Atmosfer Sensor SISTEM PENGINDERAAN JAUH

84 1 Sensor fotografik Proses perekamannya berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto. Apabila pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya, fotonya disebut foto udara. Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa atau menggunakan satelit, fotonya disebut citra satelit atau foto satelit. 2 Sensor elektronik Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses menjadi data visual maupun data digital yang siap dikomputerkan. Pemrosesan agar menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a dengan memotret data yang direkam menggunakan pita magnetik yang diwujudkan secara visual pada layar monitor; b dengan memotret data menggunakan film perekam khusus. Hasilnya berupa foto dengan film sebagai alat perekamnya, tapi film di sini hanya berfungsi sebagai alat perekam saja, sehingga hasilnya disebut citra penginderaan jauh. Tabel 3.2 Spektrum dan Sistem Sensor Spektrum dan Sistem Sensor Panjang Gelombang ìm Kemampuan Menghadapi Kendala Cuaca Saat Penginderaan Ultraviolet = optical mechanical scanner = image ortichon = kamera dengan film inframerah 0,01 - 0,4 – Siang Tampak = kamera konvensional = multispectral scanner = vidicon 0,4 - 0,7 Kabut tipis Siang, kecuali digunakan penyinaran aktif Inframerah pantulan = kamera konvensional dengan film inframerah = solid state detector = radiometer 0,7 – 1,5 Campuran asap dan kabut Siang 85 Tabel 3.3 Wahana, sensor, dan detektor

4. Wahana

Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran atau tempat pemantauannya, wahana di angkasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1 Pesawat terbang rendah sampai medium Low to medium altitude aircraft, dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra foto foto udara. 2 Pesawat terbang tinggi high altitude aircraft, dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanners data. 3 Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra satelit. Inframerah thermal = solid state detector dalam scanner dan detector = quantum detector 3,5 – 30,0 Kabut tipis, asap Siang – Malam Gelombang mikro = scanner dan radiometer = antenna dan sircuit 10 3 – 10 6 Kabut tipis, asap Kabutawan Siang – Malam Radar = scanner dan radiometer = antenna dan sircuit 8,3 – 10 3 1,3 – 10 6 Kabut tipis, asap Awan hujan Siang – Malam No Wahana Sensor Detektor 1 Fotografik Balon udara, Kamera Film pesawat udara 2 Thermal Pesawat udara Scanner Pita magnetik 3 Gelombang mikro Pesawat udara, satelit Scanner Pita magnetik dan radar 4 Satelit Satelit Scanner Pita magnetik Sistem Penginderaan Jauh 86

5. Perolehan data

Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan interpretasi secara visual. Selain itu, dapat pula dengan cara numerik atau digital yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara numerik. Interpretasi citra Di dalam penginderaan jauh, interpretasi citra merupakan langkah yang harus dilakukan agar kita mendapatkan informasi dari citra untuk dimanfaatkan. Menurut Este dan Simonett 1975, interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi, di dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan: deteksi, identifikasi, dan analisis. 1 Deteksi Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu objek. Misalnya, objek berupa savana. 2 Identifikasi Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar pada citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor dengan menggunakan alat stereoskop. Ada tiga ciri utama yang dapat dikenali, yaitu ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal. a Ciri spektral , merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra. Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain: 1 Karakteristik objek permukaan kasar atau halus. 2 Bahan yang digunakan jenis film yang digunakan. 3 Pemrosesan emulsi diproses dengan hasil redup, setengah redup, dan gelap. 4 Keadaan cuaca cerah atau mendung. 5 Letak objek pada lintang rendah atau tinggi. 6 Waktu pemotretan penyinaran pada bulan Juni atau Desember. b Ciri spasial, merupakan ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi: