karakteristik kepribadian dan motivasi Davidson dan Sternberg, 2003. Karakteristik kepribadian terkait dengan kreativitas yang telah menemukan banyak variasi di antara individu yang kreatif, yang menunjukkan bahwa kemampuan untuk memecahkan masalah setiap individu berbeda dengan cara yang berbeda pula sesuai dengan karakteristik kepribadian individu masing-masing. Lia termasuk memiliki tipe kepribadian introvert, yaitu suatu sikap dari karakteristik kepribadian yang berorientasi pada perasaan yang dirasakan oleh diri sendiri, kecenderungan hanya fokus pada diri sendiri, tidak terbuka terhadap orang lain. Hal ini membuat Lia lebih memilih untuk diam dalam menyelesaikan masalah akademisnya dan tidak menceritakan masalah yang ia hadapi kepada orang lain, untuk membantunya dalam menyelesaikan hambatan yang ia temui dalam setiapa mata pelajaran Schultz Schultz, 2005. Hal ini juga terkait dengan motivasi Lia yang cenderung rendah dalam menyelesaikan masalah akademisnya, tidak dapat mengenali suatu masalah dan tidak termotivasi untuk menemukan akar dari pemasalahan yang ia miliki dan menyelesaikannya. Tabel 3 Rangkuman responden 1 No . Mata Pelajaran Masalah Waktu Awal Terjadi Masalah Solusi Awal Solusi Saat Ini Strategi Pemecahan Masalah 1. Pendidikan agama Lia tidak memiliki alkitab untuk dibawa kesekolah Kelas X berlangsung hingga kelas XII Meminta bantuan temannya untuk mendiktekan isi alkitab untuk di catat. Heuristik hill- climbing Lia meminta bantuan temannya untuk mendiktekan isi alkitab untuk di catat oleh Lia dan kemudian menghafalkannya dengan meminta bantuan temannya untuk mengoreksi. Selain itu Lia juga belajar dengan menggunakan alkitab yang ada di perpustakaan Yapentra Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia tidak memiliki alkitab untuk dibawa kesekolah, sehingga Lia meminta bantuan temannya untuk mendiktekan isi alkitab untuk di catat oleh Lia dan kemudian menghafalkannya dengan meminta bantuan temannya untuk mengoreksi.  Belajar dengan menggunakan alkitab yang ada di asrama, khusus untuk tunanetra.  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. 2. Pendidikan kewarganegaraan Banyaknya pasal-pasal yang harus dihafal Kelas X berlangsung hingga kelas XII Lia tetap mengahafal dan memahami pasal- pasal yang terdapat pada undang- undang heuristik hill- climbing Lia tetap mengahafal dan memahami pasal- pasal yang terdapat pada undang- undang Pendekatan Analogi Tahapan:  Gurunya mendiktekan materi pelajaran terlalu cepat sambil menyebutkan pasal- pasal yang terdapat pada Undang-Undang . Lia tidak melanjutkan mencatat materi pelajaran dan meminjam buku temannya yang juga sesama tunanetra untuk dicatat di rumah dan sambil menghafal pasal-pasal tersebut  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 3. Bahasa Indonesia a. Tugas-tugas yang selalu menggunakan media internet seperti mencari artikel Kelas X berlangsung hingga kelas XII Lia mengerjakannya dirumah karena komputer yang berada di asrama sudah dilengkapi dengan aplikasi Jaws. heuristik hill- climbing Lia mengerjakannya dirumah karena komputer yang berada di asrama sudah dilengkapi dengan aplikasi Jaws Pendekatan Analogi Tahapan:  Internet yang berada di sekolah belum menggunakan aplikasi Jaws yang dapat digunakan oleh siswa tunanetra, sehingga Lia mengerjakannya dirumah karena komputer yang berada di asrama sudah dilengkapi dengan aplikasi Jaws. Setelah tugas tersebut selesai, Lia meminta pengasuhnya untuk memindahkan hasil artikel yang ditemukannya kedalam tulisan awas yang sebelumnya sudah mencatatnya kedalam tulisan Braille terlebih dahulu  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. b. Meresensi cerita pendek cerpen. Kelas X berlangsung hingga kelas XII Lia mencari majalah bekas dan meminta pengasuhnya untuk mencari cerpen di dalam majalah tersebut yang kebetulan adalah buku catatan untuk tulisan braille bagi siswa tunanetra dan membacakannya kepada dirinya heuristik hill- climbing Lia mencari majalah bekas dan meminta pengasuhnya untuk mencari cerpen di dalam majalah tersebut dan membacakannya kepada dirinya Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia mencari majalah bekas yang kebetulan merupakan peralatan belajarnya. Lia meminta pengasuhnya untuk mencari cerpen di dalam majalah tersebut dan membacakannya kepada dirinya, setelah itu Lia menyimpulkannya sendiri sambil mencatat kedalam buku catatanya. Setelah selesai, barulah Lia meminta bantuan pengasuhnya untuk memindahkan resensi cerpen yang telah ia kerjakan kedalam tulisan awas.  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. c. Menuliskan surat lamaran kerja Kelas XI berlangsung hingga kels XII Lia meminta bantuan temannya heuristik hill- climbing Lia meminta bantuan temannya. Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia meminta bantuan temannya menuliskan kepala surat sedangakan isi surat dikerjakan oleh Lia sendiri  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. 4. Bahasa Inggris Tidak memiliki kamus untuk mengerjakan tugas, karena terbatasnya kosa kata bahasa inggris Lia Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia meminta temannya mencarikan arti kosa kata tersebut di dalam kamus yang dimiliki oleh temannya, kemudian ia mencatatnya dan menghafalkannya. Terkadang gurunya menyebutkan beberapa kosakata dan artinya, pada saat itu Lia menuliskannya dan langsung menghafalkannya. heuristik hill- climbing Lia meminta temannya mencarikan arti kosa kata tersebut di dalam kamus yang dimiliki oleh temannya, kemudian ia mencatatnya dan menghafalkannya. Terkadang gurunya menyebutkan beberapa kosakata dan artinya, pada saat itu Lia menuliskannya dan langsung menghafalkannya. Selain itu Lia mendengarkan nasehat gurunya untuk menggunakan percakapan sederhana untuk memudahkan mengingat dan Pendekatan Analogi Tahapan:  Untuk menguasai pelajaran bahasa Inggris, Lia selalu latihan dalam kehidupannya sehari- hari. Misalnya sering melakukan percakapan yang sederhana dengan teman-temannya baik teman di sekolah maupun di asrama. Menurut Lia, cara seperti ini dapat membuatnya menjadi lebih mudah diingat arti dari suatu kosakata.  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti menambah kosa kata diatas Membuat pidato dalam bahasa Inggris Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia mencari pidato bahasa Inggris lewat internet kemudian menerjemahkannya dengan menggunakan alat penerjemah yang ada di salah satu website karena diberitahu oleh temannya yang juga sesame tunanetra pendekatan analogi Lia mencari pidato bahasa Inggris lewat internet kemudian menerjemahkannya dengan menggunakan alat penerjemah yang ada di salah satu website Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia mencari pidato bahasa Inggris lewat internet kemudian menerjemahkannya dengan menggunakan alat penerjemah yang ada di salah satu website, kemudian menuliskannya kedalam huruf Braille dan menghafalkannya. Setelah itu, Lia meminta pengasuhnya untuk menuliskan kedalam tulisan awas.  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 5. Matematika Menyelesaikan Kelas X Lia meminta teman Selain meminta Pendekatan Analogi tugas – tugas sekolah berlangsung hingga kels XII sebangkunya yang mengerjakannya sehingga tugas mereka menjadi sama heuristik hill- climbing bantuan temannya, Lia juga meminta bantuan kepada pak Soit yang merupakan guru matematika bagi siswa tunanetra. Tahapan:  Pada saat guru mengajar, Lia hanya mencatat apa yang disampaikan oleh gurunya di kelas tidak dapat melihat yang tulis oleh gurunya, yaitu berupa rumus- rumusnya saja dan hanya sekedar mempelajarinya. Tidak ada rasa ingin tahunya yang lebih terhadap mata pelajaran matematika dan tidak melakukan apa-apa agar dapat memahaminya.  Lia meminta bantuan kepada pak Soit yang merupakan guru matematika bagi siswa tunanetra. untuk mengajarkan dan mengerjakan tugasnya yang kemudian disalinnya kedalam huruf Braille dan meminta bantuan anak pak Soit untuk menyalinkannya ke dalam tulisan awas  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 6. Geografi Hambatan ketika mempelajari mengenai peta karena ia tidak dapat melihat gambar Kelas X berlangsung hingga kels XII Untuk mengatasi hal tersebut Lia meminta bantuan temannya untuk menjelaskan gambar peta tersebut heurustik hill- climbing Untuk mengatasi hal tersebut Lia meminta bantuan temannya untuk menjelaskan dan dan meminta untuk menggambarkan peta untuk dirinya Pendekatan Analogi Tahapan:  Setelah menyelesaikan tugas geografi, Lia membaca-baca buku mengenai materi pelajaran geografi terutama mengenai peta tersebut.  Ketika di dalam kelas Lia bertanya kepada gurunya untuk menjelaskan materi yang tidak ia mengerti, kemudian menuliskan ke dalam buku catatannya untuk kembali dipelajari di rumah  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 7. Sosiologi Tugas sosiologi yang selalu menggunakan media internet dalam mencari referensi Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia memilih untuk mencontek jawaban temannya sendiri dalam menyelesaikan tugasnya. heuristik hill- climbing Lia memilih untuk mencontek jawaban temannya sendiri dalam menyelesaikan tugasnya. Selain itu Lia juga terkadang meminta tugas tersebut untuk menjadi tugas rumah agar dapat Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia tidak dapat mengerjakan tugas tersebut karena komputer yang berada di sekolah tidak dapat digunakan oleh siswa tunanetra, hal ini karena komputer tersebut belum menggunakan komputer yang berada di asrama dilengkapi oleh aplikasi Jaws. Oleh karena itu Lia memilih untuk mencontek jawaban temannya sendiri dalam menyelesaikan tugasnya. Selain itu Lia juga meminta tugas tersebut menjadi tugas rumah agar dapat menggunakan komputer yang berada di asrama yang dilengkapi dengan aplikasi Jaws  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas

8. Sejarah

Guru mata pelajaran sejarah lebih banyak menyuruh siswa Kelas X berlangsung hingga kels XII Ketika tugas meringkas tersebut harus menjadi pekerjaan rumah, maka Lia Ketika tugas meringkas tersebut harus menjadi pekerjaan rumah, maka Lia Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia bertanya dengan untuk meringkas materi pelajaran memberikan buku tulis yang masih kosong kepada pengasuhya untuk meringkas materi pelajaran. heuristik hill- climbing memberikan buku tulis yang masih kosong kepada pengasuhya untuk meringkas materi pelajaran. gurunya dan mencari informasi di beberapa buku sejarah yang lain  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas Dalam menyelesaikan tugas-tugas mata pelajaran sejarah Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia meminta temannya untuk mengerjakan tugasnya sambil meminta temannya dalam mencari jawaban dari soal- soal sejarah tersebut. heuritik hill- climbing Lia meminta temannya untuk mengerjakan tugasnya sambil meminta temannya dalam mencari jawaban dari soal- soal sejarah tersebut dan bertanya kepada gurunya

9. Ekonomi

Hambatan yang berhubungan dengan gambar atau bagan Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia meminta temannya untuk menjelaskan gambar atau bagan tersebut heuristik hill- climbing Lia meminta temannya untuk menjelaskan gambar atau bagan tersebut dan mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan temannya. Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia meminta temannya untuk menjelaskan gambar atau bagan tersebut dan mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan temannya.  Lia mencatat seluruh materi pelajaran ekonomi yang dijelasakan oleh guru dan membaca kembali mengenai penjelasan tersebut serta materi yang terdapat di dalam buku pelajaran. Setelah itu Lia menghafal materi pelajaran tersebut dengan menghafalkan setiap lima kalimat sebanyak tiga kali  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas

10. Akuntansi

Membuat jurnal Kelas X Lia mengatasi Lia mengatasi Pendekatan Analogi karena menggunakan kolom atau tabel. berlangsung hingga kels XII kesulitan tersebut adalah dengan meminta bantuan temannya heuristik hill- climbing kesulitan tersebut adalah dengan meminta bantuan temannya untuk mendiktekan hasil perhitungan yang telah dihitung oleh Lia untuk dimasukkan kedalam kolom debit kredit Tahapan:  Ketika menyelesaikan tugas disekolah biasanya, Lia meminta bantuan temannya untuk membuat kolom tersebut beserta hitungan dalam kolom tersebut. Ketika tugas tersebut jika di kerjakan di rumah, maka meminta pengasuhnya untuk mengerjakan tugas akuntansinya.  Cara Lia belajar akutansi dengan mempelajarinya kembali dirumah tugas yang diberikan disekolah  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 11. Seni budaya Berhubungan dengan gambar. Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia meminta gurunya untuk mengalihkannya pada tugas yang lain yaitu bernyanyi di depan kelas bersama dengan teman sesama tunanetra pendekatan analogi Lia meminta gurunya untuk mengalihkannya pada tugas yang lain yaitu bernyanyi di depan kelas. Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia beserta temannya yang sesama tunanetra meminta gurunya untuk mengalihkannya pada tugas yang lain yaitu bernyanyi di depan kelas.  Lia membuat rangkaian bunga dari pipet setelah berdiskusi dengan temannya sesama tunanetra yang juga bersekolah di tempat yang sama. Lia meminta bantuan dari temannya yang juga sesama tunanetra di Yapentra untuk membuatkan rangkaian bunga Untuk tugas dirumah biasanya gurunya meminta siswanya membuat kerajinan tangan Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia meminta bantuan dari temannya yang juga sesama tunanetra di Yapentra untuk membuatkan kerajinan tangan heuristik hill- climbing Lia meminta bantuan dari temannya yang juga sesama tunanetra di Yapentra untuk membuatkan kerajinan tangan untuk dirinya sebagai tugas kerajinan tangannya.  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 12. Pendidikan jasmani, olahraga kesehatan Kesulitan yang ditemukan Lia pada pelajaran olah raga adalah praktek olahraga lari dan volley Kelas X berlangsung hingga kels XII Cara Lia mengatasi kesulitan praktek lari tersebut adalah dengan bersama- sama berlari dengan temannya sambil memegang tangannya, sedangkan untuk praktek bola volley Lia meminta gurunya untuk mengajarkan bagaimana memegang bola dan service secara sederhana. Cara Lia mengatasi kesulitan praktek lari tersebut adalah dengan bersama- sama berlari dengan temannya sambil memegang tangannya, sedangkan untuk praktek bola volley Lia meminta gurunya untuk mengajarkan bagaimana memegang bola dan service secara sederhana. Pendekatan Analogi Tahapan:  Untuk mata pelajaran olah raga, Lia memiliki kendala tidak dapat mengikuti praktek di lapangan karena kondisnya tersebut. Dengan demikian, Lia pun merasa ia tidak memiliki nilai pada mata pelajaran tersebut. Untuk mengatasinya Lia heuristik hill- climbing meminta kepada guru olahraga untuk mengalihkannya pada tugas yang lain, namun gurunya mengatakan bahwa mereka harus lebih aktif di kelas dalam memberikan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang diajukan dalam sesi tanya jawab karena terkadang ketika pelajaran olahraga tidak selalu praktek di lapangan. Kondisi tersebut terkadang membuat Lia serba salah, karena pada dasarnya ia sendiri mengakui bahwa dirinya pemalu dan tidak berani bertanya di kelas ketika ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh gurunya sudah keburu dijawab oleh teman-temannya yang lain. Walau bagaimanapun Lia harus tetap menghadapinya dan ia berharap akan dapat menjawab pada sesi maupun pada pelajaran berikutnya.  Untuk prakteknya sendiri, Lia lebih sering berlatih di Yapentra karena adanya guru khusus bagi tunanetra yang dapat mengajarkan kepada mereka olahraga seperti senam dan lari.  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 13. Teknologi Kesulitan Lia Kelas X Cara Lia mengatasi Cara Lia mengatasi Pendekatan Analogi informasi komunikasi pada pelajaran TIK adalah materi power point berlangsung hingga kels XII kesulitan tersebut adalah dengan membuat isi dari power point tersebut sendiri dan kemudian meminta bantuan temannya untuk mendesign nya sehingga komputernya harus bersebelahan dengan temannya heuristik hill- climbing kesulitan tersebut adalah dengan membuat isi dari power point tersebut sendiri dan kemudian meminta bantuan temannya untuk mendesign nya sehingga komputernya harus bersebelahan dengan temannya Tahapan:  Lia membuat isi dari power point tersebut sendiri dan kemudian meminta bantuan temannya untuk mendesign nya sehingga komputernya harus bersebelahan dengan temannya. Selain itu juga terkadang di dalam kelas, setiap meja di beri satu buah notebook pada pelajaran tersebut. Oleh karena itu, Lia latihan computer di asrama yang sudah dilengakapi dengan aplikasi Jaws yang diperuntukkan bagi tunanetra  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas 14. Bahasa Perancis Tugas – tugas bahasa Perancis Kelas X berlangsung hingga kels XII Lia meminta temannya untuk mengerjakan tugas tersebut seluruhnya dan tugas yang disuruh di dalam kelas biasanya Lia mencontek punya temannya heurustik hill- climbing Lia meminta temannya untuk mengerjakan tugas tersebut seluruhnya dan tugas yang disuruh di dalam kelas biasanya Lia mencontek punya temannya Pendekatan Analogi Tahapan:  Lia meminta temannya untuk mengerjakan tugas tersebut seluruhnya, sehingga tugas mereka sama. Lia menunggu temannya selesai mengerjakan tugasnya terlebih dahulu barulah tugas Lia dikerjakan kemudian  Setiap Lia menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas

B. Responden 2 Responden Dona

1. Deskripsi Umum Responden

Wawancara dengan Responden Dona dilakukan sebanyak 2 kali yaitu : Tabel 4 Jadwal Wawancara Responden 2 No. Hari Tanggal Waktu Tempat 1. Senin 22 Oktober 2012 15.20 WIB – 17.20WIB Yayasan pendidikan tunanetra 2. Sabtu 06 April 2013 13.00 WIB – 14.15 WIB Yayasan pendidikan tunanetra Tabel 5 Gambaran Umum Responden 2 No. Identitas Responden 1. Nama Dona nama samaran 2. Usia 18 tahun 3. Jenis kelamin Perempuan 4. Agama Kristen protestan 5. Status pendidikan SMA 6. Domisili Deli Serdang – Siborong-borong 7. Urutan dalam keluarga Anak ke 9 dari 9 bersaudara 8. Penyebab kebutaan Penyakit campak Dona adalah seorang gadis yang memasuki usia remaja akhir. Ia lahir pada tanggal 17 juni 1994 yang mengartikan bahwa usianya kini telah 18 tahun. Gadis ini berasal dari desa Siborong-borong. Dona merupakan anak bungsu dari 9 bersaudara. Kakak dan abangnya sudah menyelesaikan pendidikannya, sementara ibunya seorang petani dan ayahnya seorang guru jamaat gereja. Kebutaan yang dialami Dona karena pada usia 3 tahun, Dona mengalami penyakit campak Dona menyebutnya dengan penyakit campak dari dalam. Penyakit ini mengakibatkan Dona demam tinggi yang kemudian mengenai syaraf matanya. Segala hal telah dilakukan orang tuanya baik pengobatan tradisional maupun modern, akan tetapi Dona juga tidak dapat melihat. Menurut dokter, hanya donor mata yang dapat menyembuhkannya. Donor mata merupakan suatu alternatif yang sangat sulit dilakukan, mengingat biaya yang mahal dan tidak adanya pendonor. Walaupun berat, Dona dan keluarga telah menerima kenyataan ini. Suatu hari, seorang ibu yang juga memiliki anak tunanetra, memperkenalkan ibu Dona dengan Yayasan Yapentra. Ibu itu adalah orang tua dari Gloria yang juga seorang tunanetra. Waktu Itu Gloria sudah SMA dan akan segera melanjutkan kuliah. Namun, orang tua Dona tidak menyetujui jika Dona harus di bawa jauh darinya karena orang tuanya merasa masih mampu untuk menghidupi Dona. Selain itu orang tuanya juga memiliki kekhawatiran dan merasa takut kalau Dona akan di jual. Berkat kesabaran dan kerja keras petugas Yapentra dan orang tua Gloria, orang tua Dona berhasil dibujuk untuk mengirim Dona ke Yapentra Yayasan pendidikan tunanetra. Dipertemuan ke empat antara orang tua Dona, orang tua Gloria dan petugas Yapentra. Dona pun menyatakan keinginannya untuk bersekolah, teman- teman seusianya telah sekolah dan dia juga ingin sekolah. Menurut informasi yang Dona dengar, sekolah adalah suatu tempat yang menyenangkan karena banyak terdapat teman dan mainan.