BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur penting di dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana proses strategi pemecahan masalah yang
dilakukan oleh siswa tunanetra dalam hal akademis, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif memungkinkan
individu memfokuskan atensi dan mengungkapkan variasi pengalaman yang dijalaninya Patton dalam Poerwandari, 2009.
A. Pendekatan Kualitatif
Banyaknya perilaku manusia yang sulit dikuantifikasikan, yang penghayatannya terhadap berbagai pengalaman pribadi, menyebabkan mustahil
diukur dan dibakukan, apalagi dituangkan dalam satuan numerik. Berdasarkan pandangan yang dikemukakan sebelumnya, untuk menjawab permasalahan pada
penelitian ini peneliti mengambil pendekatan kualitatif karena strategi pemecahan masalah akademis ini bersifat respondentif dan merupakan suatu proses, sehingga
hanya dapat dilihat secara kualitatif melalui metode wawancara dan observasi sebagai alat pendukung. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif deskriptif karena mendeskripsiakan suatu populasi yang homogen, yaitu siswa tunanetra yang bersekolah di sekolah umum. Alasan lain peneliti
mengambil pendekatan kualitatif karena strategi pemecahan masalah setiap individu bergantung kepada kepribadian individu dan kapasitas intelektual,
sehingga proses strategi pemecahan masalah hanya dilihat melalui kacamata individu itu sendiri.
B. Responden Penelitian
Patton dalam Poerwandari, 2009 mengatakan bahwa perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif sangat jelas terlihat pada cara pengambilan
sampelresponden penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan teori atau berdasarkan konstrak operasional
theory-based operational construct sampling. Patton dalam Poerwandari, 2009 menjelaskan, penggunaan prosedur ini berdasarkan teori atau konstrak
operasional sesuai dengan studi-studi sebelumnya, atau sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar subjek benar-benar bersifat representatif artinya
dapat mewakili fenomena yang dipelajari. Responden dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa SMA Sekolah Menengah Atas
Siswa yang memiliki jenjang pendidikan menengah setelah lulus Sekolah Menengah Pertama atau sederajat yang ditempuh dalam
waktu 3 tahun, mulai dari kelas X sampai kelas XII. 2.
Penyandang tunanetra Tunanetra adalah seseorang yang memiliki indera penglihatan yang
tidak berfungsi sama sekali.
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah tiga orang. Peneliti mengambil responden sebanyak tiga orang karena kesulitan untuk mencari
responden. Pada penelitian ini jumlah responden terbatas. Peneliti juga melakukan pembatasan terhadap karakteristik responden, yaitu siswa Sekolah Menengah Atas
SMA yang bersekolah di sekolah umum, karena pada saat ini responden berusia remaja. Pada usia remaja, individu mulai berpikir lebih logis dan menyusun
rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi. Tipe pemecahan masalah ini diberi nama penalaran deduktif hipotestis. Penalaran
deduktif hipotetis adalah konsep operasional formal Piaget, yang menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis,
atau dugaan terbaik, serta mengenai cara memecahkan masalah. Kemudian mereka menarik kesimpulan secara sistematis, atau menyimpulkan, pola mana
yang diterapkan dalam memecahkan masalah Papalia, 2007. Selain itu, peneliti juga mengambil responden yang mengalami buta total pada usia kanak-kanak. Hal
ini dikarenakan sedikitnya pengalaman penglihatan yang dialami oleh responden, sehingga ketika remaja banyaknya pertimbangan dalam pengambilan keputusan
terhadap masalah yang mereka hadapi.
C. Metode Pengambilan Data