Tanda arah atau tanda orientasi Peta inset peta sisipan

9 fenomena yang terdapat pada suatu wilayah, dipergunakan lambang tertentu yang memiliki makna dan mudah dipahami oleh banyak orang pengguna peta. Lambang tersebut dinamakan simbol peta. Penggunaan simbol-simbol pada peta bersifat konvensional, artinya; sesuai dengan kelaziman umum atau dapat dimengerti secara umum. Pemakaian simbol berlaku menurut skala peta. Pada peta tematik yang bertujuan untuk menampilkan fenomena tertentu maka pemakaian simbol akan menonjolkan bagian tertentu tersebut. Misalnya pada peta jalan maka simbol jalan digambar lebih hitam atau lebih tebal daripada biasanya. Simbol yang dapat ditemukan pada sebuah peta, secara garis besar dapat kita golongkan menjadi empat jenis, yakni: simbol warna, simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah. Adapun wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan atas wujud piktorial, geometrik, dan huruf. Sebelum kita membahas jenis-jenis simbol peta, simaklah gambar 1.6 di bawah ini. Gambar 1.6 Peta Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Sumber: Atlas Indonesia

a. Simbol warna

Penggunaan simbol warna untuk kenampakan geografis pada peta memiliki makna tertentu. Misalnya, penggunaan warna hijau pada peta rupa bumi berbeda 10 maknanya jika digunakan pada peta iklim. Berikut ini dijelaskan secara singkat penggunaan warna pada peta: 1 Kenampakan hipsografi atau relief muka bumi, menggunakan warna dasar coklat, dari coklat muda sampai coklat tua. Makin tua warna coklat makin tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut. Lihat pada contoh peta di atas, warna coklat tua digunakan untuk daerah pegunungan. 2 Kenampakan hidrografi atau wilayah perairan sungai, danau, laut, menggunakan warna dasar biru, dari biru muda hampir putih sampai biru tua kehitaman. Makin tua warna biru makin dalam letak suatu tempat dari permukaan air laut. Perhatikan contoh peta, warna biru muda digunakan untuk laut dangkal dan warna biru tua untuk laut dalam. 3 Kenampakan vegetasi hutan, perkebunan, menggunakan warna dasar hijau. Warna hijau juga digunakan untuk menggambarkan wilayah dataran rendah. 4 Kenampakan hasil budaya manusia misal; jalan, kota, pemukiman, batas wilayah, pelabuhan udara, menggunakan warna merah dan hitam. Jalan raya dan kota biasanya digambarkan dengan simbol berwarna merah. Jalan kereta api, batas wilayah dan pemukiman, biasanya digambarkan dengan simbol berwarna hitam. 5 Warna putih pada peta juga digunakan untuk menggambarkan kenampakan es di permukaan bumi, misalnya es di kutub utara dan selatan pada Peta Dunia. Penggunaan simbol warna pada peta akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi, penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum. Contohnya: untuk laut atau danau digunakan warna biru; untuk temperatur suhu digunakan warna merah atau coklat; untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau; daerah pegunungan tinggidataran tinggi 2000 - 3000 meter digunakan warna coklat tua; Untuk dataran rendah pantai ketinggian 0 – 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau.

b. Simbol titik

Pada peta umum, simbol titik biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat kualitas kenampakan geografis yang mengutamakan aspek letak. Kenampakan-kenampakan tersebut misalnya; gunung api, kota, danau, pelabuhan udara, dan lain-lain. Pada peta khusus tematik, penggunaan simbol titik dapat menggambarkan nilai kuantitas persebaran kenampakan geografis. Misalnya, pada peta persebaran penduduk. Besar-kecilnya dan kerapatan simbol titik pada peta tersebut dapat menggambarkan kepadatan penduduk di suatu wilayah. 11 Gambar 1.7 Penggunaan simbol titik untuk pemetaan sebaran jumlah penduduk di Sumatera Sumber: AtlasIndonesia - IPS, 2000 Simbol titik pada peta dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni: simbol piktorial dan simbol geometrik. 1 Simbol piktorial adalah simbol yang menggambarkan kenampakan geografis, khususnya kenampakan budaya buatan manusia yang mirip dengan keadaan sebenarnya. Misalnya dipergunakan untuk menggambarkan pelabuhan laut gambar jangkar, pelabuhan udara gambar pesawat terbang, mesjid gambar bulan bintang, rel kereta api, taman, dan lain-lain. Gambar 1.8 Contoh simbol piktorial Sumber: Koleksi penulis, 2006 2 Simbol geometrik adalah simbol yang menggunakan gambar-gambar bangun geometrik pada peta, seperti lingkaran, segitiga, persegi panjang, atau gabungannya. = = = = = = = Rel keretaapi Pom bensin Rumah sakit Kantor pemadam kebakaran Taman Stadion olahraga Danau 12 Gambar 1.9 Contoh simbol geometrik Sumber: Koleksi penulis, 2006

