16
di bandingkan dengan pengajaran langsung dari guru bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah
tercapai oleh siswa. c Penilaian yang diberikan dalam model pembelajaran kooperatif didasarkan
kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapakan adalah prestasi setiap individu
siswa. d Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau beberapa kali
penerapan strategi ini. e Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan secara individual. Oleh karena itu,
idealnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk
mencapai kedua hal itu dalam model pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
16
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi mereka yang belajar dan mengajar. Pertanyaan yang selalu dikemukakan ialah: bagaimanakah
memotivasi seseorang agar mempelajari apa yang harus dipelajarinya? Dalam kehidupan sehari-sehari dijumpai orang dengan penuh antusias dan ketekunan
melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedang di pihak lain ada yang tidak bergairah dan bermalas-malas. Kenyataan tersebut tentu mempunyai sebab-sebab
yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentingan motivasi belajar.
17
16
Wina, Op. Cit., h.249
17
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 139
17
Dalam psikologi istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Silverstone menganggap motif ini merupakan tahap awal dari proses motivasi,
karena itu W.S. winkell menanamkan motif ini baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi kesiapsiagaan saja.
18
Sebab motif-motif itu tidak selamanya aktif. Motif-motif ini hanya aktif pada saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern kesiapsiagaan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif.
19
Oleh karena itu, motif-motif menjadi aktif pada saat tertentu saja,
dan bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.
Mc. Donald mengatakan bahwa, Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.