Pembahasan Responden 2 Responden Dona

sebagai penguat materi tersebut. Untuk mengatasi kendala yang ditemukan Dona dalam mengikuti pelajaran agama ini, maka Dona meminta temanya untuk membacakan ayat yang ada di dalam alkitab tersebut kembali. Ketika temannya selesai membacanya, maka Dona mengingatnya dan langsung menuliskan ke dalam bukunya untuk menghafalkan ayat tersebut. Begitulah seterusnya yang Dona lakukan ketika mempelajari pelajaran agama apabila materinya berhubungan dengan ayat-ayat yang ada di dalam alkitab. Hal lain yang dilakukan Dona adalah Dona membuka kembali alkitab yang berisi materi mengenai masalah agama dan berdiskusi dengan teman. Sesampai di asrama Dona juga bertanya kepada pendeta atau fikar. Pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, hambatan yang ditemukan oleh Dona adalah banyaknya pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar UUD. Untuk mengatasi hambatan tersebut, Dona mempelajari pasal-pasal yang ada di materi pelajaran kewarganegaraan dengan mengahafalkannya setiap malam sebelum pelajaran dilaksanakan pada keesokan harinya. Cara Dona menghafalkan pasal-pasal tersebut dengan menuliskannya kembali, kemudian membacanya hingga lima kalimat sebanyak tiga kali dan akhirnya Dona pun hafal mengenai pasal tersebut. Untuk materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang lain, Dona sering bertanya kepada teman sekelasnya dan mencari referensi lewat internet serta menuliskan kembali penjelasan yang ia peroleh untuk ia pelajari. Selain itu, Dona juga sering berdiskusi dengan teman seangkatan yang bersekolah di sekolah negeri. Pada pelajaran bahasa Indonesia, hambatan yang ditemukan Dona adalah materi mengenai resensi novel dan surat lamaran kerja. Dona mengalami kesulitan karena ia tidak menemukan novel yang bertulisan Braille. Untuk mengatasi masalah tersebut, Dona pergi ke perpustakaan yang ada di Yapentra. Ia mencari kaset CD dalam bentuk novel, ia mendengarkan novel tersebut dengan menggunaka earphone sambil menuliskan resensi novel tersebut dalam tulisan Braille. Setelah selesai, ia meminta pengasuhnya untuk menyalin resensi tersebut dalam tulisan Braille ataupun temannya jika pengasuhnya sedang sibuk. Untuk materi pelajaran bahasa Indonesia yang lain, Dona mengalami kesulitan mengenai materi membuat surat lamaran kerja. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, Dona membuka internet dan membaca buku di perpustakaan Yapentra mengenai cara penulisan surat lamaran kerja. Hal lain yang dilakukan Dona adalah dengan bertanya kepada gurunya mengenai cara penulisan surat lamaran yang benar dan latihan dengan cara menuliskannya kembali yang kemudian akan di koreksi oleh guru atau pengasuhnya. Pada mata pelajaran bahasa Inggris, tentunya diharapkan bagi siswa agar dapat menguasai kosa kata dalam bahasa Inggris untuk memudahkan dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Untuk mengatasi hal tersebut, yang Dona lakukan adalah dengan ia harus meminta bantuan temannya untuk mencari arti kosakata tersebut dan menuliskannya kembali untuk ia hafal. Kurangnya perbendaharaan kosa kata Dona dalam bahasa Inggris, Dona harus benar-benar berlatih dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dona melakukannya dengan cara membuat dialog atau percakapan sederhana dengan teman-temannya. Hal ini ia lakukan karena ia mengingat nasehat gurunya, bahwa jika ingin lancar dalam bahasa Inggris harus sering-sering melakukan percakapan dalam bahasa Inggris. Selain itu juga lebih memudahkan Dona dalam mengerti akan arti dari yang ia ucapkan. Selain membuat percakapan, Dona juga sering mendengarkan lagu bahasa Inggris. Ia menulis lirik lagunya dan mencatat judul lagu bahasa Inggris yang ia sukai kemudian menghafalkannya dengan mencari arti kata tersebut di dalam kamus. Pada mata pelajaran matematika, Dona benar-benar menemukan hambatan. Selain tugasnya yang sulit untuk ia kerjakan, metode mengajar gurunya yang masih menggunakan metode ceramah dan menggunakan media papan tulis sebagai alat bantu dalam menjelaskan materi pelajaran. Dona juga tidak menyukai sikap gurunya yang tidak peduli terhadap dirinya maupun siswa tunanetra lainnya. Kondisi itu membuat Dona terkadang tidak mengerjakan tugas matematika, dan hanya mengerjakan tugas tersebut jika ia tidak malas. Menurut Pradopo 1977, keadaan yang dialami oleh Dona dapat saja terjadi. Perasaan yang mudah tersinggung pada diri Dona membuat pengalaman sehari-harinya menumbuhkan perasaan kecewa dan membuat dirinya menjadi lebih emosionil sekalipun terhadap hal-hal kecil. Untuk mengatasi masalah tersebut, Dona memilih memilih solusi secara sederhana terhadap alternatif jawaban yang tampak untuk menyelesaikan masalah. Lovett dalam Matlin, 2005. Dona hanya meminta bantuan dengan teman sebangkunya dengan menyesuaikan jawaban dirinya dengan jawaban temannya tersebut. Hal ini dilakukan oleh Dona, karena menurutnya teman sebangkunya menguasai pelajaran matematika. Ketika tugas matematika tersebut menjadi pekerjaan rumah PR, Dona meminta bantuan kakak-kakak seniornya yang juga tunanetra yang bersekolah di sekolah umum. sehingga semakin membuat Lia tidak menyukai mata pelajaran tersebut. Pada dasarnya pelajaran matematika sangat menuntut kemampuan konseptual siswa, hal ini dikarenakan pelajaran matematika menuntut para siswa untuk berfikir secara abstrak Hallahan Kauffman, 1998. Pada mata pelajaran geografi, guru sering memberikan pertanyaan lisan secara tiba-tiba kepada siswanya dan harus langsung dijawab oleh siswanya. Cara Dona adalah selalu mengahafal materi pelajaran yang akan dibahas di kelas pada malam hari sebelum materi pelajaran tersebut akan dibahas pada keesokan harinya. Dalam proses belajarnya Lia sering membaca buku, mendengar CD mengenai pelajaran geografi, dan sering bertanya kepada guru di kelas. Lia juga bertanya kepada guru IPS yang berada di Yapentra ketika pulang sekolah untuk berdiskusi. Setelah berdiskusi, biasanya responden menuliskan hasil diskusi untuk di pelajari selanjutnya. Pada mata pelajaran sosiologi, tugas-tugasnya yang selalu berhubungan dengan media internet. Dona mengatasi hambatan tersebut dengan mengerjakan tugas tersebut di asrama yang kebetulan komputernya sudah di install untuk tunanetra. Setelah tugas yang dicari lewat internet selesai, maka Dona menyalinnya kedalam tulisan braille dan kemudian meminta pengasuhnya memindahkannya kedalam tulisan awas dengan cara mendiktekannya. Dalam Proses belajarnya, untuk memahami materi pelajaran adalah dengan selalu mempelajari dan menghafalkan materi pelajaran sosiologi pada malam hari sebelum keesokan harinya materi tersebut akan dibahas di kelas. Selain itu Dona juga mendengar kaset CD yang di dengar melalui earphone mengenai soal-soal sosiologi berserta jawabannya dan juga materi-materi mengenai pelajaran sosiologi, kemudian Dona mencatatnya kedalam buku catatannya untuk dipelajari kembali. Pada mata pelajaran sejarah, guru sering menyuruh siswanya untuk meringkas materi pelajaran di kelas. Hal ini membosankan bagi Dona karena banyaknya materi pelajaran yang harus diringkas, dan juga buku paket sejarah yang masih bertuliskan huruf awas. Untuk mengatasi masalah tersebut, Dona meringkas materi pelajaran tersebut di rumah dengan meminta bantuan pengasuhnya untuk