Dalam menyelesaikan tugas-tugas mata pelajaran sejarah, Lia meminta temannya untuk mengerjakan tugasnya sambil meminta
temannya dalam mencari jawaban dari soal-soal sejarah tersebut. Untuk materi pelajaran sejarah, kesulitan yang ditemukan adalah
mengenai G 30 SPKI. Cara Lia mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan bertanya dengan gurunya dan mencari informasi di beberapa buku
sejarah yang lain “… Kami belajar itu loh kak. Materi itu tentang... itu tentang
tahun 1965 terjadi peperangan antar... itulah. Itu kan tentang politik yaitu sebenarnya. Itulah kak. Jadi aku coba cari buku
sejarah lain…” R1. WIIb. 1059-1063hal. 51
9. Ekonomi
Pada pelajaran ekonomi, Lia mengalami hambatan pada materi yang berhubungan dengan gambar atau bagan. Untuk mengatasi hambatan
tersebut, Lia hanya mencatat dan membaca kembali mengenai penjelasan gambar atau bagan yang terdapat di dalam buku pelajaran. Bukan hanya
itu saja, Lia juga meminta temannya untuk menjelaskan gambar atau bagan tersebut dan mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan
temannya.
10. Akuntansi
Pada pelajaran akuntansi, kendala yang ditemukan oleh Lia adalah tidak bisanya ia membuat kolom atau tabel. Ketika menyelesaikan tugas
disekolah biasanya Lia tidak membuat kolomnya, namun jika gurunya tidak datang dan memberikan tugas kepada siswanya tentu ia meminta
bantuan temannya untuk membuat kolom tersebut beserta hitungan dalam kolom tersebut. Hal ini dilakukannya karena ia suka pelajaran berhitung.
Sama halnya ketika tugas tersebut jika di kerjakan di rumah, maka ia meminta pengasuhnya untuk mengerjakan tugas akuntansinya.
Untuk materi pelajaran akuntansi, kesulitan yang ditemukan Lia adalah membuat jurnal karena harus membuat tabel. Sama halnya seperti
yang disebutkan diatas, cara Lia mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan meminta bantuan temannya untuk mendiktekan hasil
perhitungannya untuk dimasukkan kedalam kolom debit kredit “… Ngerjain tugasnya ya minta tolong sama kawan. Misalnya,
“Buatkan napa sama aku wee?” Nanti dia membacakan bentuk- bentuknya. Misalnya di sebelah kanan ada debit-D, dia kalo
ditambah apa? Gitu aja dia. Tapi yang nuliskan dia. Dia Cuma nanya-nanyakan kita…”
R1. WIIb. 1175-1181hal. 54
11.
Seni Budaya
Kesulitan terbesar bagi Lia dalam menyelesaikan tugas sekolahnya adalah yang berhubungan dengan gambar. Seperti mata pelajaran seni
budaya, biasanya gurunya meminta siswanya untuk menggambar dan tentu saja bagi Lia tidak dapat melakukannya. Agar Lia memperoleh nilai dari
mata pelajaran seni budaya ini, maka ia beserta temannya yang sesama tunanetra meminta gurunya untuk mengalihkannya pada tugas yang lain
yaitu bernyanyi di depan kelas. Untuk tugas dirumah biasanya gurunya
meminta siswanya membuat kerajinan tangan, Lia pun tidak ingin ketinggalan dan ia membuat rangkaian bunga dari pipet setelah berdiskusi
dengan temannya sesama tunanetra yang juga bersekolah di tempat yang sama. Walaupun Lia setuju membuat rangkaian bunga dari pipet, namun ia
tidak dapat membuatnya. Jika ia tidak mengerjakan tugas tersebut, maka ia tidak akan memperoleh nilai dari mata pelajaran seni budaya. Oleh karena
itu, Lia meminta bantuan dari temannya yang juga sesama tunanetra di Yapentra untuk membuatkan rangkaian bunga untuk dirinya sebagai tugas
kerajinan tangannya. “… ngak kak. kekmana aku aja ngak tau bentuknya kekmana.
Paling aku beli peralatannya. Tapi aku disitunya kak minta ajari. Tapi pas diajarinya ngak tau-tau aku kak. karna itu kan ada dibuat
bintang. Ada dari benang kak. ada yang bentuk ikan, bentuk bintang. Kayak hiasan gitu kak. jadi aku belum tau kak. jadi dia
bilang udah aku aja lah yang buat kau pun ngak tau. Ya udah kubilang”
R1. WIb. 1209-1217hal.23-24
Untuk materi pelajaran seni dan budaya, Kesulitan yang ditemukan Lia pada pelajaran seni budaya adalah materi mengenai not lagu. Cara Lia
mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan meminta temannya untuk mengerjakannya.
“… Ada lah kak. Kar’na kami harus menuliskan not. Misalnya not- not yang ada benderanya itu. Mana tahu aku itu ada bendera.
Misalnya bendera trus ada tanda diam. Ada tanda diam mana ku tahu. Orang digambarkan. Paling kalo disuruh bikin sebuah lagu,
barulah... Itulah kak hambatannya…” R1. WIIb. 1408-1414hal.58
“… Kalo misalnya gurunya minta dikumpul, minta tolong aja dikumpulkan sama kawan. Kar’na apa pun ceritanya orang
tunanetra itu enggak bisa. Jadi ku bilang tolonglah buatkan ya.
Nanti kan balance kak. Dia enggak bisa main gitar, kita ajari dia…”
R1. WIIb. 1416-1421hal.58
12.
Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan
Untuk mata pelajaran olah raga, Lia memiliki kendala tidak dapat mengikuti praktek di lapangan karena kondisnya tersebut. Dengan
demikian, Lia pun merasa ia tidak memiliki nilai pada mata pelajaran tersebut. Untuk mengatasinya Lia meminta kepada guru olahraga untuk
mengalihkannya pada tugas yang lain, namun gurunya mengatakan bahwa mereka harus lebih aktif di kelas dalam memberikan pertanyaan maupun
menjawab pertanyaan yang diajukan dalam sesi Tanya jawab karena terkadang ketika pelajaran olahraga tidak selalu praktek di lapangan.
Kondisi tersebut terkadang membuat Lia serba salah, karena pada dasarnya ia sendiri mengakui bahwa dirinya pemalu dan tidak berani
bertanya di kelas ketika ingin menjawab pertanyaan yang diajukan oleh gurunya sudah keburu dijawab oleh teman-temannya yang lain. Walau
bagaimanapun Lia harus tetap menghadapinya dan ia berharap akan dapat menjawab pada sesi maupun pada pelajaran berikutnya. Untuk prakteknya
sendiri, Lia lebih sering berlatih di Yapentra karena adanya guru khusus bagi tunanetra yang dapat mengajarkan kepada mereka olahraga seperti
senam dan lari. “… nanti kan masih ada kak pertemuan yang lain. Nanti disitu lah
kak di usahakan” R1. WIb. 1283-1284hal.25
Untuk materi pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan,
kesulitan yang ditemukan Lia pada pelajaran olah raga adalah praktek olahraga lari dan volley. Cara Lia mengatasi kesulitan praktek lari tersebut
adalah dengan bersama-sama berlari dengan temannya sambil memegang tangannya, sedangkan untuk praktek bola volley Lia meminta gurunya
untuk mengajarkan bagaimana memegang bola dan service secara sederhana.
“… Kalo misalnya lari-lari, kalo aku sendiri, sama kawan aku lari-lari. Ku pegang kawanku itu. Lari kami sama. Biar aja
diketawai orang, enggak peduli aku…” R1. WIIb. 1498-1501hal.60
“… Paling cuma tanya pak, kayak mana sih pak bentuk kayak smash orang. Kayak mana pak. Paling dipegang tanganku. Udah
gini. Ya tahulah aku kak gini misalnya. Itu ajalah kak. Kalo misalnya menerima lemparan dari kawan, ya cemana nanti kena
kepalaku…”
R1. WIIb. 1506-1512hal.60
13.
Teknologi Informasi Komunikasi
Pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi TIK, kendala yang dialami oleh Lia adalah ketika seluruh siswa diminta oleh
gurunya pergi keruang warung internet atau ruangan komputer. Tentu Lia tidak dapat melakukannya karena disamping mereka yang tunanetra tidak
beri kartu bebas warnet, komputer tersebut juga belum di install bagi siswa tunanetra. Selain itu juga terkadang di dalam kelas, setiap meja di beri satu
buah notebook pada pelajaran tersebut. Hal itu sama saja bagi Lia karena ia tetap saja tidak dapat menggunakannya dan tentu mengahambat
kegiatan akademisnya. Ketika latihan dikelas dimulai, Lia lebih memilih
untuk duduk diam di kursi sambil mengerjakan sesuatu yang dapat ia kerjakan seperti menulis catatan di bukunya yang pada saat mata pelajaran
sebelumnya yang belum dicatatnya.
Untuk materi pelajaran teknologi informasi dan komunikasi TIK,
Kesulitan Lia pada pelajaran TIK adalah materi power point. “…Kalo komputer sebenarnya udah bisa ya kak. E... microsoft
word, excel bisa sebenarnya. Cuman yang menghalangi itu mungkin power point... kar;na power point itu kan mengapakan
visual ya kak. Itulah enggak bisa tunanetra. Makanya aku bilang enggak bisa, bisa sih kak. Ada sih yang bisa. Tapi... tunanetra
yang ku tahu yang ada di sini enggak bisa menguasai power point…”
R1. WIIb. 1585-1593hal.61 Cara Lia mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan membuat isi
dari power point tersebut sendiri dan kemudian meminta bantuan temannya untuk mendesign nya sehingga komputernya harus bersebelahan
dengan temannya. “… Ya kita cuma ngetik-ngetik aja apa yang nanti diapa... Kita
jadi... Misalnya kalo di sekolah kan kak, satu-satu nya apa... satu komputer itu. Kalo power point aku jadi dua sama kawan. Kar’na
kawan yang membentuk-bentuk, yang mendesain gambarnya…” R1. WIIb. 1600-1606hal.62
14.
Bahasa Perancis
Pada mata pelajaran bahasa Perancis, walaupun kendala yang dialami oleh Lia adalah tidak memiliki kamus tetapi ia tetap tidak ingin
mempelajarinya dan tidak menyukainya. Alasannya adalah tidak adanya guru di Yapentra yang dapat mengajarkannya bahasa Perancis. Jika ada
tugas yang dikerjakan dirumah ia meminta temannya untuk mengerjakan
tugas tersebut seluruhnya dan tugas yang disuruh di dalam kelas biasanya Lia mencontek punya temannya.
Untuk materi pelajaran bahasa Perancis, kesulitan yang ditemukan adalah cara penulisan dan pengungkapan yang berbeda dan juga materi
tenses. Cara Lia mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan meminta bantuan ke pada volunteer yang ada di Yapentra yang dapat berbahasa
Perancis. “… Ya... tenses-nya itulah kak. Memang tenses-nya enggak bisa
dipelajari. Enggak tahu mempelajari. Mungkin kar’na enggak minat juga sih satu. Jadi enggak ada arti belajar tenses
Perancis…” R1. WIIb. 1700-1704hal.64
4. Pembahasan