Analisis Data kuantitatif Teknik Analisis Data

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MTs SA Raudhatut Tauhid kelas IX-B, pada semester ganjil tahun pelajaran 20132014. Penelitian dimulai tanggal 8 Oktober sampai 15 November 2013. Data-data saat penelitian dikumpulkan kemudian dianalisis agar diperoleh hasil penelitian berupa kesimpulan yang diinterpretasikan dalam bentuk angka maupun deskripsi sebagai gambaran penelitian yang sudah dilakukan, juga sebagai bahan koreksi pada penelitian berikutnya.

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah kelas IX-B MTs SA Raudhatut Tauhid seabanyak 33 orang putri. Alasan pemilihan subjek penelitian adalah berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika, Bapak Hendriawan, S.Pd. Menurutnya, kelas IX putri lebih susah dikendalikan dan memiliki kemampuan matematika lebih rendah daripada kelas putra. Beliau bermaksud, dengan adanya peneliti dengan menggunakan bahan ajar yang baru, akan lebih tertarik untuk belajar dan dapat meningkatkan kemampuan matematika.

2. Pelaksanaan Penelitian Pendahuluan

Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dimulai dengan melakukan observasi awal di MTs SA Raudhatut Tauhid. Observasi dilakukan peneliti selama dua kali yaitu tanggal 13 Juli 2013 dan 22 Juli 2013. Pada hari Senin, 13 Juli 2013 peneliti menemui wakil bidang kurikulum untuk meminta izin penelitian. Penelitian dilaksanakan pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan. Pada hari Senin, 22 Juli 2013 peneliti kembali menemui wakil bidang kurikulum atau guru bidang studi matematika kelas IX untuk meminta silabus sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan proses penelitian, mencatat kalender pendidikan yang berlaku di sekolah tersebut, dan menentukan kelas penelitian. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matemataika untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran yang biasa di lakukan dan bahan ajar yang digunakan, serta kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika di kelas tersebut. Kemudian pada hari Jumat, 4 Oktober 2013 peneliti memberikan soal tes awal kemampuan penalaran matematik siswa pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung yang telah diajarkan kepada siswa. Selain itu peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa siswa perihal pembelajaran matematika yang selama ini mereka jalani. Ada pun hasil pengamatan dari penelitian pendahuluan diantaranya adalah: a. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan adalah metode ceramah dan latihan. Jika dilakukan diskusi kelompok atau latihan soal secara berkelompok yang mengerjakan hanya beberapa orang saja. b. Respon siswa dalam proses pembelajaran biasa-biasa saja, tidak aktif mengemukakan pendapat. c. Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah LKS yang disediakan oleh sekolah dan dibeli dari pihak luar. Adapun buku paket hanya guru yang memiliki, sehingga 90 pembelajaran bersumber dari LKS tersebut. d. Bahan ajar yang digunakan kurang mengasah kemampuan penalaran matematik siswa. Peneliti mengambil materi Kesebangunan dan Kekongruenan sebagai materi untuk penelitian. Pendapat guru mengenai materi tersebut adalah termasuk materi yang di anggap sulit oleh siswa. Kesulitan yang dialami sebagian besar siswa adalah membuktikan segitiga sebangun dan kongruen karena harus menggunakan nalar yang logis, dan sangat cocok untuk mengembangkan kemampuan penalaran matematik siswa. Selama proses pembelajaran disepakati bahwa guru matematika kelas IX bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan peneliti mengajarkan matematika kepada siswa di kelas penelitian materi Kesebangunan dan Kekongruenan. Dari hasil tes awal kemampuan penalaran matematik siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung diperoleh skor rata-rata kelas sebesar 16,18 dengan nilai tertinggi yang diperoleh 43 dan nilai terendah 3. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti berkonsultasi dengan guru bidang studi matematika mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun sebelumnya agar disesuaikan dengan kondisi kelas yang ada. Kemudian peneliti mensosialisasikan kepada siswa di kelas penelitian tentang pembelajaran yang akan.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting karena hasil dari tindakan pembelajaran siklus I akan dijadikan refleksi untuk pembelajaran selanjutnya. Pada tindakan pembelajaran siklus I sub pokok bahasan yang disampaikan yaitu mengenai foto dan model berskala, bangun datar yang sebangun, menentukan panjang salah satu sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar yang sebangun, sifat-sifat segitiga sebangun, dan garis sejajar dalam segitiga. Siklus I dilaksanakan selama 6 kali pertemuan dengan 5 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus terhitung dari tanggal 8 Oktober 2013 sampai 29 Oktober 2013. Setiap pertemuan belangsung selama 40 menit. Berikut ini adalah rincian kegiatan penelitian:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus I ini adalah menyusun perangkat pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, menyusun bahan ajar, soal tes siklus I kemampuan penalaran matematik siswa yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda beralasan, jurnal siswa, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar catatan lapangan, dan alat dokumentasi. Sebelum penelitian dilaksanakan, bahan ajar untuk siklus I terlebih dahulu divalidasi oleh pakar, yaitu seorang guru matematika kelas IX, dua dosen pembembing skripsi, dan dua dosen dari Jurusan Pendidikan Matematika hasil validasi terlampir.

