a. Transduktif : menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang satu
diterapkan pada yang kasus khusus lainnya. b.
Analogy: penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses. c.
Generalisasi: penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati.
d. Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan
e. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang
ada. f.
Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan menyusun konjektur.
b. Penalaran Deduktif
Deduktif artinya penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum ke keadaan yang khusus. Jadi, penalaran deduktif merupakan proses berpikir dengan
menarik kesimpulan dari pengtahuan yang umum ke pengetahuan yang lebih khusus. Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang
disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama. Beberapa kegiatan yang tergolong pada
penalaran deduktif diantaranya adalah:
8
a. Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.
b. Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa validitas
argumen, membuktikan, dan menyusun argument yang valid. c.
Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tidak langsung dan pembuktian dengan induksi matematika.
Kemampuan penalaran adalah tujuan dari pembelajaran matematika, sehingga indikator siswa memiliki kemampuan penalaran dan komunikasi
dijabarkan dalam
Peraturan Dirjen
Dikdasmen Depdiknas
Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004, yaitu:
9
1 Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram
2 Mengajukan dugaan,
8
Ibid, h. 14.
9
Fajar shadiq, op cit, h.14.
3 Melakukan manipulasi matematika,
4 Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan, atau bukti terhadap
kebenaran solusi, 5
Menarik kesimpulan dari pernyataan, 6
Memeriksa kesahihan suatu argumen, 7
Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisai. Berdasarkan penjabaran diatas, dalam penelitian ini kemampuan penalaran
yang akan diukur adalah kemampuan penalaran secara umumkeseluruhan, yakni kemampuan untuk memberikan alasan atas kebenaran solusi dari masalah yang
diberikan, dengan cara: 1
Menyusun bukti. 2
Menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar. 3
Melakukan manipulasi matematika, dan 4
Memeriksa kesahihan suatu argumen. Penelitian ini dilakukan pada materi kesebangunan dan kekongruenan.
Soal dengan indikator menyusun bukti, yaitu dengan membuktikan segitiga- segitiga sebangun dan kongruen berdasarkan teorema-teorema yang telah siswa
dapatkan pada jenjang sebelumnya, sedangkan soal dengan indikator menyajikan pernyataan matematik secara tertulis dan gambar mengukur kemampuan siswa
dalam memahami gambar-gambar segitiga sebangun dan kongruen. Indikator manipulasi matematika disajikan untuk melatih kemampuan siswa dalam
mengkonversi satuan serta melatih kemampuan dalam melakukan operasi matetika. Sedangkan indikator memeriksa kesahihan suatu argumen dilatihkan
kepada siswa agar siswa mampu menganalisis setiap argument yang diberikan secara sistematis dan logis.
2. Pendekatan Matematika Realistik
a. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik
Sebagai bangsa yang menghargai sejarah, berbicara mengenai pendekatan matematika realistik pun harus kita telusuri dari sejarah perkembangannya.
pendekatan matematika realistik atau dalam bahasa Ingrisnya disebut Realistic