c. Simbol huruf

Simbol huruf dipergunakan bersama-sama dengan simbol lain dan sifatnya melengkapi. Simbol huruf, biasanya menggunakan huruf awal atau inisial dari kata yang akan ditampilkan, bahkan terkadang menggunakan angka. Gambar 1.10 Contoh simbol huruf Sumber: Koleksi penulis, 2006

d. Simbol garis

Pada peta umum, simbol garis dipergunakan untuk menggambarkan sifat kualitas kenampakan geografis yang bentuknya memanjang, seperti; sungai, garis pantai, jalan raya, jalan kereta api, dan batas wilayah. Gambar 1.11 Contoh simbol garis Sumber: Koleksi penulis, 2006 Pada peta tematik, simbol garis digunakan pula untuk menggambarkan kuantitas jumlah suatu kenampakan atau gejala geografis. Pada simbol garis, ada yang diberi angka untuk menunjukkan nilai tertentu, misalnya pada garis kontur untuk menunjukkan ketinggian. Simbol garis yang digunakan untuk menyatakan kuantitas, dikenal dengan istilah isolines. Isolines adalah garis- garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kesamaan dalam gejala geografis yang ditonjolkannya. Ada pula yang dinamakan Isopleth, = Ibukota provinsi = gunung = mercusuar = kota kecilkecamatan H S P T = Hotel = Pemukiman = Sekolah = Tegalan sungai jalan raya utama jalan raya batas kabupaten 13 yaitu garis-garis di peta yang menghubungkan tempat dengan nilai distribusi yang sama. Isopleth dapat berupa sebagai berikut: 1 Isohipse , yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama dari permukaan laut. 2 Isobar , yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama. 3 Isotherm, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki suhu udara yang sama. 4 Isohyet, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama. 5 Isoseista, yaitu garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki kerusakan fisik yang sama akibat gempa bumi.

d. Simbol wilayah

Simbol wilayah disebut juga simbol bidang atau simbol area. Simbol ini dipergunakan untuk menggambarkan kenampakan geografis berbentuk area, seperti: kawasan pemukiman, areal persawahan, areal perkebunan, pulau, benua, dan lain-lain. Gambar 1.12 Contoh simbol wilayah Sumber: Koleksi penulis, 2006

6. Peta inset peta sisipan

Peta inset merupakan peta yang disisipkan karena wilayah yang digambar merupakan bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada wilayah yang digambarkan.

7. Sumber dan tahun pembuatan peta

Bila kamu membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar benar absah dipercayaakurat, dan bukan data fiktif atau hasil rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data atau informasi tersebut. Selain sumber, perhatikan juga = persawahan = daerah batu kapur = daerah batu pasir 14 tahun pembuatannya. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama. Selain komponen-komponen di atas, satu hal yang penting dari peta adalah toponim. Toponim merupakan penamaan objek geografi di permukaan bumi. Setiap objek di permukaan bumi memiliki sejarah dan cerita. Oleh karena itu, penamaan objek tersebut harus menggunakan bahasa daerah setempat atau lokal. Dari nama objek atau gejala tersebut akan memudahkan menelusuri sejarah dan cerita dari kejadian dari objek atau gejala tersebut, seperti Gunung Tangkuban Parahu. Nama Tangkuban Parahu kita sudah mengenal bahasanya dan akan mudah mencari cerita terjadinya Tangkuban Parahu. Dari uraian materi tadi dapat disimpulkan bahwa semua yang ada pada peta dinamakan komponen-komponen kelengkapan peta, yang sangat penting bagi kamu untuk mengenal dan membaca peta.

B. PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN

Pada prinsipnya, peta merupakan gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang diperkecil pada sebuah bidang datar atau diproyeksikan dalam dua dimensi dengan metode dan perbandingan tertentu atau skala. Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan bentuk wilayah beserta kenampakan fenomena alam dan budaya. Berikut ini dijelaskan tahapan-tahapan dalam pembuatan sebuah peta. Di dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Adapun yang dimaksud pembuatan peta dalam hal ini bukan dalam pengertian pemetaan wilayah. Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah: 1. menentukan daerah yang akan kamu petakan; 2. membuat peta dasar base map yaitu peta yang belum diberi simbol; 3. mencari dan mengklasifikasikan menggolongkan data sesuai dengan kebutuhan; 4. membuat simbol-simbol yang mewakili data; 5. menempatkan simbol pada peta dasar; 6. membuat legenda keterangan, dan 7. melengkapi peta dengan tulisan lettering secara baik dan benar.

1. Tata cara penulisan pada peta

Untuk membuat tulisan lettering pada peta ada kesepakatan di antara para ahli kartografer yaitu sebagai berikut: