Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik

3. Guru memberi kesempatan pada siswa menyelesaikan masalah dengan cara sendiri 4. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan 5. Siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok kecil atau besar 6. Pembelajaran tidak selalu di kelas bisa di luar kelas, duduk di lantai, pergi ke luar sekolah untuk mengamati atau mengumpulkan data 7. Guru mendorong terjadinya interaksi dan negosiasi, baik antara siswa dan siswa, juga antara siswa dan guru. 8. Siswa bebas memilih modus representasi yang sesuai dengan struktur kognitifnya sewaktu menyelesaikan suatu masalah Menggunakan model. 9. Guru bertindak sebagai fasilitator Tutwuri Handayani. 10. Kalau siswa membuat kesalahan dalam menyelesaikan masalah jangan dimarahi tetapi dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan dan usaha mereka hendaknya dihargai. 14 Berdasarkan karakteristik pendekatan matematika realistik tersebut, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan aktivitas pembelajaran bercirikan pendekatan matematika realistik yang sesuai dengan kondisi kelas dan materi yang dipelajari. Tabel 2.2 Aktivitas Belajar Siswa dengan Pendekatan PMR Aktvitas Guru Siswa Memberikan masalah kontekstual. Menyelesaikan masalah kontekstual, baik secara mandiri atau berkelompok disesuaikan. Mengajak siswa memilih strategi yang paling efektif untuk menyelesaikan permasalahan. Memilih strategi yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah. Mengarahkan siswa agar menyelesaikan masalah dengan cara dan pengalaman mereka sendiri. Menyelesaikan masalah dengan cara dan pengalaman mereka sendiri. Memberikan scaffolding kepada siswa beberapa siswa mempresentasikan 14 Marpaung, op.cit., h.3. yang memerlukan, serta menugaskan beberapa siswa mempresentasikan jawabannya di muka kelas. jawabannya di muka kelas. Mengenalkan istilah konsep berdasarkan pengalaman siswa beajar. Merumuskan bentuk matematika informal sesuai pengalaman siswa ke bentuk matematika formal. Memberikan permasalahan yag harus dikerjakan yang jawabannya sesuai dengan matematika formal. Menyelesaikan masalah sesuai dengan matematika formal.

3. Bahan Ajar

Bahan ajar yang dalam Bahasa Inggrisnya disebut teaching-material, terdiri atas dua kata, yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA, mengajar diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif. Paul S. Ache berpendapat bahwa material adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan rujukan dalam belajar. 15 Menurut Widodo bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara megevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub kompetensi dengan segala kompleksitasnya. 16 Sedangkan Sudrajat menjelaskan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik secar tertulis maupun tidak sehingga terciptanya lingkungansuasana yang memungkinkan siswa untuk belajar, menampilkan kompetensi utuh yang harus dicapai siswa. 17 Sementara Winkel mendefinisikan bahan ajar sebagai materi pelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan intruksional yang banyak jenisnya seperti naskah, persoalan, gambar, atau isi audio kaset. Juknis Pengembangan Bahan Ajar mendefinisikan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara 15 Panduan pengembangan bahan ajar Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Depdiknas, 2008 h. 6 16 Kasina Ahmad dan Ika Lestari. „‟Pengembangan Bahan Ajar Perkembangan Anak Usia SD Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa‟‟, Perspektif Ilmu Pendidikan Vol. 22 Th. XIII Oktober 2010 Jakarta: UNJ, 2010, h.184. 17 Ibid., h. 184. sistematis yang digunakan untuk membantu guruinstruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar. 18 Dalam Pedoman Pengembangan Bahan Ajar, bahan ajar jua didefinisikan sebagai semua bahan yang digunakan untuk mendukung proses belajar. 19 Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisi materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara megevaluasi, didesain secara sistematis dan menarik yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari kesimpulan yang telah diramu, dapat dilihat bahwa bahan ajar sacara garis besar memiliki fungsi baik bagi guru maupun bagi siswa. Fungsi bahan ajar bagi guru adalah mengarahkan aktivitas pembelajaran dan wadah dalam menuangkan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Sedangkan bagi siswa, bahan ajar berfungsi sebagai pedoman dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Pada Panduan Pengembangan Bahan Ajar Diknas dijelaskan bahwa fungsi bahan ajar adalah sebagai berikut: 20 a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkandilatihkan kepada siswanya. b. Pedoman bagi siswa yang dapat mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang harus dipelajaridikuasai siswa, dan c. Alat evaluasi pencapaian penguasaan hasil pembelajaran. 18 Juknis Pengembangan Bahan Ajar Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Kemendiknas, 2010, h.27. 19 Panduan pengembangan bahan ajar, op.cit., h. 5. 20 Ibid., h. 6. Sedangkan Bentuk-bentuk bahan ajar adalah sebagai berikut: 21 a. Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kegiatan siswa, brosur, leaflet, wallchart. b. Audio visual seperti: videofilm, VCD. c. Audioseperti: radio, kaset, CD audio, PH. d. Visual seperti: foto, gambar, model. e. Multimedia seperti CD interaktif, computer based, internet. Untuk membuat sebuah bahan ajar, diperlukan pertimbangan yang cukup. Selain berpedoman pada tujuan pembelajaran matematika, bahan ajar juga harus disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai peserta didik. Karakteristik yang dimaksud adalah tingkat kemampuan kognitif siswa serta lingkungan belajarnya. Sebelum dilakukan penyusunan bahan ajar, terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan bahan ajar. Analisis kebutuhan bahan ajar dilakukan agar peneliti dapat menentukan jenis bahan ajar yang akan dipakai dalam pembelajaran. Analisis kebutuhan bahan ajar ini diturunkan dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ada. Adapun tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran matematika yang dijelaskan dalam KTSP, yang salah satunya adalah mengembangkan kemapuan bernalar siswa. Mengenai bagaimana bentuk penalaran yang akan dikembangkan, terjabar dalam indikator-indikator kemampuan yang hendak diukur. Berikut ini adalah analisis kebutuhan bahan ajar sebelum peneliti menyusun bahan ajar: 21 Ibid., h. 7. Tabel 2.3 Analisis Kebutuhan Bahan Ajar yang Digunakan

Dokumen yang terkait

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 25 307

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA DI KELAS VII MTS KHADIJAH TANJUNG MORAWA T.A 2015/2016.

0 5 25

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN.

0 2 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP KARYA BUNDA.

2 10 36

PENERAPAN METODE PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN Penerapan Metode Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran dalam Pemecahan Soal Matematika(PTK Pembelajaran Matematika SMK Negeri

0 0 16

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS KELAS V PADA MATERI BANGUN DATAR (Penelitian Eksperimen di Kelas V Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang).

0 1 34