mendiktekannya dan juga meminta pengasuhnya untuk menyalin hasil ringkasannya tersebut kedalam tulisan awas. Dalam proses belajarnya, Dona sering bertanya kepada gurunya dan mencari informasi melalui internet, kemudian mencatatnya. Selain itu, Dona juga menghafal sampai tiga kali dan memimata temannya untuk mengoreksi dengan melihat buku Pada mata pelajaran ekonomi, Dona mengalami hambatan dalam tugas yang berhubungan dengan gambar atau tabel. Dona hanya mencatat mengenai penjelasan dari gambar atau tabel tersebut dan meminta temannya untuk penjelasan gambar tersebut dan mencatatnya kembali hal-hal yang penting dari penjelasan temannya tersebut. Untuk tabel sendiri, responden meminta izin kepada gurunya untuk menuliskan hanya kata-kata yang terdapat pada tabel. Pada mata pelajaran sosial seperti geografi, sosiologi, sejarah, dan ekonomi. Dona tidak terlalu memiliki hambatan yang berarti, karena untuk memahami materi tersebut Dona lebih banyak untuk membaca buku mata pelajaran tersebut serta dengan menghafalkannya. Guru–guru mata pelajaran tersebut pun sering menanyakan materi pelajaran kepada siswanya secara lisan. Hal lain yang dilakukan Dona agar lebih memahami materi pelajaran tersebut adalah dengan mendengar kaset CD yang di dengar melalui earphone di perpustakaan yang berada di Yapentra mengenai soal-soal sosiologi berserta jawabannya dan juga materi-materi mengenai pelajaran geografi, sosiologi, sejarah dan ekonomi. Dona mencatat kedalam buku catatannya untuk dipelajari kembali. Bagi Dona sendiri, mata pelajaran seperti ini sangat disukainya sehingga ia tidak memiliki hambatan. Dalam perkembangan bahasanya, kebanyakan anak- anak tunanetra tetap bisa mendengar bahasa dan mungkin lebih termotivasi dibandingkan anak yang dapat melihat karena itu merupakan yang utama dalam mereka berkomunikasi. Hallahan Kauffman, 1998. Pada mata pelajaran akuntansi, tentunya kesulitan yang ditemukan Dona adalah materi yang berhubungan dengan jurnal karena harus membuat tabel terutama tabel debit dan kredit. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka Dona meminta penjelasan kembali dengan guru akuntansi dimana letak angka-angka yang harus dimasukkan kedalam kolom debit dan kredit dengan mendatangi meja gurunya. Kemudian Dona diajarkan untuk memasukkan hasil semua sisa saldo setiap bulannya, yang sebelumnya harus di balance kan terlebih dahulu. Dona juga meminta bantuan temannya untuk memasukkan jumlah kedalam kolom debit dan kredit, yang sebelumnya Dona teah menghitung jumlahnya terlebih dahulu dengan menggunakan sempoa. Selain itu Dona juga bertanya dengan temannya yang megerti mengenai pelajaran akuntansi dan sama – sama berdikusi. Pada mata pelajaran seni budaya, tentu kurangnya pemahaman Dona yang berhubungan dengan gambar, Dona meminta gurunya untuk mengalihkan ke dalam bentuk tugas yang lain yaitu dengan bernyanyi di depan kelas ataupun membuat kerajinan tangan. Biasanya Dona diminta untuk bernyanyi lagu bahasa Inggris. Pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, kesehatan, tentunya Dona tidak dapat mengikuti praktek di lapangan karena kondisnya tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, Dona lebih memilih dengan mencari referensi olahraga yang sering dipraktekkan di sekolah dengan menggunakan media internet. Disamping itu Dona juga sering berada di pinggir lapangan sambil mencoba membayangkan informasi yang ia peroleh mengenai olah raga tersebut dari buku pelajaran maupun dari internet. Pada mata pelajaran teknologi informasi komunikasi TIK tentunya banyak hambatan yang ditemukan oleh Dona karena untuk memahami pelajaran tersebut harus disertai dengan praktek, sedangkan komputer yang berada di sekolah belum menggunakan sistem aplikasi Jaws dan Dona tidak dapat mengaplikasikan komputer tersebut. Oleh karena itu, Dona mempelajari materi TIK terlebih dahulu. Ia bersama-sama belajar dengan temannya dengan menggunakan komputer di sekolah. Dona mencoba mengetik di komputer walaupun komputer tersebut belum memiliki aplikasi Jaws dan temannya yang akan mengawasi dan mengoreksi pekerjaan Dona. Pada saat pulang sekolah, ketika sore hari Dona mengikuti les komputer di Yapentra. Biasanya Dona membuka buku pelajaran TIKnya dan latihan dengan menggunakan komputer tersebut, karena komputer di Yapentra sudah dilengkapi dengan sistem aplikasi Jaws khusus bagi siswa tunanetra, selain itu Dona juga diajari oleh guru komputer yang ada di Yapentra. Pada mata pelajaran bahasa Perancis, hambatan yang ditemukan oleh Dona adalah sulitnya ia memahami antara pengucapan dan penulisan dalam bahasa Perancis. Untuk mengatasi hal tersebut Dona menuliskan cara membaca kosa kata dalam bahasa Perancis ketika gurunya menjelaskan di depan kelas dan kemudian menghafalkannya. Untuk materi bahasa Perancis, Dona menemukan kesulitan mengenai materi dialog karena harus di praktekkan. Untuk mengatasinya, maka Dona membuat bahasa Indonesianya terlebih dahulu, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa Perancis. Biasanya Dona membuka google translate dan mengetikkannya kembali sehingga keluarlah tulisan dalam bahasa Perancis. Setelah itu responden mencatatnya kedalam buku tulis untuk ia pelajari. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa Dona dalam mengatasi masalah- masalah yang ia temukan dalam kegiatan akademisnya, lebih cenderung menggunakan strategi pemecahan masalah heuristik. Hal ini dikarenakan dalam menyelesaikan masalah akademisnya tidak ada aturan atau susunan baku dalam menyelesaikan masalahnya, sehingga ia memikirkan cara tersendiri untuk mengatasi masalah akademisnya tersebut. Strategi yang Dona gunakan adalah heuristik analogi. Hal ini dikarenakan ketika Dona menemukan masalah akademis yang sama atau hampir mirip dengan masalah yang pernah ia hadapi sebelumnya, Dona akan menggunakan solusi yang sama ataupun yang hampir mirip dengan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Matlin 2005 yang menyebutkan bahwa ketika individu menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan analogi, individu menggunakan solusi yang sama dengan masalah sebelumnya untuk menyelesaikan masalah yang baru. Semua penyelesaian masalah akademis yang Dona lakukan tersebut dipengaruhi oleh faktor motivasi dan karakteristik kepribadian yang mempengaruhi Dona dalam menggunakan strategi pemecahan masalah akademisnya Davidson dan Sternberg, 2003. Rasa kecintaannya kepada ibunya membuat Dona memotivasi dirinya sendiri dengan hanya mengingat nasehat ibunya bahwa ia harus rajin belajar. Oleh sebab itu, ia selalu memikirkan berbagai cara untuk mengatasi masalah akademisnya dengan mengenali penyebab masalah akademis yang dihadapinya dan menyelesaikannya agar proses kegiatan akademisnya berjalan dengan lancar serta demi tercapainya cita-cita yang diinginkannya. Dona juga memiliki kepribadian ekstrovert sebagai karakteristik kepribadianya. Ekstrovert merupakan karakteristik kepribadian dengan menunjukkan sikap terbuka dengan dunia luar dan terhadap orang lain Schultz Schultz, 2005. Sikap Dona yang terbuka terhadap orang lain terutama dengan teman dan gurunya, membuat dirinya selalu mengutarakan masalah yang ia hadapi dengan menyampaikan selalu menanyakan pendapat mengenai penyelesaian masalah akademis yang ia hadapi maupun mendengarkan