Penalaran Induktif Kemampuan Penalaran Matematika

Mathematics Education RME tidak bisa lepas dari Institut Fruedenthal yang berdiri tahun 1971 dibawah naungan Utretcht University, Belanda. Pendekatan matematika realistik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha mendekatkan siswa dengan matematika. Pendekatan matematika realistik berdasar pada pemikirian Hans Fruedenthal 1905-1990 yang menyatakan bahwa matematika adalah aktifitaskegiatan manusia dan harus dihubungkan dengan realitas. 10 Pada pendekatan matematika realistik pemberian masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari menjadi ciri pembelajaran. Hal ini bertujuan menekankan kepada siswa bahwa matematika tidak lepas dari kehidupan sehari- hari. Keberhasilan Belanda mengembangkan pendekatan matematika realistik dapat dilihat dari peringkat siswa-siswi Belanda pada hasil yang dilakukan TIMSS yang berada pada urutan atas dan cenderung konstan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Peringkat Siswa Belanda pada TIMMS untuk Matematika Grade 4 dan Grade 8 TIMSS 1995 TIMSS 1999 TIMSS 2003 TIMSS 2007 TIMSS 2011 GRADE 4 Tidak tersedia 5 6 9 12 GRADE 8 Tidak tersedia 7 7 Tidak tersedia Tidak tersedia

b. Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik

Terdapat tiga prinsip pendekatan matematika realistik yaitu: a reinvensi terbimbing dan matematisasi berkelanjutan guided reinvention and progressive mathematization, b fenomenologi didaktis didactical phenomenology, dan c dari informal ke formal from informal mathematics, model plays in bridging thr 10 Zulkardi, Realistic Mathematics Education: Teori, Contoh Pembelajaran dan Taman Belajar di Internet, Bandung: UPI Bandung, 4 April 2001, h.2. gap between informal knowledge and formal mathematics Gravemeijer, dalam Armanto, 2002, h.30-33. 11 Reinvensi terbimbing merupakan prinsip dimana dalam proses pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik, siswa dengan bimbingan orang dewasa yang dalam hal ini adalah guru belajar secara mandiri dengan menggali berbagai informasi yang berkaitan dengan materi ajar untuk menemukan kembali konsep progressive mathematization. Dalam menemukan kembali konsep terjadi proses matematisasi, yakni proses dimana siswa diberikan kesempatan menemukan konsep dengan cara mereka sendiri. Matematisasi terdiri dari matematisasi horizontal dilanjutkan dengan matematisasi vertikal. Proses matematisasi tersebut menggunakan model of model of situation dimana proses ini masih berbentuk pengetahuan informal siswa yang kemudian dengan bimbingan dan pengarahan guru dikembangkan dan disempurnakan sendiri oleh siswa menjadi bentuk pengetahuan matematika formal dalam bentuk model for. De Lange 1987 mengistilahkan matematika informal sebagai horizontal mathematization sedangkan matematika formal sebagai vertical mathematization. 12 Berikut ini beberapa aktivitas dalam proses matematisasi baik proses matematisasi horizontal, maupun matematisasi vertikal: 13 Matematisasi horizontal antara lain: a. Pengidentifikasian matematika khusus dalam konteks umum b. Penskemaan c. Perumusan dan pemvisualan masalah dalam cara yang berbeda d. Penemuan relasi hubungan e. Pengenalan aspek isomorfic dalam masalah-masalah yang berbeda f. Pentransferan real world problem ke dalam mathematical problem g. Pentransferan real world problem ke dalam suatu model matematika yang diketahui. 11 Marpaung, Karakteristik PMRI, tersedia di: www.p4mriusd.blogspot.com. diakses pada 14 Oktober pukul 21.15 , h.3. 12 Turmudi, Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika dan Beberapa Contoh Real di Tingkat Mikro, Bandung: UPI Bandung, 4 April 2001, h.2. 13 Ibid., h.1.

Dokumen yang terkait

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 25 307

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA DI KELAS VII MTS KHADIJAH TANJUNG MORAWA T.A 2015/2016.

0 5 25

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN.

0 2 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP KARYA BUNDA.

2 10 36

PENERAPAN METODE PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN Penerapan Metode Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran dalam Pemecahan Soal Matematika(PTK Pembelajaran Matematika SMK Negeri

0 0 16

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS KELAS V PADA MATERI BANGUN DATAR (Penelitian Eksperimen di Kelas V Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang).

0 1 34