b. Tahap Pelaksanaan

1 Pertemuan pertama foto dan model berskala Pada pertemuan pertama, Selasa, 8 Oktober 2013 saat memasuki kelas peneliti mendapati siswa sangat tidak antusias dalam belajar dikarenakan kondisi kesehatan mereka yang kurang baik. Hampir 80 siswa kelelahan setelah sehari sebelumnya mengikuti acara yang diselenggarakan pihak pondok pesantren. Setelah mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, peneliti memulai pembelajaran dengan membacakan petunjuk belajar pada bahan ajar yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran yang akan dilaksanakan serta pentingnya mempelajari materi perbandingan, dan memberikan apersepsi tentang materi perbandingan yang telah dipelajari di kelas VII. Setelah kegiatan pendahuluan, sebagai langkah awal dalam pendekatan matematika realistik, peneliti mengarahkan siswa untuk mulai menyelesaikan masalah yang terangkum dalam kegiatan I sebagai proses matematika horizontal. Pada pokok bahasan foto dan model berskala, peneliti menyajikan gambar sebuah peta wilayah kecamatan. Alasan disajikannya gambar peta karena siswa sejak di Sekolah Dasar sudah belajar tentang peta dan skala, sehingga jika disajikan gambar peta siswa sudah tidak asing lagi. Kegiatan I diselesaikan dengan cara berdiskusi bersama teman kelompoknya. Kegiatan I diharapkan selesai dalam waktu 15 menit, dan 5 menit selanjutnya perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah menunggu respon kurang lebih 2 menit, peneliti melihat bahwa siswa mengalami kebingungan dalam menyelesaikan tugasnya. Setelah berkeliling memeriksa bahan ajar yang ada di tangan siswa apakah sudah mulai ada yang memahaminya atau belum, ternyata lembar jawaban siswa masih bersih, belum ada yang mulai mencoba mencari penyelesaiannya. Akhirnya peneliti menanyakan kesulitan apa yang mereka temukan yang menyebabkan mereka tidak mencoba mecari tahu jawabannya. Ibu sudah memberi instruksi untuk mencoba menyelesaikan kegiatan I, tapi kok Ibu cek gak ada satupun yang mengerjakan, ya? Ada apa? Kurang jelas perintahnya, atau bagaimana? Seorang siswa menjawab: Bu, kita bingung mau ngapain, mau nulis tapi nulis apa. Gak tau

Dokumen yang terkait

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 25 307

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA DI KELAS VII MTS KHADIJAH TANJUNG MORAWA T.A 2015/2016.

0 5 25

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN.

0 2 21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP KARYA BUNDA.

2 10 36

PENERAPAN METODE PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PENALARAN Penerapan Metode Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran dalam Pemecahan Soal Matematika(PTK Pembelajaran Matematika SMK Negeri

0 0 16

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS KELAS V PADA MATERI BANGUN DATAR (Penelitian Eksperimen di Kelas V Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang).

0 1 34