solusi yang diberikan oleh orang lain kepada dirinya atas permasalah yang ia hadapi. Sikap Dona yang demikian, membuat Dona memiliki banyak teman. Tabel 6 Rangkuman responden 2 No . Mata Pelajaran Masalah Waktu Awal Terjadi Masalah Solusi Awal Solusi Saat Ini Strategi Pemecahan Masalah 1. Pendidikan agama Tidak adanya alkitab yang dibawa oleh ke sekolah, karena alkitab untuk siswa tunanetra berisi satu buku untuk satu jilid, sehingga alkitabnya menjadi banyak dan tebal. Kelas X berlangsung hingga kelas XII Dona meminta temanya untuk membacakan ayat yang ada di dalam alkitab tersebut kembali. Ketika temannya selesai membacanya, maka Dona mengingatnya dan langsung menuliskan ke dalam bukunya untuk menghafalkan ayat tersebut. heuristik hill- climbing Dona meminta temanya untuk membacakan ayat yang ada di dalam alkitab tersebut kembali. Ketika temannya selesai membacanya, maka Dona mengingatnya dan langsung menuliskan ke dalam bukunya untuk menghafalkan ayat tersebut. Selain itu Dona sering berdiskusi dengan teman atau pendeta Pendekatan Analogi Tahapan:  Dona meminta temanya untuk membacakan ayat yang ada di dalam alkitab tersebut kembali. Ketika temannya selesai membacanya, maka Dona mengingatnya dan langsung menuliskan ke dalam bukunya untuk menghafalkan ayat tersebut.  Dona sering membuka kembali alkitab yang berisi materi mengenai masalah agama dan berdiskusi dengan teman. Sesampai di asrama Dona juga bertanya kepada pendeta, Fikar.  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. 2. Pendidikan kewarganegaraan Banyaknya pasal-pasal dalam Undang- Undang Dasar UUD yang harus dihafal. Kelas X berlangsung hingga kelas XII Dona mengahafalkannya setiap malam sebelum pelajaran dilaksanakan pada keesokan harinya. Cara Dona menghafalkan pasal-pasal tersebut dengan menuliskannya kembali, kemudian membacanya. heuristik hill- climbing Dona mengahafalkannya setiap malam sebelum pelajaran dilaksanakan pada keesokan harinya. Cara Dona menghafalkan pasal-pasal tersebut dengan menuliskannya kembali, kemudian membacanya hingga lima kalimat sebanyak Pendekatan Analogi Tahapan:  Dona mengahafalkannya setiap malam sebelum pelajaran dilaksanakan pada keesokan harinya. Cara Dona menghafalkan pasal- pasal tersebut dengan menuliskannya kembali, kemudian membacanya hingga lima kalimat sebanyak tiga kali dan akhirnya Dona pun hafal mengenai pasal tersebut. tiga kali dan akhirnya Dona pun hafal mengenai pasal tersebut.  Dona sering berdiskusi dengan teman seangkatan yang bersekolah di sekolah negeri dan bertanya kepada temannya dan menuliskan kembali penjelasan pasal-pasal tersebut  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. 3. Bahasa Indonesia Tugas membuat resensi novel, Dona mengalami kesulitan karena ia tidak menemukan Kelas X berlangsung hingga kelas XII Untuk mengatasi masalah tersebut, Dona pergi ke perpustakaan yang ada di Yapentra. Ia mencari kaset CD dalam bentuk Untuk mengatasi masalah tersebut, Dona pergi ke perpustakaan yang ada di Yapentra. Ia mencari kaset CD dalam bentuk Pendekatan Analogi Tahapan:  Untuk mengatasi masalah tersebut, Dona pergi ke perpustakaan yang ada di Yapentra. novel yang bertulisan Braille novel, karena Dona sering mendengarkan novel dalam bentuk CD di perpustakaan Yapentra heuristik hill- climbing novel, ia mendengarkan novel tersebut dengan menggunakan earphone sambil menuliskan resensi novel tersebut dalam tulisan Braille. Ia mencari kaset CD dalam bentuk novel, ia mendengarkan novel tersebut dengan menggunakan earphone sambil menuliskan resensi novel tersebut dalam tulisan Braille. Setelah selesai, ia meminta pengasuhnya untuk menyalin resensi tersebut dalam tulisan Braille ataupun temannya jika pengasuhnya sedang sibuk  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. Tugas membuat Kelas X Dona Dona Pendekatan Analogi pidato dan puisi berlangsung hingga kelas XII mengarangnya sendiri dan kemudian menghafalnya dan meminta gurunya untuk langsung membacakan pidatonya di depan kelas tanpa memberikan buku tugasnya. heuristik hill- climbing mengarangnya sendiri dan kemudian menghafalnya dan meminta gurunya untuk langsung membacakan pidatonya di depan kelas tanpa memberikan buku tugasnya. Tahapan:  Dona mengarangnya sendiri dan kemudian menghafalnya dan meminta gurunya untuk langsung membacakan pidatonya di depan kelas tanpa memberikan buku tugasnya.  Dona sering membuka internet dan membaca buku di perpustakaan dan sering bertanya kepada gurunya mengenai,selain itu Dona sering latihan dengan cara menuliskannya kembali  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. Membuat artikel Kelas X berlangsung hingga kelas XII Dona sudah menuliskan artikel tersebut dalam huruf Braille untuk kemudian ia hafal. Setelah dicetak, ia meminta pengasuhnya untuk menyalinkan kedalam tulisan awas. heuristik means- ends Sebelum di cetak, Dona sudah menuliskan artikel tersebut dalam huruf Braille untuk kemudian ia hafal. Setelah dicetak, ia meminta pengasuhnya untuk menyalinkan kedalam tulisan awas. Semua tugas- tugas tersebut Dona kerjakan sebanyak tiga kali kerja hingga selesai. Pendekatan Analogi Tahapan:  Sebelum di cetak, Dona sudah menuliskan artikel tersebut dalam huruf Braille untuk kemudian ia hafal. Setelah dicetak, ia meminta pengasuhnya untuk menyalinkan kedalam tulisan awas. Semua tugas-tugas tersebut Dona kerjakan sebanyak tiga kali kerja hingga selesai.  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas.

4. Bahasa Inggris

Dalam Kelas X Kurangnya Kurangnya Pendekatan Analogi mengerjakan tugas-tugasnya berlangsung hingga kelas XI perbendaharaan kosakata dalam bahasa Inggris, selain itu juga kamus yang dimiliki Dona merupakan tulisan awas. Untuk mengatasi kendala tersebut, Dona harus meminta bantuan temannya untuk mencari arti kosakata tersebut. heuristik hill- climbing perbendaharaan kosakata dalam bahasa Inggris, selain itu juga kamus yang dimiliki Dona merupakan tulisan awas. Untuk mengatasi kendala tersebut, Dona harus meminta bantuan temannya untuk mencari arti kosakata tersebut. Selain itu, Dona juga mendengar nasehat gurunya untuk melakukan percakapan sederhana dan mendengar lagu bahasa Inggris untuk memudahkan dalam mengingat kosa kata dalam bahasa inggris Tahapan:  Kurangnya perbendaharaan kosa kata dalam bahasa Inggris, maka Dona membuat dialog atau percakapan sederhana dengan teman- temannya. Hal ini ia lakukan karena ia mengingat nasehat gurunya, bahwa jika ingin lancar dalam bahasa Inggris harus sering-sering melakukan percakapan dalam bahasa Inggris. Selian itu juga lebih memudahkan Dona dalam mengerti akan arti dari yang ia ucapkan. Selain membuat percakapan.  Dona sering mendengarkan lagu bahasa Inggris. Ia menulis lirik lagunya Membuat pidato Kelas X Dona membuat Dona membuat dalam bahasa Inggris berlangsung hingga kelas XII pidato dalam bahasa Indonesia, Dona mengarangnya sendiri kemudian diketikkan ke dalam google translate dan keluar hasilnya. Setelah itu Dona menuliskannya kembali ke Braille, karena komputernya bisa bicara. Komputer mengeluarkan suara secara perhuruf, setelah itu Dona menghafal pidato tersebut perkalimat biasanya sampe lima kali. heuristik means- ends pidato dalam bahasa Indonesia, Dona mengarangnya sendiri kemudian diketikkan ke dalam google translate dan keluar hasilnya. Setelah itu Dona menuliskannya kembali ke Braille, karena komputernya bisa bicara. Komputer mengeluarkan suara secara perhuruf, setelah itu Dona menghafal pidato tersebut perkalimat biasanya sampe lima kali. dan mencatat judul lagu bahasa Inggris yang ia sukai kemudian menghafalkannya dengan mencari arti kata tersebut di dalam kamus.  Memperbanyak kosa kata dengan cara mengingat kosa kata dalam bahasa Inggris adalah dengan menghafal 5 kosa kata dalam sehari dan menempelkannya ke pintu lemari pakaian Dona  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas. 5. Matematika Sulitnya dalam mengerjakan Kelas X berlangsung Dona hanya meminta bantuan Dona hanya meminta bantuan Pendekatan Analogi tugas matematika hingga kelas XII dengan teman sebangkunya dengan menyesuaikan jawaban dirinya dengan jawaban temannya tersebut. Hal ini dilakukan, karena menurutnya teman sebangkunya menguasai pelajaran matematika heuristik hill- climbing dengan teman sebangkunya dan meminta bantuan kakak-kakak seniornya yang juga tunanetra yang bersekolah di sekolah umum. Tahapan :  Dona hanya meminta bantuan dengan teman sebangkunya dan meminta bantuan kakak-kakak seniornya yang juga tunanetra yang bersekolah di sekolah umum. Selain itu, untuk memahami materi matematika adalah dengan lebih banyak bertanya dengan temannya dibandingkan dengan gurunya seperti menyesuaikan hasil kerja dengan contoh, karena gurunya sendiri mengakui bahwa tidak bisa mengajar siswa tunanetra  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas.

6. Geografi Guru sering

memberikan pertanyaan lisan secara tiba-tiba kepada siswanya dan harus langsung dijawab oleh siswanya Kelas X berlangsung hingga kelas XII Cara Dona adalah selalu mengahafal materi pelajaran yang akan dibahas di kelas pada malam hari sebelum materi pelajaran tersebut akan dibahas pada keesokan harinya heuristik hill- climbing Cara Dona adalah selalu mengahafal materi pelajaran yang akan dibahas di kelas pada malam hari sebelum materi pelajaran tersebut akan dibahas pada keesokan harinya Pendekatan Analogi Tahapan :  Cara Dona adalah selalu mengahafal materi pelajaran yang akan dibahas di kelas pada malam hari sebelum materi pelajaran tersebut akan dibahas pada keesokan harinya. Selain itu, Dona juga bertanya kepada guru IPS yang berada di Yapentra ketika pulang sekolah untuk berdiskusi. Setelah berdiskusi, biasanya Dona menuliskan hasil diskusi untuk di pelajari selanjutnya.  Setiap Dona menemukan masalah yang sama atau serupa akan cenderung menggunakan solusi yang sama seperti diatas.

7. Sosiologi Tugas-tugas

yang selalu berhubungan dengan media internet Kelas X berlangsung hingga kelas XII Mengerjakan tugas tersebut di asrama Setelah tugas yang dicari lewat internet selesai, maka Dona menyalinnya kedalam tulisan braille dan kemudian meminta pengasuhnya memindahkannya kedalam tulisan awas dengan cara mendiktekannya. heuristik hill- climbing Dona mengatasi hambatan tersebut dengan mengerjakan tugas tersebut di asrama yang kebetulan komputernya sudah di install untuk tunanetra. Setelah tugas yang dicari lewat internet selesai, maka Dona menyalinnya kedalam tulisan braille dan kemudian meminta pengasuhnya memindahkannya kedalam tulisan awas dengan cara mendiktekannya. Pendekatan Analogi Tahapan :  Dona mengatasi hambatan tersebut dengan mengerjakan tugas tersebut di asrama yang kebetulan komputernya sudah di install untuk tunanetra. Setelah tugas yang dicari lewat internet selesai, maka Dona menyalinnya kedalam tulisan braille dan kemudian meminta pengasuhnya memindahkannya kedalam tulisan awas dengan cara mendiktekannya.